Bertepatan sehari setelah acara lamaran antara Liam dan Bella yang berlangsung saat hari kelulusan gadis itu, lelaki kelahiran Wolverhampton tersebut datang ke kediaman calon istrinya untuk menemui orang tua Bella langsung. Awalnya, orang tua Bella dan Ferdinand sempat khawatir jika suatu saat adakalanya Liam akan selalu sibuk dengan pekerjaannya yang sebagai public figure itu. Namun, dengan wajah tenangnya, Liam meyakinkan kedua orang tua Bella dan Ferdinand bahwa dia tidak akan pernah menelantarkan istrinya nanti. Sesibuk apapun dirinya.
Flashback on
"Perkenalkan, saya Liam James Payne. Saya sudah menjalin hubungan dengan anak Anda selama kurang lebih tiga setengah tahun dan kedatangan saya kemari bersama orang tua bermaksud melamar anak Anda, Marybella Doormany." Terang Liam begitu ia dan orang tuanya datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Hanya saja saat itu ia menanyakan perihal kapan orang tua kekasihnya kembali dari negeri tetangga. Bella sempat merasa curiga mengapa Liam bertanya hal tersebut, namun dengan mudahnya Liam menampik agar Bella tidak tahu dulu. Ia sengaja membuat kejutan untuk gadisnya.
"Tanpa kamu beritahu pun saya dan istri sudah hafal benar siapa kamu sebenarnya. Setiap jalanan yang saya tempuh tidak luput dari kalian berlima. Saya sudah begitu bosan melihat wajah-wajah kalian terpampang di banner, majalah, koran, bahkan LCD jalan sekalipun. Dan sejujurnya saya begitu terkejut kamu adalah kekasih dari anak kesayangan saya."
Liam yang mendengar penjelasan dari ayah Bella hanya bisa memberikan senyuman terbaiknya. Semua yang dikatakan ayah Bella seratus persen benar. One Direction sedang gencar-gencar naik daun beberapa tahun belakangan ini. Sedangkan Bella yang kebetulan duduk di sebelah ayahnya hanya bisa tersenyum malu-malu. Bahkan ia tidak segan melayangkan cubitan kecil untuk ayahnya karena berani menggoda kekasihnya hingga membuat semua orang yang berkumpul di sana menjadi terkekeh geli.
"—Jadi, Bella sudah menerima lamaran kamu, Payne?" Liam mengangguk. Ayah Bella menghembuskan nafas panjang. Ia tampak berpikir keras.
"Bagaimana jika kamu meninggalkan anakku dalam waktu yang lama? Apakah kamu berani jamin kamu akan selalu setia dengan cara tidak melirik wanita manapun? Secara aku sadar bahwa kau adalah salah satu pemuda yang paling berpengaruh. Godaanmu selama tur dunia pasti sangat banyak. Aku takut anakku merasa terluka jika kau melenceng dan kau juga tahu bukan bahwa aku dan Ferdinand akan siap sedia menghantammu jika kau berulah?" Kedua iris biru laut itu menatap tajam tepat ke iris cokelat terang Liam. Lelaki itu sedikit bergidik namun tetap tidak mengalahkan rasa takut dan rasa cintanya kepada kekasihnya. Apapun akan ia lakukan dan segala resiko akan ia hadapi.
"Aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk menjaga pernikahan kita nanti karena nafasku adalah dirinya." Jawaban singkat Liam dari sebuah penuturan panjang sanggup membuat Bella membelalakkan matanya. Ia sangat terharu. Matanya pun berkaca-kaca dan segera ia hapus air mata tersebut.
"Bagus! Kau calon menantu yang paling sesuai keinginanku. Baiklah, kapan pernikahan bisa dilaksanakan?"
Ya. Sesingkat dan sesederhana itu.
Flashback off
"Astaga! Aku tidak menyangka kau yang akan menuju pelaminan duluan! Ini benar-benar di luar ekspetasiku, Bells." Jessica memekik senang memeluk sahabat cerewetnya. Sahabat yang selalu menceramahinya kini akan sesegera mungkin mengubah status lajangnya itu.
Bella sibuk memilih beberapa lingerie untuk ia kenakan di malam pertama nanti sembari menggeleng-gelengkan kepala berulang kali mendengar ocehan Jessica. Gadis itu mulai agak cerewet seperti dirinya sebulan ini. Entahlah, padahal Jessica sudah menduduki jabatan cukup tinggi di perusahaan tempat ia bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanfictionWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...