One

32K 1.3K 5
                                    

"oke, aku duluan ya" gadis itu pun melambai ke arah sekelompok gadis sebayanya.

"prill, tunggu... Lo jadikan ke toko buku itu?" gadis dari kelompok itu berteriak. Gadis bermata coklat itupun mengangguk, kemudian berjalan keluar dari caffe itu.

Ia berjalan menyusuri trotoar di sisi jalan ibukota jakarta ini. Matahari yang menyengat ubun-ubunnya iya acuhkan begitu saja. Suara klakson mobil dan motor ia bisukan begitu saja. Hingga akhirnya ia berhenti di sebuah kedai bunga.

"seperti biasa nona diza?" tanya pelayan disana diiringi senyuman.

"ya rey. Kau ini masih saja bertanya!" balasnya diiringi tawa renyahnya.

"baiklah. Ini sudah kusiapkan" ucap pelayan yang dipanggilnya rey tadi memberikan sebuket bunga berwarna mutih berpadu warna merah.

"terima kasih rey. Baiklah aku pergi dulu" ucap gadis itu lalu berjalan keluar kedai bunga itu.

Ia berdiri di bahu jalan, menengok kearah kiri-kanan melihat keadaan kendaraan. Setelah dicukup kosong, ia berjalan melewati badan jalan yang teramat panas.

Namun saat ia melangkahkan kakinya disela-sela gundukan tanah suasana berubah menjadi sepi dan menyejukan. Ia menghentikan langkahnya di depan gundukan tanah dengan batu keramik bertuliskan "Rizal Diza". Ia duduk ditepinya. Air mata nya melolos melewati pipi manisnya.

"pa, maaf ii baru kesini. Banyak banget tugas ii sekarang pa. Papa gimana?" ucapnya bergetar menahan tangis.

"papa ii kangen sama sama papa..."

"papa masih ingetkan waktu papa ngajak ii jalan-jalan dulu? Pa ii kangen itu" ucapnya mengingat-ngingat sesuatu.

"pa ii mau pergi dulu ya. Faza ngajakin ii ke toko buku nanti sore, ii sekarang mau siap-siap dulu ya pa. Asalamu'alaikum" ia lalu meletakan sebuket bunga itu dimakam papanya. Lalu melangkahkan kakinya menuju keluar gundukan-gundukan tanah itu.

=====

"gue cabut ya bro" ali melangkahkan kakinya menjauh dari sekumpulan orang.

"li, tunggu. Lo jadi kan clubbing malam nanti?" ujar seorang pria menghentikan langkahnya.

"jadilah. Lo tunggu aja di club, gue pasti dateng kok" ali menepupuk-nepuk bahu pria tadi.

"oke gue tunggu lo"

Ali melangkahkan kakinya keluar dari bengkel ramai itu.

Ia menaiki motor sport hitam nya. Melajukan motornya kencang, melewati jalan panas ibukota.

Sampai akhirnya ia sampai di sebuah rumah mewah dan besar. Ia berjalan gontai kearah daun pintu lalu membukanya begitu saja.

"sepi? Kaya biasanya" gumamnya lalu pergi meninggalkan ruangan luas itu menuju kamarnya.

"li baru pulang?" tanya seorang paruh baya yang melihatnya memasuki kamarnya. Ali hanya mengangguk lalu kembali memasuki kamarnya. Wanita itu menggeleng pelan melihat anaknya itu.

"maafkan mama li. Tapi suatu saat kamu pasti ngerti" gumam wanita itu.

Ali menghempaskan tubuhnya di ranjangnya. Ia menatap kesekeliling kamar yang berdominasi barca miliknya. Kamarnya cukup besar namun sayang, sangat sering ia tinggalkan.

Badannya cukup pegal ia rasa, matanya pun mulai terasa berat. Ditambah lagi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing, mungkin akibat nakotin yang ia hisap ditempat bengkel tadi. Tak lama matanya pun tertutup dan nafasnya terlihat sudah teratur. Ia terlelap.

Hello,,hello
Kembali membawa story abal+gaje
Vote comment nya boleh dong?
Makasih udah mau baca+respon

Salam aprilovers❤❤❤

MY RACERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang