Nathelis 's pov
Kami duduk saling bersebrangan ,dengan nasi goreng buatan kami, kami ? Sudahlah, setelah sampai dijakarta aku akan memeriksakan diri ke psikiater, mungkin aku sudah gila
" mm ini enak," ucapku menilai, lalu nathan hanya tersenyum dan menyuapkan sendok lagi ke dalam mulutnya
Dih so cool banget si!
Aku hanya bisa menggoyang goyangkan kakiku, karena entahlah aku merasa canggung berhadapa dengannya
" sudah berapa lama tinggal disini ?"
" dari kecil " ucapku singkat
" ayahmu,,bercerai sejak kapan?"
" saat umurku 15 tahun "
Ku lirik dia, ekspresinya masih tenang, apa dia dendam karena ayah tidak menyetujui hubangan kita, tapi kan kita memang tidak memiliki hubungan apapun,
" kau pernah dijodohkan ?"
Kenapa dia bertanya seperti itu ?
" rasanya tidak enak, sungguh, beruntung sekali orang orang yang bisa memilih hidupnya sendiri "Ada apa dengannya ?
" nath, apa aku menerima saja yah perjodohan ini "
Mataku langsung menatap matanya tajam
" sepertinya ini tidak akan berhasil. Ayahmu tahu hubungan kita yang sebenarnya"
Aku masih diam, entah syock atau sedih
" ayahmu itu sahabat ayahku, dia pasti akan memberitahukan hal ini padanya, aku tidak mau kau terseret dalam masalah ini "
Ayahku sahabat ayahnya ? Jadi dia kenal ayahku ?
" kau mengenal ayahku?"
" iyah "
Badanku gemetar, tanganku mengepal untuk menutupi getaran yang terjadi di tubuhku" kenapa kau menutupinya ?"
Ini dia, bom waktu yang sejak tadi dia simpan." menutupi apa ?"
" identitasmu, jelas jelas kau adalah putri keraton, kenapa kau menyembunyikan identitasmu dimata public "" ayah dan ibuku bercerai, jadi aku bukanlah putri keraton lagi "
" tapi kau tetap anak dari om yudha, keponakan sultan, benarkan ?"
Ku tutup rapat rapat mulutku,ku gigit bibit bawahku, kenapa dia mengetahuinya secepat ini
Hening..
Masih hening.." ayahku bercerai dengan ibuku karena aku "
Bodoh! Jika begini aku tidak bisa mundur" karenamu ?"
" iyah, karenaku yang tidak bisa menepati janjiku kepada keluargaku "" janji apa ?"
" ah sudahlah, itu bukan urusanmu, sini piringnya, biar ku cucikan"
Aku mengambil piring nathan dengan gemetar tapi aku harus berusaha sebaik mungkin untuk menutupinya, aku tidak mau masalalu ku di ketahui oleh banyak orang, terlebih diketahui olehnyaKu taruh piring itu, di tempat pencucian piring, saat keran kunyalakan, sebuah tangan mematikannya
" jangan dicucikan, biar aku saja,"
Dia menyingkirkan tubuhku" aku saja, yaahh anggap saja tanda terima kasih karena telah memasakan sarapan untukku "
Kan, aneh kan, sudah tau ini rumahku, kenapa aku merasa seperti tamu
" tanganmu yang di plaster itu tidak akan melekat jika terkena air, "
" ah aku hanya terluka karena teriris pisau bukan terluka karena terbakar api,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Times change
Random"Aku lelah memakai topeng, hidupku penuh dengan sandiwara, tapi aku tak bisa mundur, terlebih saat kau pinjamkan topeng ini padaku " ~ Natheli .B. putri "Hidup dengan penuh aturan, membuatku jenuh, setiap peraturan itu ku langgar, maka dinding perat...