Audisi (Bagian Satu)

671 14 7
                                    

PROLOG

Bau basah masih tercium oleh hidung bekas hujan semalam, udara yang dingin masih sangat menusuk ketubuh makhluk hidup ciptaan Tuhan , tapi tidak dengan gadis berwajah manis berambut panjang sebahu di biarkan terurai dengan poni hampir menutup mata yang sedang berada dalam bus kini ia tengah tersenyum sumringah memperlihatkan jiwa semangat ada pada dirinya saat ini, udara yang begitu dingin tidak membuat nya bermalas-malasan penumpang pun bus saat ini tidaklah begitu ramai hanya ada beberapa orang yang mengisi tempat duduk.

Gadis itu duduk di dekat jendela matanya yang bulat terus memandang arah luar menyusuri setiap inci jalan yang ia lewati, sesekali dia melihat penumpang lain yang tertidur karena tak mampu menhan rasa kantuk ditambah dengan udara dan cuaca yang mendukung.

Bibirnya tersenyum dan menggelengkan kepala lalu dia melirik arloji yang ada di tangan kiri nya 08.00, bus terhenti di salah satu halte, gadis itu berdiri lalu melangkah keluar.

----

Seorang wanita mengenakan dress selutut dan dibalut dengan cardigan berwarna biru langit sehingga membuat tubuh nya terlihat indah dengan sepatu kets warna biru penampilannya begitu elegan dan santai namun tetap rapi tak lupa ia memakai tas selempang.

Ia melirik jam, langsung berdiri keluar dari halte dan berjalan ke arah kiri, senyum di wajahnya terpampang begitu indah.

Menyusuri setiap jalan untuk menuju kesuatu tempat, dari arah belakang mobil sedan civic berwarna hitam melaju dengan kecepatan tinggi hingga sisa banjir semalam yang mengenang di jalan mengenai bajunya bahkan wajah gadis itu, sontak gadis itu marah dan mengeluarkan sumpah serapahnya.

"SEMUA ORANG MAU CEPET! TAPI GAK GINI CARANYA, GAK MIKIRIN KEPENTINGAN ORANG LAIN APA?!"

Teriak gadis itu dengan sangat emosi.

Hingga dia sadar emosi itu percuma ia luapkan karena pengendara itu juga sudah menghilang masuk ke sebuah lorong, dia pun mencoba membersihkan diri dengan tissue yang memang sudah ia siapkan.

Hingga tanpa disadari pria bekendara motor ninja berwarna merah menepi dan kini sudah ada di hadapanya.

"Kamu gak apa-apa kan? Kamu nangis?"

Suara itu membuatnya terkejut dan menoleh tapi sungguh wajah itu tidak pernah ia kenal "S-s-siapa a-a-anda?"

Tanyanya dengan nada suara yang terdengar gagap.

"Maafin dia yah, dia lagi buru-buru"

"Kok anda yang minta maaf, anda kenal dengan orang gila tadi?"

Tanyaku ketus

"Dia teman saya"

Jawabnya singkat

"Cuma dia yang mau buru-buru? Orang lain?"

Tanyaku ketus lagi.

"Kan saya sudah mewakilkan dia untuk minta maaf"

Jelasnya dengan santai

"Oh... yasudah"

Ucapku yang bermaksud untuk menyudahi perbincangan kami.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Wajahku sedikit menyungak karena pria ini lebih tinggi dariku, mataku melotot dan mengucapkan sedikit nada tinggi.

" Saya tidak meminta bantuan anda, saya tidak kenal anda"

Ucapku ketus serta dicampur aduk emosi yang belum reda.

"Loh kok marah niat saya baik mbak, kenapa marah? Saya coba bantu karena mbak menarik perhatian saya?"

Tanya tulus dengan nada yang lembut keluar dari mulutnya.

I.L.Y.A ( I Love You Announcer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang