Harry Styles' POV
Terhitung sudah dua jam lebih aku memilih diam termenung di balkon hotel ini. Kepalaku terlalu pusing memikirkan gadis yang masih berstatus kekasihku ternyata seorang pembenci One Direction. Di satu sisi aku sangat amat kecewa padanya. Namun di sisi lain, rasa sayang dan cinta masih melekat dan tetap tidak bisa dihilangkan dari hatiku. Aku terlampau bingung dengan kejadian yang berlangsung satu jam setengah lalu. Aku pun tidak tahu seperti apa sakitnya hati Jessica saat ini. Oh dasar bodoh kau Harry! tentu saja dia sakit hati terlebih lagi kau sudah merobek isi dari tugas akhirnya.
Aku mengacak-acak rambut keritingku kesal dan memutuskan beranjak dari tempat ini menuju kamar karena aku ingin mengistirahatkan tubuhku. Kuharap ini hanyalah mimpi buruk belaka dan tidak akan pernah terjadi. Ya..kuharap begitu agar aku bangun dan menemukan diriku dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada masalah sedikitpun bersamanya.
Tepat ketika aku berbalik, sosok sahabatku berdiri dengan senyuman yang bahkan tidak dapat kuprediksi. Aku mendesah. Dia, maksudku mengapa harus ada di sini? Dirinya semakin mendekatiku dan malah menopangkan tangan kanannya pada tembok balkon di sini. Aku masih belum membalikkan badan.
Sadar aku tidak memiliki niat berbicara padanya, kakiku melangkah ke tempat tujuanku dan suaranya membuat langkahku kembali terhenti. "Kau sadar telah menyakiti hatinya, Harry?" oh ayolah...jangan membahasnya kumohon!
"—kau sangat mudah mencampakkan seorang gadis. Tidak kusangka ini kedua kalinya." Kedua tanganku mengepal mendengar ucapannya. Bukan aku yang seharusnya disalahkan di sini dan aku juga tidak mencampakkannya. Aku hanya terlanjur kecewa dan lumayan kesal serta aku baru sadar kalau telah merobek tugasnya ketika Jessica sudah tidak ada di hadapanku lagi.
"Aku tidak melakukannya! Apa maksudmu, Zayn?" Dia masih menyematkan senyuman sinisnya, kurasa. Zayn berbalik dan berjalan ke arahku. Dipandangnya kedua bola mata hijauku tajam dan terpaksa kulakukan hal yang sama tidak peduli siapakah seseorang di depanku sekarang.
"Ya, kau melakukannya Harry! Jessica sudah pulang." Sontak mataku melebar. Shit. Apa lagi ini?
Kepalaku menggeleng mencerna kalimat Zayn hanyalah sebuah omong kosong karena ingin menakut-nakutiku saja. Aku bukan anak kecil yang bisa dibodohi dengan mudahnya. "Aku sedang tidak mood untuk bergurau, Zayn."
"Siapa yang mengajakmu bergurau? Kau tahu tadi aku melihatnya menangis keluar dari sini sembari berlari memegang robekan buku gambarnya. Dia sakit hati denganmu, Harry! tidak sadarkah kau terhadap point satu itu? Jika kau tidak mencintainya lagi, lebih baik aku saja yang mendampinginya. Jessica tidak butuh kekasih yang memiliki bad tempersepertimu." Bola mata cokelat terang Zayn semakin memicing memandangku. Geez! Sudah kutebak dia memiliki rasa terhadap gadisku. Ucapannya sungguh menohok ulu hati seolah dia telah mengasah belatinya jauh-jauh hari.
"Jadi kau menguping pembicaraan kami?", sindirku sakartiks. Zayn mengangguk.
"Sebenarnya saat kau menarik Jessica aku tidak ingin ikut campur dalam masalah kalian. Namun karena sikapmu terhadap gadis itu tidak manis seperti biasanya dan akupun terlampau khawatir akhirnya kuikuti kalian berdua tanpa sepengetahuan dirimu dan Jessica. Hanya karena dia hater kau berani merusak tugasnya. Drama sekali." Ujar pria berparas Timur-Tengah itu dengan santainya malah membuatku geram. Rasa emosi yang kini membludak mesti kutahan. Jangan sampai ia bernasib sama seperti Liam.
"Aku tahu kau juga tidak suka dengan hater One Direction, Zayn!" skakmat. Zayn terdiam. Dia menunduk mengusap peluh di keningnya. Mengapa dia bisa bersikap santai sementara aku tidak bisa sama sekali? Sialan kau Zayn!
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanfictionWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...