- a d e l i n e
"Louis?" ujarku pelan.
Sial! Kenapa harus dia lagi? Kenapa pemuda itu berani-beraninya menampakkan batang hidungnya dihadapanku?
Hell, ini studio rekamannya dasar Adeline bodoh! Louis bisa sesuka hatinya keluar masuk tempat ini.
"Kau barusan membawakan bagianku dengan sangat buruk. Oh, bagaimana bisa itu terjadi?" nada sarkastiknya lagi-lagi muncul. Dia terduduk dihadapanku sembari menyilangkan kakinya berlagak seperti bos.
"Sungguh? Ada apa denganmu, dude?" Niall menginterupsi. Dia lagi-lagi membelaku.
"Aku tidak suka orang lain menyanyikan bagianku dengan buruk." tukasnya yang menurutku itu kasar. Tapi masa bodoh, aku tahu Louis pernah memuji suaraku dulu, dia hanya sedang mencari gara-gara denganku.
"Ada apa ribut-ribut?" sontak dua orang pemuda masuk kedalam studio tanpa permisi. Liam dan Harry, mereka datang bersamaan dan seseorang yang menyela tadi adalah Liam.
Antara Niall dan Louis tak ada yang menjawab. Alhasil Liam segera masuki studio rekaman disusul Harry dan Louis.
"Aku harus kedalam. Kau mau ikut atau menungguku disini?" seolah bisa membaca pikiranku, Niall mengangguk lantas meninggalkanku sendirian.
Aku butuh waktu untuk menjaga jarak dari Louis. Mau jadi apa kalau dia terus menatapku di dalam sana?
Alhasil aku memainkan ponselku. Kembali melihat mention yang masuk di Twitter dan melihat komentar terbaru di Instagram. Dan hampir semuanya penuh dengan bitchy comments about mine.
Well, aku jadi teringat sesuatu. Terutama soal tweet Zayn yang dikirimkannya pada Louis beberapa waktu lalu. Aku ingat saat itu Louis curhat padaku tentang betapa tak pedulinya dia pada sikap Zayn yang sekarang.
Aku memang tak mengenal Zayn secara dekat. Tapi kami sering bertemu di dressing room, dan terkadang aku yang menggantikan Lou menyiapkan kostum yang harus dia pakai saat perempuan itu menata rambutnya. Zayn memang terkesan sebagai pemuda yang dingin dan misterius.
Kenapa aku jadi membahas Zayn? Uh baiklah, kembali pada topik yang seharusnya. Sekarang aku belajar memahami bagaimana sosok Niall yang sesungguhnya karena demi apapun, aku sungguh jatuh cinta padanya. Kalau saja dia adalah arsenik, sekarang aku sudah benar-benar mati karenanya.
Hanya Niall satu-satunya orang yang bisa membuatku seperti ini. Seakan dia bisa membuatku terbang melambung tinggi.
Sebenarnya aku bukan tipe orang yang gampang jatuh cinta. Aku pernah berpacaran dengan teman masa kecilku bernama Killan selama kurang lebih 5 tahun (terhitung sejak kelas 8 sampai senior year), dan sebutan yang tepat untukku adalah setia.
Berbicara soal setia, aku pernah dianggap sebagai perusak hubungan Louis dan Vane. Tapi aku tegaskan sekali lagi bahwa kami hanya berteman. Aku melakukan hampir setiap kegiatan bersama Vane dan dia tak akan pernah keberatan kalau aku ikut. Lagipula Louis selalu menganggap aku ada saat kami jalan bertiga. Aku seperti adik bagi Vane dan dia sudah seperti saudara kandungku sendiri. Soal setia atau tidak, tanyakan saja pada Vane dan Louis.
Aku nyaris tak pernah peduli soal hubungan mereka sebelum aku tahu kalau Louis meminta putus dari Vane. Dia bercerita banyak soal pemuda itu dan aku bersikap sebagai pendengar yang baik. Louis pun jadi berbalik padaku, dia sering curhat dan menyempatkan waktunya untuk bertemu denganku.
Dari situ aku jadi sering pergi menemaninya dan bertemu Niall. Aku pikir semua ini berawal dari Louis. Kalau saja dia tidak membawaku pada kesibukannya di band, mungkin aku tak pernah jatuh cinta sekeras ini.
▼
"Aku suka mengabiskan waktu disini." pemuda itu berjalan perlahan sambil menarik seekor anjing lucu yang entah didapatkannya darimana.
Aku tersenyum kecil kearahnya lalu memandang kedepan. Pemandangan dari tempat ini begitu indah.
Niall mengajakku pergi ke sebuah perbukitan yang digunakan sebagai lapangan golf begitu dia seesai dengan urusan bandnya di studio. Aku tahu seberapa cintanya pemuda ini dengan olahraga dan sama sekali tak heran jika saja Niall mengajakku kemari.
Selain sering menghabiskan waktu untuk latihan dan pergi ke studio, Niall selalu menyempatkan diri untuk sekedar menonton pertandingan olahraga secara langsung maupun dari rumah.
"Kau bisa merasakan angin yang berembus? Benar-benar seperti surga." ujarnya lagi. Aku menoleh dan tanpa sadar Niall telah menambatkan sebelah tangannya di pundakku. Dia merangkulku, membuat diriku merasa senyaman mungkin ada didekatnya.
"Aku pernah bermimpi untuk punya rumah dengan pemandangan seperti ini." terangku, mencoba membuat suasana canggung menghilang. Dan aku berusaha menikmati rangkulan Niall. "Ya, meskipun aku tahu - itu mustahil."
Niall menoleh penuh kearahku. Jarak wajah kami pun hanya sekitar 30cm. "Kenapa mustahil? Kau bisa mendapatkannya suatu saat nanti."
"Aku tidak sekaya kau. Dan darimana aku bisa mendapat uang sebanyak itu untuk membeli rumah dengan pemandangan kelas atas seperti ini?"
Tapi Niall segera meraih kedua tanganku, "Percayalah, kau akan dapatkan yang lebih dari ini."
Pun aku tersenyum, membayangkan punya rumah besar di temani sosok Niall sebagai suami sekaligus Ayah dari anak-anakku saja sudah membuat bulu romaku meremang.
"So, let's play with my buddy!" Niall menarikku bersama dengan anjingnya.
Kami berkeliling sambil kejar-kejaran dengan anjing kecil yang sangat lucu itu. Dan siapa sangka Niall beberapa kali menangkap tubuhku, merangkulku, atau memelukku layaknya kami adalah sepasang kekasih.
"Let's take a picture." kata Niall begitu aku merasa lelah dan berbaring diatas rerumputan.
Dia serius soal mengambil foto, Niall memotretku dan menyimpannya dalam ponsel. Aku pun hanya bisa tersipu malu.
"Kau cantik." katanya.
"Kau berkata seperti itu karena aku perempuan. Terima kasih, Niall."
"But seriously, I adore you from the very first day, Adeline." lantas Niall meraih tanganku dan mengecup punggung tanganku perlahan.
Akhirnya aku benar-benar menikmati hariku, selain untuk melupakan tentang masalah kecil di studio tadi, aku akhirnya tahu kalau Niall memperhatikanku.
**
Picture of Adeline on mulmed *she's cute*
Dan buat yang nebak di chapter sebelumnya, selamat Anda benar wkwk!!
Eh gue buka oneshot request lo, yang mau request cek di works, judulnya Kiss :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison ╰☆╮ n. horan ✅
Fanfiction❝I pick my poison and it's you!❞ [ A Niall Horan fanfiction, written in bahasa ] copyright © paynefiction, 2015.