Dan Jalal pun telah berada di dalam kamarnya, kamar Jodha dan Jalal berdampingan di hotel ini.
Sebenarnya Jalal juga sudah lelah dan ingin segera mengistirahatkan tubuhnya, namun masih ada hal yang harus diketahuinya, buru-buru Jalal menelphone seseorang.
^^^
"Halo Husen, bagaimana sudah kalian urus semua yang aku minta kemarin?" Tanya Jalal langsung begitu sambungan telephone nya terhubung dengan Husen
"Cih,, Kau terlalu to the point bro"
"Aku sangat lelah hari ini Husen, cepat katakan sudah sampai mana persiapan nya"
"Kami baru saja mulai mengumpulkan data dan document yang di butuhkan, setelah itu baru kami akan berangkat kesana untuk mendapat izin dan yang lain nya. Mungkin dalam dua hari ini semuanya akan selesai" Jelas Husen
"Baiklah" Jalal langsung menutup sambungan telephone nya secara sepihak membuat Husen di seberang sana mendengus kesal dengan sikap "sopan" sepupunya ini.Jalal sedang merencanakan sesuatu untuk kekasihnya, sesuatu yang akan ia lakukan sekali seumur hidup dan hanya pada Jodha, untuk Jodha.
^^^
Tiga hari setelah pernikahan Javeda dan Bhaksi, Jodha sudah kembali ke appartement nya sejak kemarin, kini ia tinggal sendiri disini. Merasa kesepian? Tentu saja Jodha merasakan itu, namun ia tidak ingin berlarut-larut lagipula mereka berpisah tidak dengan dalam keadaan berduka justru sebaliknya.Jodha sedang memasukan beberapa pakaian ke dalam koper, entah untuk apa tiba-tiba saja semalam Jalal menelphon nya dan mengatakan ingin mengajaknya pergi ke suatu tempat cukup jauh dan menginap, kemana dan berapa lama nya Jodha tidak tahu karena Jalal tidak menjelaskan padanya semalam, percuma Jodha memaksa untuk memberi tahu tapi Jalal kekeuh tidak ingin memberi tahunya dan mengatakan bahwa Jodha akan tahu itu nanti.
"Dasar bodoh,, berapa banyak baju yang harus ku bawa kalau begini? Dan baju apa saja yang harus kusiapkan? Baju hangat atau baju yang tipis saja? Kemana sebenarnya dia akan mengajak ku? Egois, Aarrgghhh,,, Jalal menyebalkan" Gerutu Jodha, sudah sejak tadi pagi kekesalan menghiasi wajah cantik nya.
Setelah beberapa jam berlalu, kini Jodha sudah siap dengan 2 koper besar di hadapan nya, ia membawa beberapa lembar baju hangat, baju tipis dan baju santai lain, juga perlengkapan nya yang lain, jadi ia sudah memutuskan untuk membawa semua yang menurutnya mungkin akan berguna disana nanti. Tak lama handphone nya berdering, melihat nama Jalal, Jodha segera mengangkatnya.
"Kau sudah siap sayang?" Kata Jalal di seberang sana
"Sudah, kau dimana?" Tanya Jodha datar
"Aku ada di bawah, di tempat parkir appartement mu. Ayo turunlah, kita berangkat sekarang"
"Kau harus naik kesini Jalal, kau tahu aku membawa 2 koper besar. Tidak mungkin aku bisa membawa nya turun sendiri kan?" Kata Jodha mulai kesal
"2 koper besar? Untuk apa sayang?"
"UNTUK APA??!!!" Teriak Jodha di handphone nya dan sontak membuat Jalal menjauhkan handphone dari telinganya
"Sayang,, kau kenapa,,hhmm,,,?" Tanya Jalal tanpa dosa
"Dasar bodoh" Dan Jodha mematikan handphone-nya secara sepihak, kekesalan sudah menggunung di dadanya dan ingin segera dilepaskan, ingin rasanya ia meneriaki Jalal tepat diwajahnya sekarang."Arrrgghhh,,, Biar saja, aku tidak akan mau turun kalau dia tidak menjemputku. Tidak jadi pergi pun tidak apa" Jodha kembali duduk di sofa dengan mengembungkan kedua pipinya, kebiasaannya jika ia sedang kesal
Beberapa menit kemudian terdengar pintu appartement dibuka, siapa lagi kalau bukan Jalal
Jalal langsung masuk kedalam dan menghampiri Jodha yang berada di ruang tamu, sekilas ia melirik 2 buah koper besar yang berada di depan Jodha dan mengernyit heran."Sayang,," Panggil Jalal lembut dan ia mengambil tempat duduk di sebelah gadisnya
Jodha mengacuhkan Jalal, ia membuang pandangannya kearah lain menghindari Jalal, namun Jalal tidak hilang akal, ia meraih dagu Jodha dan membawa wajah cantik gadisnya menghadap padanya, mata Jodha berkaca-kaca menatap Jalal."Dia menangis?Ya Tuhan,, Apa sebenarnya yang sudah ku lakukan" Batin Jalal
"Kau kenapa sayang? Hhm,,," Jalal menangkup wajah Jodha dengan kedua tangan nya
"Kau,,,hiks,,hikss,,, me,,nyebal,,kan,,hiks,," Akhirnya Jodha tidak bisa membendung lagi air matanya, dirinya sudah terlalu kesal dengan Jalal hingga akhirnya dia menumpahkan kekesalan nya dengan menangis
"Menyebalkan apanya? Aku akan mengajak mu ke suatu tempat sayang, apa kau tidak senang?"
"Aku senang awalnya tapi kau tidak mengatakan dimana, berapa lama dan untuk apa kita pergi, kau membuatku bingung harus menyiapkan berapa banyak pakaian dan apa saja yang harus ku bawa, setelah aku menyiapkan semuanya dalam 2 koper itu kau seenaknya saja menyuruhku turun sendiri kebawah, kau jahat sekali, apa tidak kasihan padaku hah" Cerocos Jodha dalam satu tarikan nafas pada Jalal, wajahnya memerah karena kesal namun bagi Jalal itu justru sangat menggemaskan. Karena tidak mendapat tanggapan apa-apa dari Jalal, Jodha akhirnya memeluk Jalal dan menumpahkan kembali air matanya di dada Jalal, walaupun ia sangat kesal dengan Jalal saat ini namun tak bisa dipungkiri bahwa di dalam pelukan Jalal jugalah ia bisa kembali tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEUNTAI HARAPANKU (FanFiction)
RomanceFanFiction dari drama Jodha-Akbar Semoga berkenan,,, selamat membaca.. ;)