Choco Pie

103 2 0
                                    

Author Pov

Seorang pria yang sejak tadi hanya duduk, dikursi pojok didalam kamarnya dengan penerangan yang cukup remang, sambil mendengarkan radio yang ia putar dengan volume cukup keras.

"Karena kita tadi udah ngobrol tentang kalimat makasih, aku juga hari ini mau berterimakasih sama seseorang, yang sudah mau khawatirin aku, peduli sama aku dan bantuin potong poni aku,"

Suara seorang penyiar yang mampu membuatnya tersenyum sambil bersandar dan memejamkan mata seolah ia sedang berada dekat dengan seorang penyiar tersebut.

"Terimakasih untuk semuanya, untuk itu maukah kamu makan malam bersamaku hari ini?,"...

"Mau"

Jawabnya spontan, tak lama ia membuka mata dan mengembalikan kesadarannya berdiri dan mematikan radio.

"Sungguh aku merindukannya," ucapnya dan melemparkan tubuhnya di atas kasur empuk berseprai warna biru polos miliknya.

Sementara itu wanita yang baru saja pulang ini langsung menuju kamarnya dan langsung membuka pintu balkon dan berdiri diluar sambil menghirup udara sebanyaknya yang ia bisa dapatkan.

"Kamu kenapa kayak lagi seneng," tanya Nayla yang sedari tadi memperhatikan perilaku saudaranya itu yang tak seperti biasanya.

"Entahlah aku tak pernah memutuskan untuk berdamai dengannya, namun setelah melakukannya aku merasa damai dengan diriku sendiri,"

Tak mengerti apa yang diucapkan sepupunya, yang saat ini sedang bersandar dibatas besi balkon dan menghadap ke arah dalam kamar, Nayla hanya menyimak.

"Maksudnya, apa ini ada hubungannya dengan apa yang kamu bilang waktu siaran tadi?," tanyanya.

Yang ditanya hanya mengangguk tersenyum penuh arti.

"Jadi kamu kembali ke haluan pertama? Atau jangan-jangan kamu sekarang mulai jatuh cinta sama dia?"

"Kan aku belum cerita kok udah tau? Tapi tidak semuanya benar," ujarnya sambil menggelekan kepala, dan masuk kamar mengambil handuk berlari ke arah kamar mandi.

"Pinkan ihh ceritanya jangan nanggung dong, gak asyik ah,"

Setelah selesai membersihakan diri dan memilih menggunakan baju kaus berlengan pendek warna kuning dengan celana tidur panjang ia siap mendaratkan tubuhnya di atas kasur yang sebagian sudah ditempati Nayla.

"Lanjutin dong ceritanya,"

"Hemmm cerita gak yah..."

"Ya udah aku tinggal tidur yah,"

"Cie ngambek," godanya sambil menggelitik sepupunya.

"Jadi gini Nay, hari ini kamu tau kan Rhein kerumah dan apa yang aku bilang waktu siaran tadi semuanya bener,"

"Ooo, ciee terus kamu beneran ajakin dia makan malem,"

"Kalau bilang makasihnya aku jujur, terus untuk masalah ajakan makan, sumpah aku bencanda spontan, dan bayangin liat ekpresi wajahnya pokoknya ngakak,"

Keduanya larut dalam cerita bahagia tersebut.

"Akhirnya kita memutuskan untuk pergi ketempat makan, tapi ada kejadian tidak terduga, mobil rusak terus kita kelaperan dan makan dipinggir jalan sama sekali tidak romantis,"

Ujarnya sambil memasang wajah lesu, mengekspresikan wajah kecewanya.

"Tapi apa kamu tau, saat kita sedang menunggu mobil bengkel tiba-tiba kami menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya ada kembang api yang dari dulu aku bayangkan akan melihatnya bersama pria yang aku...," Ucapannya menggantung.

I.L.Y.A ( I Love You Announcer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang