Author's POV
Liam merebahkan tubuhnya ke ranjang diikuti helaan nafas yang berderu perlahan. Tidak disangka ia menyematkan senyuman tipis mengingat konser malam ini berlangsung sangat meriah walaupun insiden yang menimpa Niall turut membuat mood lelaki itu sedikit berubah. Cerebrumnya melayang membayangkan Meet and Greet beberapa waktu lalu. Oh yeah, gadis berambut pirang bergelombang menjuntai. Tidak. Bukan Jessica. Ia tidak tahu siapa nama teman gadis itu. Ia terlihat konyol, apa adanya, dan uhm-mungkin cerewet. Liam mengetahui itu semua karena sedari tadi teman Jessica tidak berhenti berceloteh selama mereka bertujuh mengambil gambar, bahkan ia meminta jatah satu kali lagi untuk berfoto padahal batasannya hanya dua kali penjepretan. Ya ampun! Rasanya baru kali ini Liam menemui gadis unik, seperti teman Jessica. Dia berharap waktu akan datang dirinya bertemu gadis itu lagi.
"Hey!", pria bertubuh atletis layaknya sesosok David Beckham itu tersentak mendengar suara sahabatnya yang mendengung di telinga.
"Bisakah kau tidak mengejutkanku Louis?", bukannya meminta-maaf, Louis malah menyengir kuda membuat Liam memutar bola matanya jengah. Kapan sih pria itu berhenti bersikap jail? Astaga.
"Hm-kupikir tidak. Lupakan. Oh ya, ada sesuatu hal penting yang akan kutanyakan padamu. Ini mengenai....Jessica." Kening Liam membentuk tiga lekukan tipis karena ia tidak mengerti maksud dari salah satu sahabat seperjuangannya. Apakah ada masalah pada gadis itu? Kalau iya, apakah dirinya harus ikut campur juga? Err..
"Well, ada apa dengan Jessica?"
"Beberapa hari lalu saat kita membajak twitter Harry, kau ingat saat kita membuka profil akun hater itu? Akun hater yang sempat membuat sikap Harry mendadak tidak seperti biasanya." Liam memejamkan kedua matanya berusaha mengingat-ingat kejadian tersebut. Lelaki itu kemudian menjentikkan jari telunjuk kanannya pertanda otaknya masih berfungsi dengan baik dalam hal memutar memori ke masa lalu. Ia mengangguk.
"Ya si hater yang berkata di salah satu tweetnya jika ia akan membunuh kita 'kan?" "Kau benar Leeyum! Tetapi sebenarnya yang menjadi permasalahan bukan mengenai tweet tersebut." Louis mendecak kesal karena yang sedang dirinya maksud bukan soal tweet sialan itu. Ia tidak mau membahas yang bisa membuat dirinya sakit hati.
"Oke. Lalu, apa hubungannya dengan Jessica huh?"
"I think, she is hater who has twitter account that we opened few days ago in our room. Don't you remember?", Liam membulatkan matanya. Jessica adalah hater? Ia pikir tidak mungkin. Jika Jessica hater, mengapa tingkahnya tidak seperti hater kebanyakan? Jika Jessica hater, mengapa ia mau berfoto dengan One Direction? Jika Jessica hater, mengapa dirinya malah menunjukkan sikap tenang di hadapan Liam dan keempat sahabatnya?
"Kau pasti bercanda Louis! Kupikir dia bukan hater itu." Liam justru mencibir Louis dan tidak percaya akan apa yang disampaikan sahabatnya. Untung saja di tempat mereka sekarang tidak ada Harry karena tidak berada di ruang tidur sama. Mereka tidak habis pikir apa yang akan dilakukan pria berambut keriting itu jika tahu ternyata Jessica merupakan seseorang yang amat sangat tidak menyukai mereka.
"Sumpah, aku serius dan tidak berbohong. Aku tahu kapan waktu bercanda dan kapan waktu untuk serius dengan pembicaraan. Jika kau masih tidak percaya kau lihat ini, Daddy!", merasa jengah dengan Liam membuat Louis langsung menyerahkan laptopnya yang sedang menampakkan foto Jessica waktu lalu. Liam merubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi duduk bersila.
"Kau benar. Dia...hater." Ucap Liam dengan suara pelannya karena di dalam sana terdapat nada yang kecewa.
"Aku berinisiatif untuk memisahkan Harry dengan gadis itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanficWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...