Bab 14. Alibi Sang Pencuri Jiwa -part 2-

250 18 2
                                    



Hari-hari setelahnya, baik Nico dan Eris memperhatikan gerak-gerik Archia, tetapi tidak ada yang berbeda. Dia tetap tersenyum seperti biasa pada teman-teman sekelas dan tidak memberi perhatian sama sekali pada keberadaan Nico.

"Wah dia monster. Monster!" bisik Eris histeris.

"Atau ramuan Fistiana basi," ulas Nico.

"Memangnya makanan?" tanya Eris.

Nico menghela napasnya. "Mungkin aku dikutuk."

"Sudahlah Nic, kalau ingin pacaran ... tolong cari ikan lebih kecil. Wajahmu tidak sebanding dengannya, seperti langit Bumi."

Nico terdiam. Dia beruntung kali ini, Archia tidak melaporkan kejadian kemarin pada siapa pun. Sekarang Nico berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mendekati Archia lagi apa pun yang terjadi. Sampai berani, dia akan tenggelamkan diri di bak kamar mandi.

"Aku ketemu dengan Helmi, kakak sepupuku. Setelah aku cerita banyak hal, dia mengaku pernah dengar nama Elisa."

"Elisa?" tanya Nico kaget, "yang disebutin Senter Frost?"

"Ya. Elisa terkenal sebagai Aelven terkuat dan tidak terkalahkan di masanya. Dia membunuh banyak orang selama perang manusia-dewa."

"Membunuh?" ujar Nico ngeri. "Berarti benarkan, yang kita cari Aelven juga."

"Tidak hanya itu. Dia jadi paling kuat karena mencuri ratusan kekuatan dengan Cat Sith," ujar Eris.

"Sith! Kalau begitu cocok!" ujar Nico terperangah.

Namun perhatian mereka terpecah begitu melihat Kevin muncul di ujung koridor dan memasuki markas Pegasus. Eris segera berseru, "Kevin! Ke mana saja kau selama ini?"

Kevin berjalan mendekat. Dia melihat kanan dan kiri seakan mencari seseorang.

"Kenapa bolos pelatihan Senter Frost?" tanya Nico.

"Kau masuk grup siapa untuk festival musim gugur?" tanya Eris.

Dahi Kevin yang panjang terlihat mengkerut. Tangannya menyimpul. Ekspresi wajahnya terlihat resah. Dia kemudian berkata, "Sekarang bukan waktunya untuk festival."

"Ada apa?" Nico bertanya keheranan melihat wajah Kevin sangat cemas.

"Mia," bisik Kevin.

"Kenapa dengan Mia?" tanya Eris.

"Mia hilang."

Alis Nico dan Eris menjengit keheranan.

"Maksudmu hilang? Mia kan bukan peliharaan yang bisa hilang?" tanya Eris. "Mungkin dia turun ke Laputa?"

"Ya, beli pakaian baru. Sekarangkan sudah mau masuk musim dingin, atau sibuk mengerjakan festival musim gugur?" tanya Nico.

"Tidak mungkin, dia tidak mungkin hilang selama ini," jawab Kevin.

"Sejak kapan?" tanya Eris.

"Mia mulai tidak kelihatan setelah kita menemukan mayat itu, Nico. Kita selalu berdiskusi bertiga karena kita tidak melihatnya di mana pun."

"Sudahlah, terserah dia mau ke mana. Mungkin saja pulang ke Bumi," kata Nico.

"Bukan itu ... dia tidak mungkin pulang ke Bumi."

"Maksudmu?" tanya Eris. "Dia alien?"

Kevin terdiam, dia kemudian melihat Nico dan Eris bergantian dan memutuskan untuk bercerita tentang kehidupan Mia.

Laputa and Castle in the Sky ( Fantasy, Romance, Bahasa Indonesia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang