Calum Walson Hood's POV
Aku mengajak Alenna bertemu di taman dekat O2 Arena karena aku tidak diperbolehkan pergi jauh-jauh dari sana. Para bodyguard 5SOS mengatakan jika itu juga demi kebaikanku dan sangat terpaksa aku harus menelepon gadis itu lantas menyuruhnya kemari. Aku tahu sikapku ini lumayan brengsek tapi mau bagaimana lagi. Aku tidak dapat membantah. Mereka seperti menganggapku layaknya seorang anak kecil saja yang takut hilang diculik.
"Maaf aku terlambat." Suara itu membuatku sontak membalikkan badan. Setidaknya aku bernapas lega mengetahui tidak terjadi apapun terhadap gadis di hadapanku sekarang.
"Kau—hmm..membuatku khawatir. Oh ya, silakan duduk." Alenna mengangguk menuruti ucapanku.
"Ada apa kau menyuruhku kemari?"
"Aku—aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Ses—sesuatu yang sangat penting."
"Baiklah." Katanya menatapku heran.
Sialan. Aku sangat susah mengendalikan rasa gugup ini sendirian. Kalau Jessica tahu aku sepayah ini, mungkin dia akan menertawakanku tanpa henti. Syukurlah dia sedang bersama pacarnya sekarang entah dimana.
"Kau aneh, Cal."
"Aneh kenapa?"
"Sikapmu aneh. Tidak biasanya kau canggung padaku."
"Oke, aku tidak mau berbasa-basi lagi. Alenna, cukup dengarkan aku baik-baik dan jangan kau potong perkataanku kecuali aku yang meminta. Setuju?" Dia semakin memberikan tatapan heran sebelum akhirnya mengangguk setelah aku menampakkan wajah memohon.
"Kau tahu, akhirnya setelah sekian lama aku tidak pernah merasakan jatuh cinta pada seseorang dan sekarang perasaan itu kembali lagi. Aku merasa mendapatkan mukjizat. Jessica sampai pernah ketakutan kalau dia mendiagnosis aku tidak memiliki rasa ketertarikan pada perempuan padahal aku tidak seperti itu. Aku hanya takut jatuh kembali karena dulu seorang perempuan yang begitu aku sayang pergi meninggalkanku."
"—aku sempat takut namun aku mencoba bangkit kembali. Sampai akhirnya aku bertemu dengan seseorang dan dia sanggup membuatku hampir selalu memikirkannya. Dia membuatku tersenyum dengan segala tingkah cerewet dan bodohnya. Namun sayang, hatiku kembali merasakan sakit itu ketika aku tahu dia mencintai pria lain dan pria itupun juga sangat mencintainya. Aku bisa apa. Aku juga tidak mungkin merebutnya. Aku bahkan tidak sejahat itu serta tidak sampai hati memisahkan mereka. Biarlah aku memendamnya dalam-dalam sampai aku tidak akan merasakan perasaan itu lagi."
"—namun semakin berjalannya waktu, ketika aku bertemu dengannya lagi, aku sepenuhnya tersadar bahwa perasaanku telah hilang untuknya. Aku mengambil sebuah kesimpulan bahwa aku hanya merasa suka padanya, bukan cinta. Aku merasa kagum. Dan dari sana aku belajar banyak. Lalu aku mencoba keluar dari tempat persembunyianku tetapi sialannya setelah aku keluar, aku justru dipertemukan oleh gadis yang hingga saat ini mampu menjungkir-balikkan hidupku. Dia terkesan cuek dengan sekelilingnya dan dia juga tidak suka dengan perhatian orang-orang."
"—dia pernah menyuruhku untuk main ke rumahnya sekali-kali dan aku menurutinya. Aku pernah datang ke rumahnya dan aku tidak menyangka dia memiliki seekor anjing yang katanya sangat galak. Tetapi aku tahu anjingnya tidak seperti yang dia ucapkan. Aku tahu dia membodohiku dan dengan segala kebodohanku aku mudah percaya. Walau tidak bertemu dengannya setiap hari, kami selalu menyempatkan diri bersama. Dia mengontrol segala pikiranku sampai aku kembali ke rumah atau ke studio. Dia kembali membawakanku perasaan itu. Perasaan yang telah kukubur bersama rasa sakit hati dulu. Dia menumbuhkannya lagi namun juga ikut mengobatinya." Kedua mata Alenna tampak berkaca-kaca dan sebelum dia mengeluarkan cairan bening dari sana, buru-buru kedua ibu jariku mengusap pelan matanya. Sungguh, aku tidak bermaksud membuatnya menangis hanya gara-gara mendengar kisah cintaku yang terlampau drama ini tapi begitulah kenyataannya. Aku ingin dia mendengar semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanfictionWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...