Bagian 1 - Dewi Sungai Luo

242 3 0
                                    

Sampan kecil melaju pelan mengikuti arus Sungai Luo yang tenang. Di atas sampan, seorang wanita cantik duduk sendirian. Tanpa teman. Tanpa seseorang yang membantu mendayung. Mungkin dia memang tidak membutuhkan seseorang untuk membuat sampan melaju. Kalau begitu, apakah dia memutuskan untuk mendayung sampan sendiri? Tidak juga. Sebab, dayung yang tergeletak di atas lantai sampan tak disentuhnya. Ia lebih memilih untuk melamun.

Entah apa yang menjadi pikirannya. Wanita berbaju hijau muda itu hanya memandang langit sore dengan tatapan kosong. Sepertinya dia benar-benar sedang kesepian.

Kesepian yang ia alami tampaknya sudah mencapai puncak. Setetes air bening yang luruh di kedua pelupuk mata menandakan bahwa ia sedang bersedih. Sedih karena tak ada seseorang yang duduk di sampingnya. Menemani dan bercengkerama dengannya.

Beberapa menit kemudian, sampan yang ditumpanginya berbelok sendiri mengikuti arus sungai, melewati sebuah tikungan. Di situlah wanita itu sekonyong-konyong melihat seorang lelaki muda yang berbaring di atas seonggok batu besar. Lelaki itu juga tampak kesepian. Hanya berteman seekor kuda putih yang tentu saja tidak bisa diajaknya bicara.

Jantung wanita itu berdebar-debar. Ia tidak menyangka jika di tepi Sungai Luo yang biasanya sepi, tiba-tiba ada orang di situ. Di matanya, lelaki itu tampak asing. Penampilannya tidak seperti penduduk Kota Yan'an yang bersahaja. Lebih mirip seorang pendekar dari kota lain.

Siapa dia? tanyanya dalam hati. Wanita itu penasaran. Setelah dapat melihat paras tampan lelaki itu, hatinya terpesona. Seolah-olah ia belum pernah melihat seorang pria setampan lelaki itu.

Agak lama wanita itu memandang wajah si lelaki. Namun, kekagumannya mendadak buyar ketika si lelaki tiba-tiba bangkit dari tempat berbaringnya dan menoleh ke arahnya.

Bersamaan dengan itu, karena si wanita menyadari keberadaannya akan diketahui, ia lekas-lekas meloncat dari sampan dan menceburkan diri ke dalam sungai.

***

Hou Yi mendengar ada sesuatu yang jatuh ke dalam sungai. Ia serta-merta melihat ke arah sumber suara. Di sana dilihatnya ada sebuah sampan kecil tanpa penumpang. Badan sampan itu bergerak mengikuti arus sungai dan bergoyang-goyang seperti ada seseorang yang baru saja bertolak dari situ. Di sebelah kanan sampan terdapat riak-riak air berbentuk lingkaran. "Hei! Bukankah itu menandakan ada orang atau sesuatu yang baru saja tenggelam?" tanya Hou Yi pada dirinya sendiri.

Untuk memastikan, Hou Yi menajamkan pandangan matanya supaya bisa melihat sampai ke dasar sungai. Hasilnya, Hou Yi melihat sesosok tubuh seorang wanita berbaju hijau tenggelam semakin dalam ke dasar sungai.

Jiwa kepahlawanan Hou Yi kembali muncul. Ia ingin segera menyelamatkan wanita itu sebelum terlambat. "Semoga dia masih bisa kuselamatkan!" tekad Hou Yi.

Tanpa banyak pertimbangan, Hou Yi segera terjun ke su­ngai. Ia menyelam sampai hampir mendekati dasar sungai untuk menemukan tubuh wanita itu. Setelah menengok ke kiri dan ke kanan, ia melihat tubuh wanita itu terbawa arus ke selatan. Hou Yi pun mempercepat gerakan menyelamnya. Dalam waktu singkat, tubuh wanita itu berhasil diraihnya dan dibawa ke permukaan.

Di atas, di tepi sungai, Hou Yi membaringkan tubuh wanita itu di atas rumput. Betapa terkejutnya ia karena mendapati wanita itu tidak pingsan meski sudah tenggelam di dalam air. Bahkan, wanita itu tidak terbatuk-batuk atau tersedak karena ada air yang mungkin masuk ke kerongkongannya.

Hampir saja Hou Yi mau berusaha membuat wanita itu siuman, jika benar-benar pingsan. Namun, karena wanita itu ternyata baik-baik saja, Hou Yi urung melakukan pertolongan pertama.

Belum habis rasa terkejut Hou Yi, sambil bangkit berdiri wanita itu berkata dengan suara galak, "Siapa kamu? Mengapa kamu membawaku ke sini?"

Hou Yi ikut berdiri dan memperkenalkan diri, "Namaku Hou Yi. Aku datang dari timur untuk berkelana. Hm ... maaf, mengapa Nona masih baik-baik saja meski sudah tenggelam?"

Chang E: Legenda Dewi BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang