Laputa and Castle in the Sky ( Fantasy, Romance, Bahasa Indonesia )

Bab 13. Aelven -part 1-

Musim gugur hampir masuk penghujung musim. Suara rintik hujan di atas atap tidak pernah berhenti dan terdengar sepanjang hari. Sesekali petir menyambar di kejauhan, membuat langit menjadi terang dan mengagetkan siapa pun yang mendengarnya. Udara menjadi sangat lembab dan dingin sehingga banyak temannya sakit flu. Eris salah satunya, hidungnya ingusan dan ke mana-mana membawa tisu bagai pegawai pembersih toilet. Nico ingin berterima kasih pada suster Aniri karena luka di dahi Nico telah sembuh tanpa bekas berkat salep ajaibnya, tetapi bangsal Caladrius dipenuhi orang demam. Dia tidak bisa menyampaikan rasa terima kasihnya karena selain pasien, semua orang sehat dilarang masuk supaya tidak tertular.

Saat tengah hari, Nico kaget mendengar suara kepakan sayap burung. Begitu membuka jendela kamarnya, Nico melihat lima orang terbang menaiki griffin di kejauhan. Kepakan sayap mengeluarkan angin keras bagai helikopter yang menguak awan hujan di sekitarnya. Orang yang menungganginya memakai jas hitam panjang, kemeja putih, dan dasi abu-abu. Pakaian mereka resmi, tetapi dipenuhi kegelapan layaknya jaksa-jaksa di kehakiman. Tangan mereka memegang tas koper hitam yang terlihat berat. Walau hari hujan, serat invi dapat diatur sehingga pakaian mereka tidak basah.

Griffin kemudian bersuara melengking memperingatkan orang-orang di lapangan supaya menyingkir. Mereka terbang melingkar sebelum mendarat dengan cantik di halaman tengah. Setelah majikannya turun, Griffin kemudian membuat sarang dengan menggali tanah layaknya ayam bermandi pasir.

Pria-pria berbaju necis pun segera berjalan menuju Sr. Frost yang telah menunggu di pinggir lapangan. Eris lalu menjelaskan pada Nico kalau orang-orang itu disebut anjing-anjing kounsil pusat, polisi setara tingkat tiga majestik yang melaksanakan segala perintah kounsil tanpa banyak tanya. Mereka datang hari ini untuk menyelidiki mayat yang ditemukan sabtu lalu.

Kabar aneh kemudian beredar di seantero Burglatch. Seluruh Majestik membicarakannya dengan hangat. Hanya dengan perkataan salah ucap, "mayat" dari mulut Mr Haddock, dan bau anyir yang dicium oleh anak Garuda, seantero kastil jadi heboh membicarakan pembunuhan.

Apalagi markas Garuda ditutup dalam jangka waktu yang tidak ditetapkan. Senior Garuda terpaksa bermalam di asrama Griffin sehingga semua orang menjadi cemas penasaran. Saat ini koran dipenuhi headline, "Penemuan mayat di kastil", "Pembunuhan di tempat teraman di Laputa", "Konspirasi terselubung institusi Majestik Lembaga Militer". Semua Majestik mulai ketakutan dan mengirim pesan Terafone kepada keluarganya sehingga mereka yang di rumah menjadi resah dan membentuk serikat petisi ke kounsil pusat. Mereka meminta departemen tenaga kerja mistis melindungi keluarganya. Terutama yang paling kena imbasnya Miss Veronica Einsleir, saudara korban dikawal polisi kounsil ke mana-mana.

Fenomena aneh Sr. Cecilia yang melatih tehnik peretasan atom juga membuat bulu kuduk semua orang merinding. Nico heran, mengapa dia tetap melakukan pelatihan dengan penuh gelora walau tidak ada satu pun mahluk di Burglatch saat ini bersemangat berlatih sejak ditemukan mayat. Alhasil hampir setengah kelasnya kosong.

Seminggu kemudian, keadaan semakin parah selaras cuaca yang juga semakin buruk. Badai guntur terdengar sepanjang hari dan seluruh temannya ketakutan seakan ada pembunuh membawa pisau ke mana-mana.

Sekarang, Eris yang penasaran tentang pembunuhan mulai membaca koran mistis di pagi hari guna mencari setitik informasi. Koran dengan kertas seputih salju itu dapat bersuara guna mengingatkan pembacanya jika tidak sengaja melewatkan kata atau kalimat penting untuk dibaca. Eris diteriaki koran sepanjang hari hingga telinganya sakit karena tidak mampu mengeja dengan benar. Tulisan seperti 'mencintai' dibaca Eris 'jadi tai' hingga koran itu berteriak mengamuk dengan brutal bagai anjing yang terinjak ekornya. Nico kemudian mentertawakannya karena menganggap metodenya sangat kuno.