e p i l o g u e

1K 115 16
                                    

"He's so cute!" aku mendegar salah satu dari segerombolan perempuan muda yang mungkin usianya beberapa tahun diatasku. Mereka tengah memandang kearah bayi laki-laki dalam kereta bayi yang aku dorong.

"Oh astaga, itu kan Adeline?" salah satu diantara mereka ada yang menyahut. Aku terus meneruskan langkah kakiku dan membawanya pergi menjauh.

Seperti menu makanan yang selalu aku makan tiap hari. Hampir semua orang akan mengomentariku ketika aku pergi keluar untuk mengajak Ello jalan-jalan.

Oh ya, aku belum memberitahukan soal ini. Jadi, bayi yang sedang berada di dalam kereta bayi yang sedang aku dorong ini adalah anakku. Anakku dengan Niall -- ya aku mohon jangan kaget dengan yang satu ini.

Semua orang tahu Niall telah menghamiliku dalam sebuah insiden paling bodoh yang pernah ada (kami sama-sama mabuk) dan dia masih mengelak jika anak yang aku kandung itu anaknya sampai akhirnya dia tahu sendiri bahwa dirinya dijebak.

Aku ceritakan sedikit soal tragedi penjebakan ini. Kalian pasti tahu kalau Vane juga pernah tidur dengan Niall waktu itu. Seiring berjalannya waktu terungkap jika Vane hanya menginginkan popularitasnya, selain itu untuk menaikkan pamor One Direction (dia sengaja dikontrak management 1D untuk membuat berita itu).

Semuanya terdengar cukup klise. Aku bahkan baru menyadarinya belum lama ini. Hidup kami seakan dipermainkan untuk popularitas dan uang. Sekarang saat semuanya memutuskan untuk berhenti sejenak dari dunia keartisan, aku mengerti bagaimana sulitnya menjadi mereka. Apa yang kau lakukan harus sesuai dengan yang mereka inginkan. Itulah sebabnya Niall tidak begitu percaya saat aku berkata bahwa diriku hamil anaknya. Yang Niall percaya saat itu hanyalah Vane yang beralih dari Louis dan mencintainya.

Omong kosong. Semuanya hanya omong kosong.

Kembali pada kenyataan. Aku dan Niall sepakat memberi nama anak kami Angello William Horan karena menurutku nama itu pantas untuknya. Angel, kami berdua seolah terobsesi dengan kata itu. Berhubung Angel lebih mirip nama anak perempuan, maka dari itu kami menambahkan huruf L dan O dibelakangnya.

Aku memang sempat membenci Niall untuk waktu yang cukup lama. Rasanya sakit saja saat sesorang yang benar-benar kau cintai tak mengakui kehadiran anaknya sendiri. Ya, aku tahu kami masih sama-sama muda. Tapi hey! Siapa juga yang mau punya anak di usia 20 tahun? Kalau bukan karena insiden bodoh itu, aku tak akan pernah mau melakukan sex diluar nikah.

Tapi setidaknya aku masih menganggap Niall sebagai arsenik yang siap membunuhku kapan saja. Percaya tak percaya, aku masih sering gelagapan saat melihat Niall ganti baju di depanku. Aku tahu ini terdengar cukup bodoh, tapi perasaanku padanya masih sama seperti dulu.

Niall always make me high like that.
I pick my poison and it was him.
Nothing could kill me like Niall did.

Aku masih sering kurang tidur karena memikirkannya dulu. Aku masih ingat saat mengubah kebiasaanku agar sama seperti Niall layaknya minum bir saat sarapan. Niall memang mengubahku, itu poin pentingnya. Kenapa dia berusaha mengubahku? Tujuannya untuk menarik perhatian Vane. Padahal jelas-jelas dia sedang dijebak.

Aku tahu Niall begitu menyesal telah membuatku menderita karena sikap bodohnya. Tapi aku bisa bernafas lega setelah tahu Niall mau mengakui anaknya, dia bahkan menemaniku selama persalinan berlangsung. Aku merasa menjadi ibu paling beruntung di dunia ini setelah tahu anak pertamaku berjenis kelamin laki-laki dan Niall yang akhirnya mau mengakui anaknya.

Soal fans, jangan tanya seberapa banyak kebencian yang mereka lontarkan untukku. Aku pernah menghitung setidaknya dalam sehari ada 3 Trending Topic Worldwide di twitter yang menyangkut tentang namaku. Pertama, #NadelineIsFake. Kedua, Adeline Voyer. Dan ketiga #AdelineForFame.

Poison ╰☆╮ n. horan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang