Bagian 2 - Serigala Pemangsa Domba

92 1 0
                                    

Hari ini Endymion libur. Rutinitas menggembala domba ditinggalkannya sejenak. Ia ingin menikmati tidur siang supaya nanti malam kuat begadang untuk bertemu Selene. Ya, nanti malam bulan kembali purnama. Itu berarti Selene akan turun dari bulan untuk "mengapeli" Endymion, kekasih hatinya.

Istilah "mengapeli" sebenarnya membuat Endymion geli sendiri. Sebab, seharusnya dialah yang sepantasnya datang mengunjungi Selene. Dia kan laki-laki. Masak diapeli perempuan? Tetapi apa daya, Endymion yang hanya manusia biasa itu tidak mungkin pergi ke bulan. Lagipula, dengan kendaraan macam apa dia akan pergi ke sana? Unta?

Ah, untunglah Selene mengerti kondisi mereka. Apalagi Selene sendirilah yang memilih Endymion sebagai kekasih hatinya. Endymion mana berani mengejar-ngejar seorang dewi dari bulan? Anak perempuan pedagang domba saja dia tak berani mendekati, apalagi Selene!

Oke. Kita tidak perlu mengejek Endymion. Toh kita sendiri pun tak seberuntung dirinya bukan?

Ya. Ya. Ya.

Jadi, apa rencana dan aktivitas Endymion hari ini?

Mendirikan tenda dan memasak makanan untuk Selene. Endymion ingin membuat pertemuan mereka malam ini lebih spesial ketimbang biasanya. Khusus malam ini, tidak ada lagi duduk ngobrol di tepi danau atau di dekat api unggun. Ia ingin mereka berdua makan spanakopita.

Spanakopita merupakan makanan yang menggunakan bayam dan keju feta, keju yang terbuat dari susu domba, sebagai bahan baku utama dengan tambahan isi seperti daging, ikan, dan sebagainya. Kulit spanakopita dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberikan isian lalu dipanggang sampai matang. Sekilas, bentuk makanan ini terlihat seperti martabak telur.

Ya, Endymion ingin mengajak Selene menikmati spanakopita dengan ditemani cahaya lilin di atas meja. Gaya berkencan ini dipelajarinya dari Nyctimus, yang jujur mengakui kalau dia sendiri pun belum pernah melakukannya untuk berkencan dengan seorang gadis.

Supaya misi Endymion tercapai dan domba-dombanya tetap tidak telantar, Endymion menyuruh seorang upahan untuk menggantikan pekerjaannya. Orang itu diberinya dua drakhma untuk bekerja selama satu hari. Berarti, Endymion memberinya upah dua kali lipat dari seharusnya. Dengan upah sebanyak itu, Endymion menaruh kepercayaan dan harapan di atas bahu orang itu tanpa harus berpesan, "Tolong, jaga baik-baik domba-dombaku ya."

Memang, memberi kepercayaan kepada orang lain itu tidak gampang. Buktinya, dalam waktu dua jam, orang upahan itu lari tergopoh-gopoh menemui Endymion. Dengan napas tersengal-sengal, ia memberitahu kalau ada seekor serigala datang menerkam seekor domba milik Endymion dan mencerai-beraikan kawanannya.

"Lalu mengapa kau lari, Onesimus? Bukankah aku sudah membayarmu untuk menjaga mereka?" tegur Endymion tegas.

"Maaf, Tuan. Serigala itu tampak liar dan buas. Saya benar-benar ketakutan dan tidak berani menghadapinya," aku Onesimus si orang upahan.

"Percuma aku membayarmu dua kali lipat tapi ternyata kamu tidak becus mengerjakannya!" ungkit Endymion sembari mengambil belati, tongkat, umban pemberian Nyctimus, dan beberapa butir batu.

"Kalau begitu, upah dari Tuan Endymion akan saya kembalikan utuh," pasrah Onesimus, lemas.

"Ah, tidak usah. Pantang bagiku mengambil kembali sesuatu yang sudah kuberi. Simpan saja uang itu. Kau pasti sangat membutuhkannya," tampik Endymion.

"Tuan, tak mungkin saya mendapat uang tanpa bekerja."

"Kalau begitu, apa yang sudah kau lakukan untukku hari ini? Ada?" tantang Endymion.

Onesimus tertunduk. Batinnya menciut.

"Sudahlah," putus Endymion. "Aku harus segera pergi menyelamatkan domba-dombaku. Kau di sini saja, menjaga kemah dan tolong urus bayam-bayam itu. Itu tugas penggantimu."

Chang E: Legenda Dewi BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang