Waktu sudah menujukkan pukul 15.15 wanita yang berada di dalam bus itu sesekali menatap jalanan melalui kaca, akhirnya bus imendekati pemberhentian halte dan pintu terbuka, beranjak dari duduknya langsung keluar dari bus dan mulai menyusuri jalan ke arah tempatnya bekerja.
"Hampir setengah 4 masih ada waktu setengah jam lagi sebelum siaran kumulai" katanya langsung belari kecil menuju gedung trendy fm, dengan nafas tersengal-sengal akhirnya ia sampai di depan ruangan studio, sebelum membuka pintu ada seseorang yang mengurungkan niatnya itu untuk masuk dengan cepat. Seseorang yang sejak semalam membuatnya khawatir.
"Rhein" suaranya lirih, sambil menatap pria itu dari luar melalui kaca siapa pun bisa melihat situasi yang terjadi di dalam sana. Namun saat ini suasana tidak begitu ramai. Terlihat pria itu juga menikmati kesunyian ini, ia sedang memejamkan mata dan tanganya memangku dagu.
"Apa dia tidur sebelum bekerja" ucap Pinkan yang masih terus mentapnya lekat.
"Huuuhhh Mungkin kelelahan" tambahnya menghembuskan nafas lega karena melihat partner usilnya ini baik-baik saja. Melihat pandangan indah ini tentu saja membuatnya tak mau melewatkannya, karena melihat pria ini diam adalah kejadian sangat langka. Ia menarik ponsel dari saku celana lalu cekrek cekrek langsung saja ia abadikan.
"Dia memang tampan". Katanya tanpa sadar. Tak mau membangunkan Rhein dari tidurnya ia membuka pintu pelan karena masih ada sedikit waktu sebelum siaran. Ia melihatnya dengan jarak lebih dekat dan cukup lama ia menyusuri setiap inci wajah Rhein.
"Keringat... apa pendingin ruangan ini mati". Katanya ketika mendapati bulir-bulir air mengalir dari dahinya.
"Apa yang terjadi pada mu Rhein? Apa kau sakit?" Tanyanya dalam hati menatapnya.
Seperti menyadari ada pergerakan seseorang di sampingnya Rhein tiba-tiba saja membuka pelan matanya. Ketika mendapati Pinkan sedang menatapnya dengan jarak yang cukup dekat pupil mata Rhein membesar. Tak kalah dengan Rhein, Pinkan juga tertegun melihat Rhein yang membuka mata secepat mungkin ia mengalihkan pandangan.
"Kau...kenapa kau? Kau tidak berniat yang bukan-bukan terhadapku kan? Tanyanya.
"Mak...sudnya? Dasar otak mesum" jawabnya.
"Sudah ketangkep basah gak ngaku" cercanya.
"Ihh apaan sih kamu gak ada rumah tidur di tempat kerja"
"Emang kenapa???"
"BBBUUUKK" tiba-tiba saja pintu terbuka dan munculah sosok Zafa assisten PD baru.
"Waktu on air harusnya sudah dimulai sejak tadi" ucapnya. Pinkan langsung melihat arlojinya lagi 16.05 dan menatap Rhein.
"Baik" jawab Rhein singkat. Pinkan hanya menghindari tatapan Zafa dengan mencari kesibukan menekan tombol dan memulai openingnya.
"Ninety One Point Eight FM, the best and trendy radio, haiii assalamualaikum, dan selamat sore semua sahabat trendy, jumpa lagi sama Rhein dan Pinkan di progam kesayangan kita "HATI" (hal tabu Indonesia), seperti biasanya dua jam kedepan kita bakal sama-sama dan buat kamu, yang pengen request atau hal tabu versinya kamu, boleh deh mampir ke twiter kita @Trendy_FM, IG @98.1_Trendy Facebook "TRENDI FM 98.1" ATAU KE NO TELPON KITA 085267134454..."
Seolah tak ada yang terjadi sebelumnya on air berlangsung seperti biasanya bahkan ini tak kalah seru. Rhein masih bersemangat untuk mengejek dan menggoda partner di sebelahnya ini hingga pipinya memerah bak udang rebus.
"Kalian tahu sahabat Trendy saat ini wanita di sebelah ku sedang berseri-seri itu terlihat dari pipinya yang memerah hahahah" ucap Rhein terus menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I.L.Y.A ( I Love You Announcer)
RomanceSuara... Rhein yang berciri khas mampu membuat pendengarnya tersenyum dan selalu ditunggu-tunggu. Ini yang membuat seoarang gadis begitu sangat penasaran... Hingga suatu hari radio tempat Rhein biasa siaran mengadakan audisi pencarian bakat announce...