Nine

11K 776 3
                                    

Prilly pov

Kenapa aku jadi panas dingin begini saat teman-teman ali menggodaku tadi? Apa aku mengharapkan ali? Ya, mungkin bisa kujawab iya.

Aku izin ketoilet sebentar hanya untuk menutupi kegrogianku dan pipiku yang kuyakini sudah memerah.

Dan setelah cukup siap lagi, aku keluar dari toilet perempuan.

Aku melewati lorong-lorong dengan pencahayaan cukup remang. Saat aku sedang berjalan tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan kekar menarik tanganku. Aku tak tau siapa yang menarikku, tapi karena tenanganya yang lebih kuat dariku, akhirnya aku mengikuti. Wajah si penarikku ditutupi sebuah masker hitam dan memakai kupluk dari jaket levisnya. Tapi tunggu dulu sepertinya aku kenal jaket ini, tapi dimana?

"hey, siapa kamu? Aku mau dibawa kemana?" aku bertanya, tapi sepertinya hanya sia-sia saja.

Akhirnya aku dibawa kebelakang cafe, tapi belakang cafe ini sangat indah. Disana sudah ada satu meja bulat dan ditaburi bunga mawar berwarna merah darah. Romantis. Tunggu, tunggu, romantis? Aku memperhatikan wajah si penarikku dari belakang. Sepertinya aku kenal dengan orang ini?

Dia menyuruhkku duduk dimeja bundar dan diikuti dengannya yang juga ikut duduk dihadapanku.

Aku menatapnya penasaran. Dia menyodorkan secarik kertas dilipat. Aku mengambilnya lalu membukanya. Mataku terbelalak membacanya.

Haii, gadis yang ada didepanku. Kamu.

Aku berhenti membaca, dan mendongakkan kepalaku menatap pria dihadapanku. Dia masih setia menggunakan masker hitamnya. Tapi terlihat dari matanya yang menyipit, sepertinya ia tersenyum padaku

Kamu tau? Entah sudah berapa lama kita kenal. Entah itu terlalu lambat, atau mungkin terlalu cepat. Tapi percayalah, kamu terlalu cepat mengambil hatiku.

Sejak malam itu,aku sudah memiliki rasa aneh ketika aku menatap mata coklat bening, milikmu. Tapi aku takut, aku tak bisa membenarkan perasaan ini. Hingga sampai kini, aku mulai berani menatap mata milikmu, dan aku coba yakin bahwa perasaan ku ini sekarang benar. AKU JATUH CINTA.

Please, started be mine? Sure to me.

Prill, aku sayang kamu. Jadi bagian hidupku mulai kini. Kasih aku cinta kamu, dan aku akan beri hidup aku buat kamu.

Airmata tak dapat lagi kutahan. Aku menatap pria misterius dihadapanku. Betapa terkejutnya aku bahwa pria dihadapanku adalah... Ali.

Kenapa aku baru sadar bahwa jaket yang ia pakai sama. Ah, prill, mungkin kau terlalu panik sampai kau kehilangan titik fokus.

"aku mau kamu jadi pacar aku, dan aku harap kamu bilang iya?" ali mengambil tangan kananku, sementara tangan kiriku menutup mulutku tak percaya dengan apa yang baru terjadi.

Aku mengangguk antusias, "iya, li, aku mau!" air mataku sudah basar mengguyur pipiku. Sementara ali tersenyum kesenangan kepadaku. Ia berdiri dari duduknya, dan berjalan kearahku, lalu dengan cepat memelukkku dengan erat.

"makasih, sayang. Jaga hati kamu buat aku, dan aku bakal selalu lindungin kamu dari sesuatu yang jahat diluar sana!" bisik ali ditengah-tengah pelukan kami.

Aku mengangguk-ngangguk dibahu ali, "aku akan coba!" bisikku lagi.

Ali pov

Lega, akhirnya aku bisa mengutarakan hatiku pada gadis putih itu. Aku sekarang sangat bahagia setelah ia bilang, mau jadi pacarku. Ini kebahagiaan yang sudah aku lupakan, dan dia mengingatkan lagi rasanya bahagia padaku, terima kasih sayang. Love you!!!

Aku melepaskan pelukanku padanya, "eh, sayang ayooo kita kembali ke meja. Aku lupa brian sama revan pasti udah nunggu" ucapku. Aku lupa, bahwa dicafe ini masih ada revan dan brian. Inilah surga cinta. Kita akan lupa dengan segalanya ketika kita bersama cinta. Aku merasa jadi mario teguh jika begini.

"oh, iya. Ayo, kasian temen kamu pada nungguin"

Masih setia dengan storyku? Makasih banyak. Vote dan comment selalu menjadi motivasi aku nulis loh.

Dan berharap, chapter ini ditambahin lagi votenya, makasih. Tulis di comment kekurangan chapter ini.

Salam aprilovers

MY RACERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang