Laputa and Castle in the Sky ( Fantasy, Romance, Bahasa Indonesia )

Bab 11. Gadis yang merasa jelek

Pegasus  tidak punya tugas mengurus logistik senior dan misi baru dimulai tingkat dua ke atas membuat mereka punya banyak sekali waktu luang. Teman-teman memanfaatkannya dengan bergosip ria atau bermain permainan mistis, Mia memakai waktu luangnya mendesain pakaian, sedangkan Nico dan Eris memakainya untuk berkeliling Burglatch yang penuh misteri. Tentu saja, pintu-ke mana-saja adalah hal yang paling mereka sukai.

Menurut Nico, suatu hari pintu ini akan berguna sebagai sarana bolos atau kabur dari kejaran satpam. Menurut Eris, pikiran Nico benar-benar ide yang sangat mulia.

Jadi mereka mulai memetakan dan mencatat jadwal-jadwalnya di buku saku. Mereka kemudian tahu banyak tempat aneh di Burglatch. Seperti toilet rusak yang mengeluarkan suara lolongan hewan, gudang penyimpan barang-barang hidup Valerian, perpustakaan mistis rahasia, bahkan ruangan bawah tanah yang dapat berbisik. Nico mengambil barang mistis kotak-penakut dari gudang, menaruhnya di tengah markas dan mengagetkan puluhan temannya karena dapat mengeluarkan benda apa pun yang menakuti pembukanya.

Tempat favorit mereka adalah atap menara katalisator. Mereka bisa melihat pemandangan Burglatch yang indah ke segala arah. Tangga melayang, danau Plevise, hutan Simfoni, dan air terjun mengelilingi Burglatch menjadi pemandangan menyejukkan mata. Semuanya sempurna sebelum anak-anak nakal di kejauhan yang bermain dari Littletown menarik celananya dan memamerkan pantatnya dengan jahil.

Karena hadiah misi yang besar, tidak ada seorang pun rebutan misi. Semua orang menganggap Burglatch rumahnya sendiri dan teman-teman sebagai keluarganya. Yang baru masuk memang belum merasakannya, tetapi banyak senior sengaja tidak ikut tes kenaikan tingkat agar tetap bersama.

Ada tiga puluh satpam tingkat empat yang bekerja di Burglatch. Menjadikan Burglatch sebagai tempat teraman melebihi markas tentara sekalipun. Ada seorang satpam paling senior yang menjadi kepala keamanan berumur lima puluh enam tahun. Mukanya ramah, gigi depannya hilang satu–kadang-kadang diisi gigi emas–, dan berjalan sedikit membungkuk. Namanya Dean Haddock. Dia bersikap hangat terhadap setiap orang kecuali pada Nico dan Eris. Tingkah Nico dan Eris yang membukukan pintu-ke mana-saja telah membuat Mr Haddock kesal-bukan-main karena mereka sering muncul di tempat terlarang. Apalagi Eris suka mencuri sosis di depo ransum dan Nico suka mencuri barang mistis di gudang Valerian. Nico pernah mencuri terompet-setan yang mengeluarkan suara menggema selama tiga jam di koridor markas sehingga harus membangunkan empat satpam di tengah malam. Nico dan Eris yang menjadi pelakunya tidak pernah tertangkap sampai sekarang.

Barang mistis favorit Nico adalah tas jet yang membuatnya terbang ke mana saja. Belakangan, jendela tempat soal ujian kenaikan tingkat di menara selatan ikut dijaga dua puluh empat jam karena takut dicuri Nico-Eris sekawan.

Saat berkeliling, Nico dan Eris banyak berkenalan dengan senior. Nico sempat bertemu dengan sepupu Eris, Helmi walker. Mukanya mirip, tetapi rambutnya hitam seperti kayu Ebony. Dia mengucapkan selamat datang di Burglatch dan berjanji suatu hari nanti akan membawa mereka keliling ke tempat-tempat rahasia yang hanya diketahui senior. Nico juga baru tahu kalau semakin naik tingkat, jumlah senior semakin sedikit. Ketika Nico dan Eris diam-diam mengintip markas phoenix dari balik pintu-ke mana-saja, yang terlihat hanya tujuh orang di sana.

"Tutup cepat!" teriak Nico begitu melihat sekerumunan kadal liar biru berkaki delapan berlarian mendekat.

Eris menutup pintu dengan keras. "Kadal liar mereka pakai sebagai Penjaga? Memangnya kita lalat?"

"Padahal aku penasaran."

"Jam setengah dua," ucap Eris. Tulisan pada palang pintu berganti menjadi dapur.

"Jadi lapar," ucap Nico.

"Tentu saja. Kita belum makan siang," gumam Eris sambil membuka buku sakunya dan menulis, "Jalan ke markas phoenix berganti menjadi dapur pada pukul setengah dua."