Rhein pov
Mata terus menelusuri seluk beluk sudut yang ada di gedung ini bercampur dengan rasak panik, untunglah mata ini dengan sigap menangkap sosok wanita yang sedang di cari yang nampaknya juga kelelahan dan bersembunnyi dengan bergabung di kerumunan orang ramai...
"Hey ada apa, kenapa lari-lari?"
Suara Wildan terdengar bingung, melihat orang di depannya ini yang nampaknya sedang gelisah dengan sekuat tenaga mengatur nafasnya yang terdengar tak beraturan, begitu juga orang-orang di sekelilingnya menatapnya aneh, bola mata wanita ini seperti berputar memperlihatkan ia sedang berfikir, aku tak bisa hanya diam saja ku hampiri ia dengan cepat dan memegang tangannya hingga ia menoleh
"Ada yang harus kita bicarakan!"
Suara Rhein membuat mata semua mata beralih mendang kearahnya.
"Ada apa Rhein, kenapa ini?"
Tanya Wildan dengan nada bingung, wanita ini memasang wajah memohon pada Wildan, aku harus cepat membawanya lari sebelum ia berkata yang bukan-bukan.
"Tidak ada apa-apa hanya urusan training, aku akan berbicara dengannya sebentar, hhuhhh"
Wajahnya masih memohon pertolongan pada Wildan, hah wanita ini, picik sekali
"HANYA BERDUA"
Tambah ku memperjelas yang ku mau dan menarik tangan ini ke arah belakang gedung, terdapat lorong, yang jarang di lewati orang, aku langsung menyenderkan wanita ini dan ku kunci dengan tangan ku agar ia tak bisa lari, kini kami terlihat cukup dekat, ia masih meronta dengan sekuat tenaga tapi itu percuma...
"Kalau seperti ini, apa pikiran mu semakin jauh terhadap ku?"
"Kauu... apa yang kau lakukan???"
"Aku hanya ingin menagih hutang ku saja tidak lebih"
Nada bicara ku sedikit ku buat seperti sedang menggoda, yang membuat mata bulat ini menjadi lebih membulat lagi
"Kau berani macam-macam,? aku akan merusak nama baik mu, aku akan berbicara masalah blog, kau mesum dan sekarang kau melakukan seperti ini padaku, silahkan lakukan saja, aku akan mengadukan mu pada semua orang jadi kita impas!"
Suara yang kini lebih keras dan seakan menandakan mari KITA PERANG, nyali sedikit menyiut mendengar wanita ini begitu berani...
"Oke, aku akan melepaskan mu, harus kau tau, kau bukan tipe ku, anak-anak, tubuh pendek, otak kecil, mata bulat mana mungkin orang seperti ku bisa tertarik pada mu, apa lagi kau sangat berisik dengan suara jelek itu"
"K..kkaau, seperti kau sempurna saja?"
Aku hanya acuh tak acuh mendengarnya, sambil melipat tangan karena sudah tidak mengunci tubuhnya lagi...
"Dan aku juga akan berhenti membimbing mu, bahkan aku akan keluar dari sini, untuk menghindar dari mu"
Jelas ku ingin berlalu dihadapannya, namun belum sempat melangkah, seperti yang aku duga, ia sudah menahan ku, kini ia ada di depan ku
"Kenapa?"
"Kau Tanya kenapa,? Ini yang kau inginkan bukan?"
"Maafkan aku, ku mohon bimbing aku dan jangan berhenti"
Katanya dengan suara pelan, dengan kepala merunduk, ingin sekali aku tertawa keras melihat tingkahnya, kenapa ia mudah sekali di tipu...
"SATU JUTA DUA RATUS ENAM PULUH LIMA RIBU"
Suara ku mampu membuatnya menegakan kepala lagi, entah mengapa aku ingin sekali ia mengikuti seminar yang aku adalah pembicaranya, aku ingin memperlihat kan betapa hebatnya aku heheeh, ia menghela nafas panjang...
KAMU SEDANG MEMBACA
I.L.Y.A ( I Love You Announcer)
Lãng mạnSuara... Rhein yang berciri khas mampu membuat pendengarnya tersenyum dan selalu ditunggu-tunggu. Ini yang membuat seoarang gadis begitu sangat penasaran... Hingga suatu hari radio tempat Rhein biasa siaran mengadakan audisi pencarian bakat announce...