Jessica Serena Hood's POV
Aku menginjak kaki Harry sehingga membuatnya mengerang kesakitan yang kemudian disusul dengan bekapan yang dilepas dari mulutku. Aku tersenyum mengejek. Lagipula siapa suruh mengejutkanku dengan cara menggelikan seperti barusan. Meskipun aku sangat senang terhadap tingkahnya yang menurutku manis dalam perihal membangunkan seorang gadis seperti Jessica.
"Kau jahat sekali. Ini sakit, tahu! Bukannya malah diberi morning kiss malah kakiku yang diinjak." Sungut Harry terduduk di ranjangku sembari memegang kakinya yang menjadi korban atas keganasanku. Tapi sungguh, dia bisa menjadi moodbosterku tiap pagi kalau begini caranya.
"Siapa suruh kau membekap mulutku. Terima saja konsekuensinya." Balasku tidak kalah galak. Sebenarnya tidak benar-benar galak. Aku hanya sekedar pura-pura saja.
Aku turun dari ranjang dan berjalan menuju korslet guna mengambil handuk. Ketika aku berbalik, tubuh Harry berada tepat di hadapan mataku. Karena dia tinggi aku pun mendongak. Dia tersenyum miring menggoda membuatku kembali harus menginjak kaki satunya. Aku yakin bahwa di balik senyum miringnya tersebut ada maksud yang tersembunyi layaknya pepatah ada udang di balik batu. Berhubung aku mengerti benar bagaimana isi dari otak seorang Harry Styles, buru-buru aku lari menuju kamar mandi dan meninggalkan Harry malang sendirian. Dia kembali meringis sebelum akhirnya suara pintu tertutuplah yang kudengar. Aku menghembuskan nafas panjang.
Setelah berpakaian ala anak rumah, aku pun bergegas turun begitu mendapati aroma roti panggang menyerbak ke penciuman. Tampaklah kedua laki-laki yang sangat kukenal sedang menikmati roti panggang di meja makan. Sesekali mereka terlihat bercanda meskipun aku tahu candaan mereka sangatlah terdengar garing dan memang tidak pantas untuk ditertawakan.
"Akhirnya sang putri bangun juga dari tidur panjangnya." Aku sontak menjitak kepala Calum ketika mendengar celetukkannya. Dia meringis, seperti apa yang kulakukan kepada Harry tadi namun berbeda sasaran.
"Kau kira aku Snow white, hah?!"
"Mungkin kakakmu sedang PMS, Cal makanya galak seperti macan." Aku menatap tajam Harry yang seenaknya mengataiku. Dia menunduk tidak berani bicara seolah takut dan kembali menyantap roti panggangnya. Aku mengambil tempat duduk di hadapan lelaki itu.
"Jess, kalau kau galak nanti tidak akan ada yang mau denganmu, lho.." aku menunda roti yang sempat akan masuk ke mulut. Kedua sudut bibirku tertarik, "buktinya Harry mau denganku. Iya kan, sayang?"
Calum pun menatap Harry sebelum akhirnya mengeluarkan suara, "serius kau mau dengannya, Haz?" dan lelaki yang ditanyainya mengangguk dengan lesung pipi yang tercetak sangat jelas.
"Eww—menggelikan." Jawab Calum bergidik ngeri lantas membawa piringnya untuk dicuci ke wastafel. Aku hanya bisa tersenyum senang berhasil mendebatnya hari ini.
Calum Thomas Hood's POV
Seperti yang pernah kuceritakan bahwa aku suatu hari akan berkunjung ke rumah Alenna. Memang pertemuan kami baru terjadi tetapi dia sangat nyaman untuk diajak berkawan. Kemarin dia mengirimkan alamat rumahnya kepadaku saat aku berkata bahwa aku akan bermain ke sana. Dan sekarang aku berada di depan pintu rumahnya setelah seorang satpam mengizinkanku untuk masuk.
"Hai, Calum!" Sapa Alenna sesaat pintu terbuka. Dia memberiku sebuah pelukan dimana pelukan yang berlangsung selama beberapa detik itu sempat mengakibatkan detak jantungku berpacu kencang seperti tengah lomba marathon.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanfictionWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...