"Jess, apakah kau sudah memberitahu Harry?" tanya Calum mengoleskan roti dengan vegemite. Jessica mengangguk. Tadi malam sebelum ia tidur, gadis itu sempat menelepon kekasihnya. Harry awalnya bingung dengan teman perempuan Calum yang dimaksud karena seingatnya dia tidak pernah bermasalah dengan siapapun. Setidaknya untuk sekarang. Segalanya aman terkendali. Namun karena Jessica memaksa, ia pun setuju.
"Dia akan datang nanti pukul tujuh ke taman bertemu temanmu itu tetapi dia ingin aku ikut menemaninya."
"Kau ikut menemani Harry?!"
"Iya. Memangnya kenapa? Kau tidak perlu khawatir! Aku tidak akan mencampuri urusan keduanya kok." Calum menggeleng menolak mentah-mentah ucapan kakaknya. Dia memiliki rencana sendiri.
"Kau jalan bersamaku ke sana. Biarkan Harry dan temanku berangkat sendiri. Aku tidak menerima penolakan. Kalau kau bersikukuh tetap pergi bersama lelaki itu, aku akan menyuruh boss kantormu memecatmu saat ini juga!" Jessica melongo. Ancaman Calum tidak main-main tampak dari sorot mata cokelatnya. Dengan emosi yang hampir di ubun-ubun, Jessica pun mencuci piring dan gelasnya sebelum berangkat bersama Audi SUVnya ke perusahaan dimana ia bekerja di hari pertama. Dengan sangat terpaksa dia akan merayu Harry lagi. Memang siapa sih teman perempuan Calum itu? pikirnya mengganjal.
Melihat kepergian Jessica, Calum pun mengambil iPhonenya lantas mengirim sebuah pesan teks untuk Alenna. Lelaki itu menyuruh Alenna bertemu Harry tepat pukul tujuh nanti di taman. Ia tidak mau melewatkan pembicaraan mereka nanti. Dia dan kakaknya harus tahu. Paling tidak, Jessica harus mengerti juga dengan masa lalu kekasihnya.
***
Tepat lima belas menit yang lalu Bella sudah menyelesaikan ujian akhir semesternya. Dia tidak henti-hentinya tersenyum begitu soal yang dihadapi kali ini tidak sesulit sebelumnya. Ya setidaknya buku paket tebal yang baru dibelinya tadi malam bersama sang kakak dapat membantu gadis tersebut kurang lebih enam puluh persennya. Bella tidak perlu menggencarkan aksinya pada Kenneth, salah satu nerd kampus yang sering mendapatkan kelas dengannya.
Sekarang jam istirahat masih berlangsung. Bella hanya tinggal menghadapi satu mata ujian lagi dan seusai itu ia bisa kembali pulang dengan tenang. Beruntungnya mata ujian selanjutnya yaitu bahasa Inggris. Pastilah orang yang sudah memakai bahasa itu sebagai bahasa ibu terlalu mudah untuk mengerjakannya. Bukannya sombong. Tetapi kebanyakan memang seperti itu. Bahasa lebih mudah ketimbang sastra.
Bella memilih membuka akun twitternya daripada berkutat dengan buku lagi. Ah. Sudah lama gadis itu tidak melihat mention di sana. Bella hampir terjungkang kala dirinya tahu followers twitternya bertambah drastis. Hal ini hanya karena dia berstatus sebagai seorang kekasih salah satu anggota One Direction.
Tubuh gadis itu menegang saat ia membuka mention. Salah satu penggemar grup vokal tersebut memberi tanda akunnya pada sebuah foto. Foto itu adalah fotonya bersama Ferdinand yang tadi malam ada di sebuah toko buku. Di sana mereka tampak seperti sepasang kekasih.
Tangannya mengarah pada trending topik saat ini dan darahnya perlahan berdesir cepat ketika tagar #AreLiamandBellaOver dan #Bellaischeating menjadi topik di urutan satu dan dua. Foto tersebut tersebar sangat luas dan bukan tidak mungkin Liam sudah mengetahui akan hal ini. Untuk saat ini dia menutup akunnya dan bersamaan dengan itu bell pun berbunyi. Bella harus fokus dengan ujian selanjutnya.
Liam James Payne's POV
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
Fiksi PenggemarWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...