Twenty Five

11.1K 493 11
                                    

Author pov

"ALI! Kamu..."

Ali dan prilly tersentak melihat dan mendengar reaksi resi yang diluar perkiraan mereka.

"assalam..." ali yang hendak menyalami tangan resi langsung ditepisnya kasar-kasar.

"tante gak percaya lagi sama kamu ali! Kamu udah ngancurin kepercayaan tante sama kamu!" resi menatap ali dengan mata menyala-nyala seolah-olah dalam hitungan detik akan meledak.

"ma... Ma... Stop dulu! Jelasin sama aku, ali emangnya kenapa?" prilly menyela, melihat ini semua sungguh di luar dugaannya.

"kamu jujur sama mama prill? Kamu diapain sama dia!" resi beralih menatap anak perempuannya.

"nggak kok ma. Malah ali itu nolongin aku..."

"nolongin kamu! Kata kamu ali nolongin kamu?!" lalu mata resi menatap prilly dengan menyala-nyala. Resi lalu mengeluarkan amplop coklat berukuran besar dan menghempaskannya pada lantai.

Secara spontan, prilly pertama kali mengambilnya terlebih dahulu. Lalu pelan setengah terburu-buru ia membuka amplop itu, dan matanya mebelalak lebar-lebar setelah melihat isi amplop itu.

"ma... Ini tuh nggak bener. Ini cuma..." prilly menggeleng-geleng melihat foto dari isi amplop itu. Ya, foto itu memperlihatkan prilly yang digendong ali dengan keadaan setengah sadar dan dalam balutan baju yang sudah hampir telanjang, persis seperti kejadian malam kemarin di club.

"prill... Mending kamu masuk ke dalam dan kamu ali..." resi kembali menatap ali, "sekarang kamu pergi dari sini dan jangan peenah deket-deket ataupun ketemu lagi sama anak tante. Kamu udah bener-bener ngancurin kepercayaan tante ali!" dan dengan cepat resi berbalik dan menarik tangan prilly untuk masuk kembalu ke dalam rumah. Walupun prilly meronta, berkata kepada resi untuk coba mendengarkannya, tapi tetap saja resi tak di dengarkan resi.

Sementara, ali yang pasrah hanya bisa menghela nafas dan berbalik kembali kepada motornya. Mungkin ini hanya ujian cintanya saja. Karena ali tau, banyak sekali kesalahan yang ia buat terutama masalah cinta dan perempuan.

Tapi bagaimanapun, ini hanya awalnya saja, dia harus mampu memperjuangkannya. Ali menguatkan hatinya. Lalu mulai menstater motornya dan berlalu meninggalkan rumah prilly dengan hati sedih dan merasa tersakiti.

=====

Resi menghempaskan tubuh prilly ke ranjangnya. Matanya memerah melihat anak gadisnya sudah berani berbohong.

"ma, dengerin aku dulu... Percaya sama aku, ali tuh nggak ngapa-ngapain aku..." prilly mencoba membela dirinya sendiri.

"kamu gak usah ngelak, jelas-jelas foto tadi udah ngejelasin semuanya. Kamu mau mama dengering apalagi, hah?!" bentak resi.

Sementara prilly menangis sejadi-jadinya karena bentakkan resi. Terakhir kali ia di bentak adalah saat usianya masih muda, sekitar lima belas sampai tujuh belas tahun, dan kini bentakan itu meluncur secara mulus dari mulut resi.

"ma, dengerin prilly dulu..." bantah prilly masih menangis sejadi-jadinya.

"oke, apa yang mau kamu jelasin ke mama?" resi melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap prilly dengan tatapan mengintimidasi.

"jadi kemarin aku di ajal ngumpul sama albert..." prilly menghembuskan nafasnya, "oke, ma aku bodoh nggak dengerin mama buat hati-hati. Terus aku di ajak main di club malam. Aku emang bodoh karena nganggap hal itu sebagai hal biasa yang selalu dilakuin orang sebaya aku di pergaulannya..."

"prill, itu baha-..." resi menyela, tapi langsung disambung oleh prilly.

"ma, dengerin aku dulu dong..." ucap prilly, "akhirnya aku di ajak minum sama albert, awalnya aku nolak tapi alberr terus maksa dengan embel-embel aku bakal ketagihan. Akhirnya aku minum, terus benar, aku ketagihan akhirnya aku mabuk. Karena setengah sadar saat itu aku digendong sama albert ke sebuah kamar di club itu, karena aku mabuk aku gak kuat buat nolak akhirnya..." prilly menghentikan ucapannya dengan pandangan menduduk penuh penyelesaian.

"ya ampun, prill..." resi menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

"tapi disaat itu ali datang. Terus dia mukul albert, bahkan saking mabuknya aku gak kuat buat ngehentiin perbuatan mereka, sampai akhirnya albert nggak sadar, terus ali gendong aku ke luar club. Dia gak bawa aku ke rumah karena dia takut, mama bakal marah dan nuduh ali yang nggak-nggak sampai akhirnya dia mutusin buat bawa aku ke rumahnya biar sekalian nungguin aku sadar. Tapi ternyata dugaannya salah... Tapi bener ma, ali nggak ngapa-ngapain prilly... Malah dia bantuin prilly, kalo gak ada dia prilly gak tau bakal kayak gimana sekarang ma..." jelas prilly.

Resi menatapa anaknya dengan perasaan campur aduk, "prill seharusnya kamu nggak ngelakuin itu, kamu tau kan itu bahaya banget buat kamu?"

"iya, ma maafin prilly"

"yaudah, mama coba ngertiin kamu, dan mama maafin kamu" ucao resi, "tapi kamu tetep gak boleh ketemu sama ali lagi!" ucap resi.

Prilly langsung mendongak, "loh, tapi kenapa ma? Aku kan udah bilang kalo ali nggak ngapa-ngapain aku..."

"iya mama tau. Tapi mama liat lingkungan ali gak baik buat kamu, mending kamu move on dari ali terus kamu cari cowok lain. Mama tau kok, di luar sana masih banyak cowok yang lebih baik dari ali..."

"tapi ma, gak ada yang lebih aku sayang dari ali... Aku cuma mau dia ma" prilly menaikan nada bicaranya satu oktaf.

"sayang ngertiian mama... Mama sayang sama kamu, maka dari itu mama mau dapat yang terbaik buat kamu..." prilly menangis sejadi-jadinya tapi langsung di peluk resi untuk menenangkannya. Prilly menangis sambil menangis tersedu-sedu.




Hai, kangen banget ya sama aku *tepuk tangan* (ngarep tingkat tinggi)

Maaf, ya laaammmaaa banget update nya. Itu semua karena aku baru bisa pegang hp sekarang. Kemarin aku baru LDKS buat jadi pengurus OSIS jadi suuppeerree siibbbukkk di sekolah dan alhasil itu buat MR nya terlantar. Maaf ya!

Oh iya chapter ke-25 ini sekaligus chapter terakhir dari MR ini. Maaf ya, chapter terakhirnya di percepat. Aku takut kalo gak dituntasin malah bisa buat MR nya nganggur. Dna aku tau, ending nya itu gak nyambung abis.

Tapi... Buat pecinta sejati mr, jangan sedih karena kalo respectnya bagus banget aku bakal publish My Racer seri ke 2. Dan aku yakin di seri kedua itu, tulisannya pasti bakal lebih bagus. Tipe nya italic, bold, nya bakal di tambahkan dan aku berusaha rajin update.

Trims banyak buat my racer lovers sudah mengikuti cerita prilly diza dna aliando zarez sampai ending. Sampai jumpa di cerita lain! Salam racer, cintaku seoanjang jalur balapku.

Cinta & sayang
By, wardahstories

MY RACERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang