Liam Payne's POV
"Apa itu? Aku akan berusaha menurutinya."
"Kau harus berhenti menjalani kebiasaan burukmu."
"Apa?", Aku melepas pelukan secara paksa serta tidak menyangka atas permintaan yang Bella sampaikan.
"Berhenti merokok. Itu saja."
"Bel, kau tidak serius dengan permintaanmu ini kan?", aku menggenggam kedua tangan Bella lalu mengecup buku-buku jari gadis di hadapanku. Bella tersenyum sembari tangannya terulur mengusap rambut cokelat milikku. Aku tahu dia memang gadis baik dan perhatian. Sungguh lelaki bodoh jika menyakiti hatinya meskipun aku mengerti bahwa dia type gadis cerewet dan sifatnya begitu childish. Di kedua mataku...dia hanya berbeda.
Entahlah.
"Aku seratus persen serius. Kalau kau tidak mau menurutinya tidak masalah. Lagipula aku bukan lah ibumu, aku bukan saudara kandungmu, aku bukan seseorang yang spesial bagimu, aku bukan seseorang yang berhak mengatur hidupmu, dan aku bu—", belum sempat Bella melanjutkan celotehan panjangnya, aku membungkam bibirnya denganmilikku. Nah kan dia memang sungguh cerewet, tetapi aku tidak berani mengatakan langsung padanya.
"Cukup dan berhenti menyebut dirimu seperti itu."
"Liam, kau barusan melakukan apa padaku?", tanyanya membuat perutku layaknya ada yang menggelitiki. Dia lucu. Point tambahan lagi untuknya.
"Menciummu tentu saja. Apa lagi?", aku mengangkat alis kananku mengisyaratkan jika aku ingin tahu jawaban apa yang akan ia katakan selanjutnya.
Wajah Bella memerah dan ia tersenyum canggung. "Liam, kau tahu...selain ayah, ibu, dan kakakku, seseorang tidak pernah melakukan itu." Aku lumayan terhenyak. Jadi?
"Jangan katakan jika yang barusan adalah first kissmu dengan seorang pria." Bella mengangguk malu. Dia menutupi wajahnya. Astaga!
Aku mengamit kedua tangannya. Dia tidak perlu malu dan seharusnya dia senang aku menciumnya, walau aku tahu, bagiku ciuman tadi bukanlah yang pertama. Di sisi yang berbeda aku merasa menyesal sekaligus senang. Aku menekuk lututku.
"will you accept me to come in your life? Be a good boyfriend for a childish girlfriend?", Bella menepuk pundakku namun membuang muka tidak ingin melihat diriku.
"Bella, look at my eyes..", perlahan gadis di hadapanku ini menatap manik mata cokelatku.
"Jika kau menerimanya, aku janji tidak akan melakukan kebiasaanku yang buruk itu." hah aku tampak layaknya bocah lelaki kecil yang sedang berjanji pada orang dewasa.
"Umm..kau serius Liam? Tapi aku juga takut jika penggemarmu tidak menerima hubungan ini." Aku mengangkat dagunya.
"Do you trust me to look after yourself?", Bella mengangguk kecil.
"Because I do my best." Aku membawanya ke dalam pelukan hangatku. Pelukan hangat dimana hanya aku saja yang dapat mendekapnya, bukan dari lelaki manapun, selain diriku. Hanya aku yang boleh. Aku berjanji akan menjaganya meski aku tahu tidak setiap saat ada bersamanya. Pekerjaanku sebagai public figure menghalang segalanya dan aku memang harus menerima resiko tersebut.
Bella bersabarlah..
Jessica Hood's POV
Aku membuka twitter yang sudah hampir sebulan tidak kubuka. Hah! Ada berita mengejutkan apa saja di hari ini? Kuharap bukan sesuatu yang menyebabkan jantungku seakan berhenti berdetak. Sasaran pertamaku adalah my profile. Bola mataku terbeliak ingin keluar dari singgasananya begitu aku mengetahui followersku bertambah lima belas ribu dari sebelumnya. Geez! Aku langsung mengklik interaction dan benar saja banyak mention bermunculan. Bahkan aku membuka twitter sekarang mention baru masih terus menggeliak memenuhi interaksiku. Bah! Siapa pula seseorang yang berani membuat berita heboh tentang Jessica?
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanficWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...