GOES TO NORTH CHESHIRE OF UNIVERSITY (PART 9)

121 14 0
                                    

( Still ) Calum Hood's POV


Sial. Sial. Sial. Tidak adakah berita yang lebih menyenangkan daripada berita barusan yang menyatakan bahwa kami, 5 Seconds of Summer notabene-nya masih tergolong band baru, menjadi bintang tamu pada konser One Direction di wilayah kekuasaan Queen Elizabeth? Kupikir otak pria paruh baya di depan kami ini tidak waras. Ah, bukannya aku tidak suka dengan vocal group yang selalu menjadi pujaan gadis-gadis remaja di dunia ini, hanya saja aku tidak tahu apa yang akan Jessica lakukan jika dirinya kuinformasikan bahwa adik tampannya ini akan berada satu stage dengan lima lelaki yang ia benci. Duh, dia kan tergolong gadis ganas. Aku tidak ingin hidupku berada di tali gantungan hanya karena berita seperti itu.

"Calum? Kau setuju kan?", bibirku mencebik ke bawah mendengar pertanyaan dari Michael. Orang-orang di alam ruangan ini memberi tatapan mereka tepat ke arahku seolah-olah seorang Calum Hood adalah narapidana yang siap untuk diintrogasi. Ya ampun! Tidak adakah pandangan yang lebih baik? ck.

Kugaruk tengkuk yang bahkan tidak terasa gatal sama sekali karena ini hanyalah trick untuk menutupi rasa gugup dan tidak nyamanku dalam suasana seperti demikian. "Hm—berapa lama kita menjadi bintang tamu vocal group besar itu?", ya! Aku bersyukur mengucapkan hal tersebut karena setidaknya jawaban nanti akan membantuku menutupi berita ini dari kakak bodoh itu.

"Sampai tour mereka di sini selesai. Mungkin sekitar tujuh bulan." Oh crap! Tujuh bulan katanya? Harapanku semoga saja Jessica tidak pernah tahu masalah ini. Bisa saja kan ia menyuruhku tidak main band lagi?

"Days off tetap berlaku dan kalian dapat mengajak siapapun dari sanak saudara atau keluarga untuk ikut menemani jika kalian memang menginginkan mereka berada di sana. Setidaknya mengobati rasa rindu karena tidak bertemu." Oh ya, terus saja berkata seperti itu hingga membuat jantungku berhenti berdetak. Oke, aku tahu itu berlebihan. Yang menjadi beban sekarang adalah jika aku mengajak kakak bodoh itu ikut bersamaku di tour nanti, dia pastinya setiap hari akan bertemu lima stranger yang sangat dibencinya. Aku tidak ingin menanggung resiko jikalau terjadi keributan atau hal bodoh apapun nanti. Karena kami tinggal berdua, maksudku daddy dan mom tidak akan setiap saat stanby di rumah sebab mereka memiliki pekerjaan yang jauh lebih sibuk serta aku tidak dapat meninggalkan Jessica sendiri karena dia adalah wanita. Ayolah, mengapa aku menjadi dilema sih? Meskipun aku tahu bahwa kakak bodoh itu bisa menjaga diri, tetapi sekarang keyakinan tidak berpijak kepadaku.

"Cal! Kau melamun huh?", semua khayalan di otakku menghilang tiba-tiba kala Luke mengeraskan volume suaranya.

"Ti—tidak. Well, a—aku setuju. Kapan kita dapat memulainya?"

"Dua hari lagi. Kuberi waktu kalian menyiapkan segalanya."

***

Aku turun dari mobil Lambhorgini abu-abu dan berjalan gontai ditemani sebuah jaket kulit yang sengaja kuletakkan di pundak kiri. Seperti biasa di jam-jam seperti ini Jessica belum menutup matanya untuk ke alam mimpi. Kupastikan sekarang ia tengah duduk di depan televisi dengan beberapa camilan di meja menemani menonton film kesukaannya dari DVD. Pintu utama kubuka dan langkahku langsung menuju ruang keluarga dan benar saja, tampak Jessica seperti yang berada di pikiranku beberapa detik lalu. Aku mendengus menghampirinya lantas merebut paksa biskuit cokelat di dekapannya. Ia memutar bola matanya merasa jengkel. "Geez! Datang-datang kau merebut makananku. Tidak sopan sekali!", sungutnya menoleh memandangku dengan skeptis.

"Terserah aku tidak peduli. Selonjorkan kedua kakimu." Ujarku memerintahnya. Ia terdiam sejenak membuatku yang tidak ingin menunggu lama langsung mencekal kakinya lantas menselonjorkannya ke depan. Ia menepuk tanganku keras membuatku sedikit memekik. Aku merebahkan kepalaku berada di pangkuannya. Ini amat sangat nyaman karena aku jarang sekali mendapat perlakuan seperti demikian dari mom dan alhasil hanya Jessica yang selalu menghangatkan apapun konflik terjadi pada tubuhku yang terkadang tidak dapat terkontrol. Kulihat ia menggeleng menghiraukanku. Aku menyentuh sebelah tangannya malah membuat tiga garis horizontal terbentuk di keningnya.

I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang