PART 3

2.4K 85 1
                                    

Semenjak saat itu Jalal tidak menyukai Jodha dan ia terus berpesan pada Ruk untuk tidak dekat-dekat dengan Jodha. Jalal tidak menyimpan dendam sama sekali pada Jodha, Jalal adalah pria yang berfikiran dewasa, ia tidak ingin meladeni apalagi membalas dendam pada Jodha, kejadian waktu ia anggap hanya angin lalu, walaupun saat itu Jalal sangat emosi pada Jodha namun sekarang setelah ia memikirkan kembali tidak ada gunanya meladeni gadis arrogant seperti itu, toh saat ini mobil nya sudah kembali seperti semula walaupun demi itu semua tidak sedikit uang yang ia keluarkan namun ia tidak mempermasalahkan itu, waktu nya terlalu berharga jika untuk di pusingkan dengan memikirkan hal-hal bodoh seperti yang Jodha lakukan padanya.

Asyik dengan lamunannya hingga Jalal pun mulai terlelap dalam tidurnya dengan tanpa sadar bahwa ia telah memikirkan Jodha sedari tadi.

Keesokan hari nya di kampus, Javeda Atifah Benazir serta Bhaksi sudah berpencar untuk menyerahkan undangan Ruk pada teman-teman mereka.

Nampak di salah satu sudut kampus, Jodha dan dua orang teman nya Shivani dan Sukanya sedang membully (lagi) seseorang. "Bodoh,, bukankah sudah ku katakan padamu untuk menyelesaikan tugas kami hari ini, kenapa sekarang belum selesai juga??" Hardik Jodha pada gadis yang bernama Mehtab

"Ma,, Ma,, Maaf kan aku Jo, semalaman aku menjaga ibu ku di rumah sakit, sehingga aku tidak sempat mengerjakan tugas-tugas kalian. Tapi aku janji hari ini aku akan menyelesaikan semuanya" Jawab Mehtab dengan kepala menunduk tak berani menatap Jodha yang ada di depan nya.

"Ibu??" Kata Jodha dalam hati dan itu seketika membuat nya sedih namun ia tidak menampakan nya dan segera kembali memasang wajah mengancamnya pada Mehtab.

"PERCUMA !!! Tugas itu harus kami presentasikan siang ini. Dasar bodoh,, kau benar-benar mengujiku Mehtab!!. Guys,,, ambil tas nya dan buang semua isinya ke sungai belakang kampus kita. Kalau kita tidak bisa mempresentasikan tugas kita maka gadis bodoh ini juga tidak bisa." Perintah Jodha pada Sukanya dan Shivani

Dengan kasar Shivani dan Sukanya merebut tas dari pelukan Mehtab dan membawa nya menuju belakang kampus dan tanpa rasa bersalah sedikit pun mereka membuang tas dan isinya itu ke sungai yang cukup deras di belakang kampus, setelah itu mereka tertawa bersama.

Mehtab terduduk pasrah dan menangis tersedu-sedu di hadapan Jodha. Jodha yang melihat Mehtab menangis bukan nya merasa iba malah terlihat semakin marah pada Mehtab namun tidak ada kata-kata yang keluar dari bibir pink indahnya, ternyata bibir nya juga nampak bergetar terlihat ia seperti menahan suatu beban yang berat dalam hatinya, menyadari ia mulai terbawa perasaan Jodha segera sadar dan berkata "Tangisan tidak akan mengembalikan sesuatu yang telah hilang Mehtab, tidak ada guna nya kau menangis jika kau tidak berusaha untuk menemukan sesuatu yang hilang itu, kau malah terlihat semakin lemah dan bodoh dengan menangis dan,,,aku benci air mata" Jodha berkata datar tanpa ada amarah sedikitpun tidak seperti sebelumnya yang meledak-ledak, Mehtab yang mendengar itu langsung mendongak-kan wajahnya pada Jodha dan melihat Jodha dengan tatapan aneh, dalam hati ia merasa aneh dan tidak menyangka dengan apa yang dikatakan Jodha barusan, dan ia menyadari bahwa apa yang baru saja dikatakan Jodha adalah benar, tidak ada gunannya terus menerus menangisi sesuatu yang telah hilang tanpa melakukan sesuatu. Tepat saat itu Shivani dan Sukanya telah kembali pada Jodha. "Girls,, Aku sudah tidak semangat untuk melanjutkan kuliah hari ini, aku ingin pulang saja, terserah kalian mau ikut denganku atau tidak" Ujar jodha pada temannya seraya meninggalkan mereka dan Mehtab yang mulai meredam tangisnya.

"Kami ikut" Ujar Shivani dan Sukanya bersamaan dan berlari mengimbangi langkah Jodha.

Sebenarnya Jodha adalah salah satu mahasiswi yang cukup cerdas dan berprestasi di kampus itu, jika ia mau maka dengan mudah ia bisa menyelesaikan sendiri tugasnya itu, namun bukan Jodha namanya jika ia tidak mencari gara-gara atau membuat ribut pada orang lain. Diantara mahasiswa/i lain sudah banyak yang mengadukan kelakuan Jodha pada dosen dan rector di kampus mereka tapi sebagian para dosen percaya tidak percaya dengan semua aduan itu, para dosen disana mengenal Jodha sebagai gadis baik dan cerdas, bahkan ia sudah seringkali mewakili kampus nya mengikuti kompetisi-kompetisi yang cukup bergengsi dan selalu mendapatkan hasil yang memuaskan dan membanggakan untuk kampus mereka, selain itu ia juga sering membuatkan makanan lezat untuk dosen-dosen disana. Yah,, itulah Jodha, dia cukup lihai juga cerdik dan itu berhasil membuat dosen menjadi sayang dan percaya padanya sehingga ia masih bisa dengan leluasa tetap kuliah disini, salah satu kampus terbaik di negeri ini.

SEUNTAI HARAPANKU (FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang