Author pov
Dengan sisa kesadarannya, albert menggendong tubuh mungil prilly masuk kedalam kamar yang ada dilantai atas club. Setengah sadar, ia tersenyum puas. Ini adalah satu dari sekian banyak cara yang ia lakukan untuk balas dendam kepada ali. Dan prilly adalah salah satu alatnya, tapi sayang prilly terlalu polos untuk menyadarinya.
Albert membaringkan tubuh prilly di ranjang kamar remang itu. Ia ikut naik ke ranjang lalu menindih tubuh mungil prilly. Prilly yang mabuk hanya bisa menggeliat dan mengoceh tak jelas.
Mata albert terpusat pada bibir tipis prilly. Albert baru menyadari bahwa prilly mempunyai wajah cantik, terutama bibir tipisnya yang menggoda.
Dengan pelan ia mendekatkan bibirnya ke telinga prilly dan menghembuskan nafasnya pelan disana membuat prilly menggeliat merasakan sensasi aneh.
"Lo bakal tahu rasanya, cewek polos!" ucap albert dengan seringainya. Karena prilly sedang mabuk ia tak begitu merespon perkataan albert. Prilly semakin menggeliat kerika bibir albert menelusuri rahangnya lalu turun menuju leher. Sesekali ia menghembuskan nafasnya disana membuat prilly semakin menggeliat tak terkendali.
Albert lalu beralih ke bibir prilly ia lalu melumat bibir tipis prilly. Membuat prilly terengah namun tetap menikmatinya.
Ditengah lumatannya, albert tersenyum jahat. Ia merasa menang.
Brukk...
Tiba-tiba pintu kamar di buka paksa. Sontak hal itu membuat albert menghentikan aktivitasnya. Albert menoleh kebelakang dan akhirnya ia menemukan ali dengan tangan mengepal kuat membuat buku-buku tangannya memutih.
"BANGSAT!" umpat ali penuh penekanan.
Albert menyeringai. Lalu tanpa peduli kepada prilly ia lalu turun dari ranjang. Albert bertepuk tangan penuh kemenangan.
"Aduhh li, ngapain sih ganggu aja. Tadi hampir kebablasan tau!" ujar albert dengan nada seolah kecewa. Tapi itu malah membuat ali marah.
Ali mendekat ke albert dan... Buggghh. Satu pukulan mengenai wajah albert. Membuat daerah yang tadi terkena tinju dari ali memar kebiru-biruan.
"Dasar brengsek! Lo apain prilly hah?" ali menarik kerah baju albert, "Bajingan!" ali menghempaskan tubuh albert sehingga ia tersungkur ke lantai.
Bukannya meringis albert malah memberikan smirknya lalu bangkit, "Nggak gue apa-apain kok. Tadi dia cuma kayak mabuk terus ya gue bantuin dia ke kamar eh, taunya gue ke jebak"
Ali sudah lost control ia tak menghiraukan ucapan albert. Ia berjalan ke arah ranjang. Dimana prilly masih tak sadar.
Ali menggendong prilly. Lalu cepat-cepat keluar kamar. Tapi saat melewati albert ia mengumpat, "Sekali lagi lo sentuh prilly, gue gak yakin lo masih hidup!" umpat ali penuh penekanan.
Sementara albert malah mengedikan bahunya sambil tersenyum, "Whatever" ucapnya santai.
Ali lalu melanjutkan langkahnya menuju keluar club untuk pulang.
=====
Sesampai di rumah ali. Ya, ali membawanya pulang kerumahnya karena jika ia membawa pulang kerumah prilly, ia tak tahu reaksi apa yang akan terjadi kepada mamanya prilly.
Sesampainya di kamar ali, ia membaringkan tubuh mungil prilly diranjangnya. Lalu ia mengusap kepala prilly lembut.
"Seharusnya kamu dengerin aku. Dengerin buat gak deket-deket sama albert. Dia itu bahaya apalagi buat kamu cewek aku yang polos. Aku harap itu yang terakhir kamu ngelanggar ucapan aku. Aku sayang kamu" ucap ali dan diakhiri dengan mengecup dahi prilly.
So, masih nungguin MR-nya? Udah lama pendek ya?
Jadi gini, sebelumnya aku minta maaf karena udah lama ngepost. Tapi kemarin-kemarin aku kena musibah kecelakaan jadi imbasnya hp aku jadi rusak. Layar LED nya pecah jadi di service dulu. Mohon maaf atas kelamaannya ya. Dan ini aku juga pake hp mamah. Jadi silahkan hargain chapter ini ya dengan cara vote dan comment.
Hope u like it.
Baca juga ya story baru aku judulnya "Love Is Killer" banyak yang bilang cerita itu nggak jelas maka dari itu aku minta sarannya ya. Makasih

KAMU SEDANG MEMBACA
MY RACER
FanfictionAku begitu membenci dunia malam. Dunia itu seperti neraka dunia bagiku, tapi apa yang terjadi denganku jika aku masuk kedalamnya? (Prilly Diza) Dunia malam adalah duniaku. Dunia seperti candu untukku. Balapan adalah hobbyku. Tapi bagaimana jika aku...