6.30-Jillian POV-
Saat aku sampai di sekolah, aku melihat Austin sedang berdiri sendirian seperti sedang menunggu seseorang. Aku pun segera menghampiri Austin.
Aku menepuk pundaknya dan tampaknya dia sedikit terkejut akan kedatanganku.
"Hei, ngagetin aja" kata Austin sambil memegang dadanya.
Aku terkikik mendengarnya.
"Lagian ngapain sih berdiri di sini sendirian gitu? Emangnya nungguin siapa?" Tanyaku.
"Nungguin lo lah" katanya.
"Lah? Ngapain nunggun gw?" Tanyaku.
"Ya kan di sekolah ini gw deketnya sama lo doang. Abisnya guru-guru di sini udah pada tua-tua" tawaku meledak saat mendengar perkataannya.
"Udah ah ayo cepet masuk" ajakku.
Austin mengangguk dan segera mengikutiku masuk ke dalam gedung sekolah.
"Dahi lo gimana? Udah mendingan?" Tanya Austin.
"Ya lumayan lah" jawabku.
"Lagian kenapa sih bisa lebam begitu?" Tanya Austin ingin tau.
"Kebentur gembok loker" kataku.
"Lah kok bisa?" Kata Austin.
"Kemaren gw jalan sambil main handphone jadinya kebentur deh" ucapku berbohong.
Bisa ku lihat Austin kurang percaya atas ucapanku. Aku pun berusaha meyakinkannya dan sepertinya dia sudah lumayan yakin walau kuyakini dia belum yakin.
{a/n: kata 'yakin' nya banyak banget ya}
"Gak ke ruang guru? Biasanya guru suka rapat atau semacam itu lah" kataku.
"Iya juga sih. Yaudah deh gw pergi dulu ya" katanya.
Aku pun melambaikan tanganku ke arahnya. Setelah ia sudah masuk ke ruang guru, aku menuju kelas pertamaku yaitu kelas bahasa inggris.
Saat aku membuka pintu, tiba-tiba satu ember penuh berisi air mengalir dari atas pintu ke kepalaku. Alhasil tubuh ku 100% basah kuyup.
Di kelas aku mendengar suara tawa dari 2 orang perempuan. Kuyakini kalian sudah bisa menebak siapa mereka.
Perempuan yang berambut orange tersebut pun berjalan mendekatiku.
"Berterima kasih lah kepadaku. Berkat ku, kau tidak perlu mandi lagi nanti" ucapnya sambil tertawa diikuti Barbara.
"Untuk apa kau melakukan semua ini?" Tanyaku dengan keadaan basah.
"Untuk apa? Tentu kau sudah tau untuk apa aku melakukan ini, sayang" katanya sambil mengankup wajahku dengan kedua tangannya.
Aku pun segera menyingkirkan tangannya dari wajahku.
*kriiingggg*
Sh*t! Mana mungkin aku mengikuti pelajaran dengan keadaan basah seperti ini?!
"Hei untuk apa kau masih di sini? Keluar sana" ucap Bella.
Dari pada aku membuat keributan di sini, aku pun mengikuti kemauan nenek lampir tersebut. Saat aku keluar dari kelas, seluruh pasang mata melihat ke arahku.
Aku menghiraukan tatapan aneh dari mereka semua. Aku segera keluar dari sekolah dan menuju tempat parkir.
Saat aku hendak berjalan ke arah motorku, aku merasakan ada yang menggenggam tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The One | C.D
FanfictionJillian Mendes adalah adik dari seorang viners terkenal, Shawn Mendes. Jillian berbeda dengan perempuan pada umumnya, itulah yang membuat banyak orang menyukainya. Pada suatu hari, Jillian jatuh cinta kepada sahabat kakaknya sendiri. Cameron Dallas...