REALISE (PART 38)

92 10 2
                                    

Jessica Serena Hood's POV


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aku terbangun akibat mendengar bunyi handphone yang mengganggu. Sial. Padahal tadi malam aku baru saja tidur saat pukul dua gara-gara keasyikan mengobrol bersama Harry. Dengan kedua mata setengah terbuka aku berusaha menggapai dimana benda mahalku itu terletak. Setelah dapat, kedua mataku memicing melihat nama yang tertera di layar.

Nagging Bella.

Dengan mulut mengucap sumpah serapah mau tidak mau kutekan display berwarna hijau. Belum sempat kusapa 'hallo' suara lengkingan mematikannyalah yang terdengar duluan.

"JESSICAAA!! OH MY GOD!! OH MY GOD!! OH MY GOD!! I AM SO REALLY VERY HAPPY!!" Aku menjauhkan handphoneku dari telinga karena merasa panas tiba-tiba menjalar di dalamnya. Jika dia berada di sini sekarang, aku akan tidak segan-segan mencekik lehernya itu. Alhasil dengan wajah bersungut-sungut kubalas teriakannya tersebut.

"Heh, sial, kau ingin membuat telingaku ini tuli apa?! Bukannya mengucap salam kau malah teriak-teriak. Kau pikir kita ini sedang di tengah hutan?!" cerocosku tidak sabaran dan tanpa jeda. Terdengar suara tawa dari sana. Aku semakin mendengus. Kurang sabar apa lagi coba memiliki tipe sahabat yang sangat langka sepertinya.

"Maaf. Aku hanya terlalu senang hari ini. Hehe.." kedua alisku bertaut.

"Memangnya kenapa sampai kau terlalu senang?"

"Guess what?" aku menghela nafas panjang. Anak ini benar-benar menguji kesabaran. Untung saja dia tidak berada di dekatku.

Kuhirup oksigen di sekitar lantas menghembuskannya secara tenang, "aku sedang tidak ingin berpikir. Kalau kau tidak segera mengatakannya, kututup sambungan dengan paksa."

"Ah, kau tidak asyik sekali! Baiklah, aku hanya ingin mengabarkan kalau dosenku telah menilai tugas akhir yang kukerjakan. Dan kau tau artinya apa?"

"Dan kau akhirnya lulus juga kan dari kampus?" sambungku menjawab tebakannya. Aku memang tidak memiliki ilmu telepati ataupun seorang keturunan cenayang, namun entah mengapa aku merasakan bahwa sahabatku itu sedang mengangguk di sana. Aku tersenyum bahagia. Akhirnya Bella bisa menyusul jejakku juga.

"Serius! Kau nanti harus datang di pesta kelulusanku. Aku tidak ingin menerima penolakan."

"Kau tahukan aku sudah bekerja saat ini?"

"Ya, tapi tetap saja. Aku memaksamu. Jika kau tidak datang, akan kucoret namamu dari daftar nama sahabat-sahabatku. Bye!" Belum sempat aku membalas celotehannya suara heninglah yang kutangkap setelah nada terputus. Kedua mataku membulat begitu melihat layar bahwa Bella telah memutuskan sambungan.

Alhasil aku hanya bisa pasrah dan ya sekali lagi menuruti keinginannya nanti. Toh juga ketika aku wisuda dia juga hadir. Aku akan meminta cuti ke perusahaan tempatku bekerja saat waktu itu tiba.

I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang