( Still ) Marybella Doormany's POV
Aku tepat menekan pedal rem di depan sebuah bangunan sederhana daerah Manchester setelah melalui perjalanan yang memakan waktu tidak sedikit. Kuhembuskan nafas panjang kemudian melepas safety belt yang masih terpasang melingkari tubuh bagian depanku. Untunglah Jessica memberi tahu dimana letak tempat tinggalnya.
Kubuka pintu mobil lalu berlari kecil menuju bagasi lantas mengeluarkan koper. Kututup kembali bagasi kemudian melangkah ke pintu rumah. Begitu sampai dan aku langsung menekan bell ring, muncul seorang laki-laki berambut pirang. Aku cukup terpana karena sungguh, ia terlihat sangat tampan. Geez! Kuulas senyum tipisku dan ia mengernyit. Oh bagus! Jessica pasti belum memberitahu kedatanganku di sini.
"Marybella Doormany. Kau bisa memanggilku Bella." Tanganku terulur sebagai tanda perkenalan diri.
"Luke Hemmings. Ingin mencari siapa?", jawabnya dengan nada datar tanpa menjabat tanganku balik membuatku terpaksa memutar bola mata jengah. Dasar tidak asyik sekali dan satu point yang perlu digarisbawahi jika lelaki di depanku ini orang yang kurang sopan santun.
"Aku ingin menemui sahabatku yang bernama Jessica. Lebih tepatnya, Jessica Serena Hood, kakak dari Calum Wilson Hood." Luke mengangguk dan ia memutar tubuh tanpa permisi padaku. Ketika aku berniat mengikuti dirinya, ia mendadak berhenti hingga keningku terantuk pada punggungnya. Err—pirang sialan. Tidak bisakah ia bilang dahulu jika ingin berhenti?
"Untuk apa kau ikut masuk? Aku tidak menyuruhmu masuk ke rumah ini. Aku akan memanggil Jessica dan bertanya apa benar kau adalah temannya. Aku curiga jika kau seorang penculik yang hanya berpura-pura." Penjelasan Luke sukses membuatku melebarkan bola mata. Gigi gerahamku saling menyatu dan berbunyi gemeletuk samar di dalam. Kupandangi dengan seksama punggung Luke yang semakin menjauh. Astaga! Baru kali ini aku menemukan lelaki yang tingkat kewaspadaan serta kecurigaannya tinggi pada wanita.
Sekitar sepuluh menit, waktu menyebalkan untukku menunggu kehadiran Jessica hingga akhirnya ia tampak berlari menuju aku yang sesekali melihat jam digital di pergelangan tangan. Aku menyengir dan bukan sebuah sambutan hangat malah mendapat omelan darinya.
"What the hell are you doing here, huh?", ucap Jessica tanpa basa-basi membuatku melipat kedua tangan sembari memandang objek lain yang lebih menarik.
"Menyusulmu. Aku berniat meminjam jurnal padamu untuk ujian besok dan kau malah berada di kota ini. Jadi daripada aku besok masuk ke kampus kemudian tidak dapat mengerjakan ujian, lebih baik aku kemari serta memutuskan izin ke kampus. Kau tidak keberatan jika aku menginap di sini 'kan?"
"Apa? Menginap?" , pekik Jessica. Aku mengusap kedua telingaku yang mulai terasa pengang karenanya. Aku tidak menyangka jika ia berteriak, suaranya lebih kencang daripada suaraku.
"Ya."
"Tidak boleh!"
"Kau tidak bisa begitu. Artinya tidak adil. Jika kau membalas pesanku cepat tentang jurnal yang ingin kupinjam, aku pasti tidak akan kemari dan memilih meminjamnya pada Cassie. Berhubung kau membalasnya beberapa jam kemudian sedangkan hari hampir sore, jadi kuputuskan untuk menyusulmu ke sini. Sudahlah, ini juga salahmu. Sedikit bersyukurlah kau mendapatiku berdiri dalam keadaan selamat sampai tujuan." Terangku sakartisk. Jessica mengisyaratkanku masuk sementara dalam jarak kurang lebih lima meter, aku melihat Luke berdiri dengan tatapan menusuk. Pirang menyebalkan.
"Cheshire-Manchester? itu gila!"
"Aku tahu." Aku menyesap teh hijau yang telah tersaji di meja tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanfictionWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...