dix - sept

988 99 17
                                    

[ Jawabnya hampir bener semua, yang nemenin Adeline itu Michael ]




"What?" Adeline sontak terkejut begitu melihat dirinya tengah dipeluk dengan erat oleh seorang Michael. Ya, Michael Clifford yang semalam berlari ke halaman belakang bermaksud menghindar dari Adeline.

"Kau sudah bangun?" pemuda itu akhirnya ikut terbangun mendengar suara Adeline yang memekik. Sambil mengucek matanya perlahan, Michael berusaha memandang kearah Adeline.

"Oh God, what's going on last night?" Adeline bergegas menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

Adeline mabuk. Dia mengingat kejadian itu.

"Kau bertemu denganku dan memintaku menemanimu. Lalu kau mengajakku pergi ke kamar. And yeah, we just made out."

Secara tiba-tiba Adeline melemparkan tatapan jijik kearah Michael. Bukan ini yang dia harapkan semalam. Adeline berharap Niall akan bermain dengannya dan membiarkannya melakukan hubungan seks dalam keadaan mabuk lagi. Tapi kenyataannya, Adeline berada di kamarnya--hanya berdua dengan Michael dan yang dia tahu sekarang, dia setengah telanjang.

"Oh shit!" dia mengerang, menjambak rambutnya dengan frustasi lantas terduduk di tepian ranjang.

Michael pun tak tinggal diam, dia segera memungut pakaiannya yang tercecer ke lantai dan mulai mengenakannya. Pemuda itu mengelus punggung Adeline pelan, "It just happen, Adeline."

"No fucking way!" Adeline berseru. Michael pun mundur beberapa langkah sebelum akhirnya berbisik, "Aku tak melakukan apa-apa selain menciummu, Adeline. Menurutku, aku tak mengambil keperawananmu."

Dengan begitu Michael berlalu meninggalkan kamar Adeline dan menutupnya perlahan. Michael membiarkan Adeline sendirian.

Gadis itu menangis, tapi tangisnya tertahan begitu saja. Dia tak mungkin melakukan kesalahan terbesar itu. Seharusnya dia mendengarkan Vane untuk tidak meminum vodka semalam, harusnya dia tetap tinggal di arena permainan dan tidak berjalan ke halaman belakang, harusnya Adeline sadar bahwa Niall bisa saja menuduhnya sebagai perempuan gampangan.

Pun dengan segera Adeline membasuh tubuhnya dan mengganti pakaian. Dia berharap dengan menyegarkan diri sebentar dapat membuatnya tampak lebih baik.

"Hey, Adeline." suara Niall adalah suara pertama yang ditangkap ketika keluar dari kamar. Adeline nyaris tersentak melihat keberadaan Niall di depan kamarnya.

"Oh, h-hey, Niall." ujarnya terbata. Dia seperti kehabisan napas sampai tak tahu harus mengatakan apa.

"Jadi semalam kau menikmatinya?"

Adeline menggigit bibir bagian bawahnya. Sungguh, ini bukan pertanyaan bagus yang harus dia jawab, "Um, kau tahu kita harus bicara." gadis itu melangkah mendekat, dia hendak meraih tangan Niall kalau saja pemuda itu tak menghindar.

"Aku tahu apa yang kau lakukan semalam dan dia meminta maaf padaku." ujar Niall. Seketika itu Adeline mengernyit.

"Dia memberitahumu apapun yang terjadi semalam?"

Niall mengangguk, "Tentunya. Tapi itu tak masalah." pemuda itu memulas senyumnya.

"I'm so sorry for not being there with you. I was drunk."

Poison ╰☆╮ n. horan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang