Calum Hood's POV
Aku memasuki sebuah rumah bergaya klasik di sebuah area perumahan yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus. Well, sesuai perkataan Luke tadi, bahwa ia menawariku untuk ikut bersamanya dan aku menyetujui tawaran yang menurutku akan sangat mengasyikkan. Bagaimana tidak mengasyikkan jika sudah berhubungan dengan musik? Apalagi mereka sama sepertiku, seorang anak band. Oh good! Hari ini lumayan berpihak padaku meskipun aku sedikit mengalami gangguan yang disebabkan oleh gadis-gadis, sebut mereka penggemarku serta mereka mengusik waktu indahku di kampus yang bahkan baru sehari kutapakkan langkahku di sana. Aku tidak melihat kakak bodoh sama sekali. Mungkin ia menemukan seseorang yang memiliki tingkah laku sama seperti dirinya.
"Anggap saja rumah sendiri, Cal. Aku tinggal terpisah bersama orang tuaku." Aku dan Mikey kini duduk di king sofa tepat di ruang tamu. Kedua alisku saling bertautan mencerna ucapannya barusan. Di rumah sebesar ini dia tinggal sendiri? What an amazing fact!
"Mengapa sepi? Kau tidak memiliki pembantu di sini?", Luke mengangguk. Ia menghembuskan nafas sejenak sebelum menjawab pertanyaanku satu itu. Hell, Bahkan aku saja sangsi pada diriku sendiri jika aku bisa mengurus rumah ini sendirian jika tidak ada kakak bodoh yang selalu setia bersamaku.
"Aku sengaja melakukannya karena aku tidak ingin seseorang tahu aktivitas yang kulakukan di rumah", aku mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah dan sampai tidak sadar jika lelaki berambut blonde tersebut membawakan kami-aku dan Mikey-segelas orange juice. Sialan, mandiri sekali dirinya. Aku jadi merasa minder jika seperti ini. Maksudku, berhubungan dengan orang-orang yang telaten, rapi, atau semacamnya.
"Hm-Luke, aku ingin memberitahumu jika Starbucks di sebelah Grand Mall mengundang kita untuk tampil. So, aku hanya membutuhkan konfirmasimu karena Ashton sudah menyetujuinya terlebih dahulu", keningku sekarang mengernyit. Tampil? Oh astaga, bahkan aku juga sudah lupa kapan terakhir kali aku, Josh, William, Denver, serta Fredo manggung. Ini tidak baik.
"Oke, aku setuju. C'mon latihan", Luke mendadak beranjak dari sofa diikuti dengan Mikey sementara aku tetap duduk manis. Mereka berdua melangkah dan langkah Luke kemudian terhenti lantas ia menoleh kemudian menatapku. Aku baru tahu jika ia mempunyai iris mata yang indah, berwarna biru samudera. "Mengapa kau diam di sana?".
"Memangnya aku harus bagaimana?"
"Ikut dengan kami ke music room, buddy! Kau bilang dirimu menyukai musik. C'mon!", spontan mendapat jawaban tegasnya membuatku langsung berdiri dan mengekori keduanya.
Jessica Hood's POV
Harry Styles? Harry Styles? Harry Styles? Siapa dia? oh ayolah Jessica, mengapa otakmu jadi buntu seperti ini sih? Kau pasti pernah mendengar namanya tetapi sayangnya kau tidak tahu bagaimana rupa orang yang membuat Bella fangirling seperti orang kesetanan. Kuhembuskan nafasku perlahan lalu memejamkan kedua mata. Kembali, otakku berpikir keras masih memikirkan siapa Harry Styles itu. Jujur, aku lupa dia siapa. Satu detik, dua detik, tiga detik, empat detik, dan...
Kepalaku berdenyut karena aku merasakan sebuah benda menghantam kepalaku. Kedua mataku berpendar dan mendapatkan seorang pria kecil dengan tubuh bulat sedang menyengir kuda dalam radius beberapa meter dari tempatku duduk. Hell, mengapa Bella tidak menampakkan batang hidungnya sejak lima menit yang lalu? Padahal tadi ia hanya izin sebentar untuk membeli dua cup ice cream chocolate yang letaknya di seberang taman ini dan sampai sekarang belum kembali. Apakah sekedar membeli dua cup ice membutuhkan waktu lama? Tidak kan? Aku curiga jika dirinya kepincut dengan cowok tampan yang baru ditemuinya. Dengan adik brengsek-ku saja ia sudah berteriak layaknya gadis penculikkan apalagi menemui yang lebih tampan dari Calum? Iris telingaku jika berdusta mengatakannya karena tingkah laku over Bella sangat mudah ditebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanfictionWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...