Butuh waktu satu bulan bagi Asih untuk mau menikah dengan Bondhan. Bukan proses yang mudah memang. Sebab, Asih harus lebih dulu mengubah anggapannya terhadap Bondhan. Enam tahun lamanya ia dekat dengan Bondhan sebagai kakaknya. Kini, ia mulai berusaha menerima lelaki itu sebagai calon suaminya.
Luka hati yang sempat tergores saat menghadapi kenyataan jika Bondhan bukan kakak kandungnya, harus segera ia hapus. Asih tidak boleh mengingatnya lagi. Itu hanya akan menjadi ganjalan di tengah perjalanan hidup berumah tangga mereka berdua.
Masa lalu biarlah berlalu. Masa depan sudah di depan mata. Itulah kenyataan yang harus mereka hadapi bersama. Menoleh ke belakang terlalu lama hanya akan menghambat langkah menuju ke masa depan.
Supaya Asih dengan tulus mau menerima Bondhan sebagai suaminya, Telangkas secara telaten membimbing putri semata wayangnya itu dengan segala macam nasihat dan tukar pendapat. Mereka berbicara dari hati ke hati sehingga Asih mampu menumpahkan segala beban dan menemukan kelegaan.
Akhirnya, rasa sakit hati yang pernah muncul terhadap Bondhan pun sirna sudah. Berganti menjadi rasa cinta yang berbeda karena telah diperbarui. Dulu, rasa cintanya kepada Bondhan layaknya seorang adik terhadap kakaknya. Sekarang, rasa cinta itu berubah total menjadi asmara. Sama seperti yang dirasakan Bondhan ketika jatuh cinta kepadanya.
Dua sejoli itu pun kembali akrab seperti sedia kala. Bahkan menjadi semakin intim.
Melihat itu, Telangkas lantas memutuskan acara pernikahan mereka akan dilangsungkan ketika bulan purnama tiba, yaitu sekitar dua pekan lagi. Bukan tanpa alasan Telangkas memilih hari itu. Baginya, bulan purnama membawa kenangan istimewa tentang Dewi Nawangwulan. Bidadari bulan yang pernah menjadi istrinya dan melahirkan Asih, putri mereka satu-satunya.
Tempo dua pekan semoga cukup bagi Telangkas untuk mengabari Ki Juru Martani. Dulu, saat memasrahkan Bondhan, Ki Juru Martani berpesan kepada Telangkas agar mengirim kabar jika Bondhan akan menikah. Sebab, Ki Juru Martani telah berjanji untuk datang menghadirinya bersama sang istri.
Maka, Telangkas membayar seseorang untuk mengantar surat yang ditulisnya kepada Ki Juru Martani di Trowulan. Ia berharap, ayah angkat pertama Bondhan itu benar-benar menepati janjinya.
***
Dua pekan kemudian, pada malam menjelang pernikahan Asih dan Bondhan, Ki Juru Martani baru saja sampai di Desa Tarub. Ia datang bersama Nyi Juru Martani dan Lawana, orang yang mengasuh ibu kandung Bondhan. Weni, istri Lawana, tidak bisa ikut karena sudah tidak kuat bila harus menempuh perjalanan jauh.
Mereka datang dengan membawa aneka macam bingkisan. Juga satu peti kecil berisi perhiasan emas dan mutiara titipan Bhre Kertabhumi.
Begitu melihat kereta kuda yang mereka tumpangi, Telangkas dan Bondhan bergegas berjalan menuju halaman untuk menyambut kedatangan mereka. Cahaya bulan yang hampir bulat sempurna menerangi wajah-wajah rombongan itu sehingga terlihat jelas untuk dikenali.
Air mata Bondhan spontan meleleh ketika pertama kali melihat mereka. Kerinduannya yang selama ini terpendam, tertumpah seketika. Tanpa sadar, Bondhan berlari menghampiri Ki Juru Martani dan istrinya. Pemuda itu memeluk erat mereka dengan kedua tangannya. Tangis bahagia berderai di antara mereka bertiga.
Beberapa saat kemudian, Ki Juru Martani melepaskan diri dari pelukan Bondhan. Ia sengaja membiarkan Bondhan dan Nyi Juru Martani menuntaskan kerinduan mereka masing-masing. Memberi mereka waktu dan kesempatan untuk menumpahkan segala isi hati yang selama ini tak bisa mereka saling ungkapkan.
"Ibu sedih sekali, Nak, saat tahu kalau kamu pergi tanpa pamit ibu," kata Nyi Juru Martani di tengah sengguk tangisnya.
"Begitu juga dengan saya, Bu. Hati saya sedih sekali karena tak boleh menemui Ibu sekali saja sebelum Bapa mengantar saya ke Desa Tarub ini," balas Bondhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/47555854-288-k85941.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chang E: Legenda Dewi Bulan
FantasyHukuman seribu kali reinkarnasi dijatuhkan kepada Hou Yi karena nekat memanah sembilan matahari. Mula-mula, ia diusir dari kahyangan dan harus tinggal di bumi bersama Chang E, istrinya, hingga ajal menjemputnya dan Chang E beralih menjadi Dewi Bulan...