x

4.4K 724 227
                                    

Hari sabtu. Hari favorite Luna. Iyalah, orang hari libur. Seperti biasanya, hari ini Luna bakal seharian di kamar, streaming film, sambil nyemil, dan gak mandi tentunya. Kalau lagi ada duit, delivery pizza.

Lagi asik asik milih film apa yang mau ditonton, Luna mendengar suara nyaring mamanya yang meneriaki namanya. Apalagi, sih.

"LUNAAAAAAAA!!!!"

Luna menghiraukan perkataan mamanya. Ia malah menutup laptopnya, lalu mengubah posisinya dan menarik selimut hingga dagu.

Pura pura tidur aja ah

Pura pura tidur. Cara yang selalu Luna pakai kalau Amber mulai menyuruh Luna untuk melakukan pekerjaan rumah (bukan pr ya, beda). Jadi, kalau Amber marah marah kenapa Luna gak ngebantuin Amber tadi pagi, Luna dengan santai bilang,

"Maaf, Ma. Tadi Luna masih tidur."

Cerdik emang.

Tapi sepertinya Luna harus cari cara lain. Karena Amber mulai menyadari kecerdikan Luna. Luna mendengar suara langkah Amber ditangga dan tidak lama kemudian, pintu kamar Luna terbuka lebar.

"Luna, Bangun!" Perintah Amber dari ambang pintu.

Jangan buka mata, jangan buka mata

Amber berjalan mendekat, lalu mengguncangkan badan Luna, "Perawan bangun!!"

Akting, Lun, akting

Dengan bakat akting yang Luna punya, Luna pura pura mengerang, menggaruk lehernya yang tidak gatal sama sekali, lalu mengganti posisi tidurnya.

"Yaudah kalau kamu gak bangun. Berarti kamu udah ga perawan."

Luna langsung membuka matanya dengan lebar, "Lah apaan sih, Ma, Luna masih perawan enak aja."

"Ya makanya bangun." Amber meraih kedua tangan Luna dan menariknya.

"Duh, Ma, Ini hari sabtu, hari libur, masa harus bangun pagi-pagi juga sih. Cukup 5 hari aja." Gerutu Luna.

"Cewek tuh harus bangun pagi. Gak baik bangun siang. Udah cepetan kamu turun sekarang, siramin tanaman didepan, abis itu sarapan"

"Sarapan dulu, deh?" Tawar Luna.

"Gak. Siramin tanaman dulu. Udah sana cepetan, mau ketemu tetangga ganteng gak?" Goda Amber lalu pergi ke bawah.

Luna tersenyum ketika mendengar kata tetangga ganteng, pagi pagi liat muka Luke, boleh juga tuh.

Namun senyuman Luna memudar ketika ia baru ingat, kalau ternyata, tetangga Luna bukan Luke, tapi Calum.

Males banget deh pagi pagi ketemu Calum

"Ma, mama aja deh yang nyiramin tanaman?" Ucap Luna ketika sudah berada di dapur.

"Kamu gak liat mama lagi ngapain? Mama lagi bikinin kamu sarapan. Udah lah sana tinggal nyiram tanaman doang."

"Nanti aja deh nyiram tanamannya?" Tawar Luna.

"Senin gak mama kasih uang jajan, ya?" Ancam Amber. Luna berdecak sebal setiap mendengar mamanya mengancam. Dengan berat hati, Luna melangkahkan kakiknya ke halaman depan rumahnya.

Sebenarnya, Luna tipe orang yang suka berkebun. Karena bisa kotor-kotoran sama main air. Cuman, lingkungan daerah Luna sekarang bisa dibilang sepi, gak seramai yang dulu. Kalau dulu, banyak anak kecil yang lewat main sepeda, kadang kadang Luna suka ngumpet terus nyiramin anak kecil yang lewat dengan semprotan air. Sekarang mah, apa yang mau disiram, mobil aja jarang yang lewat.

Calum yang sedari tadi melihat Luna dari jendela kamarnya pun berinisiatif untuk menyapa Luna yang sedang asik menyirami tanaman.

Siapa tau kalau gue nyapa Luna pas dia lagi nyiram tanaman, tuh tanaman jadi makin subur.

Dengan muka bantal, Calum langsung menuruni anak tangga dan berjalan menuju pintu rumahnya. Awalnya tadi mau mandi dulu, cuman pas ngaca masih ganteng, jadi gak jadi.

Ya gak lah. Kalau mandi dulu yang ada Luna udah kelar.

Calum berjalan mendekati Luna, namun sepertinya Luna masih belum menyadari kehadiran Calum.

Enaknya disapa gimana ya.. Kalau dikagetin udah mainstream. Peluk dari belakang aja kali, ya? Sekali-sekali peluk cewek.

Calum menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan kalau gak ada orang yang lihat. Kalau ada orang yang lihat bahaya juga. Bisa dikira yang ngga-ngga.

Calum pun menghitung mundur dalam hati,

3

2

1

PELUK

"HAAAAAAAAAANJIR SIAPA INI" Teriak Luna ketika ia merasakan sepasang lengan melingkar di perutnya. Luna langsung menyikuti perut Calum dan membuat Calum melepaskan pelukannya.

"Anjing sakit bego" Gerutu Calum sambil memegangi perutnya yang terkena sikut Luna.

Luna dengan sebal menjewer telinga Calum dan berteriak, "NGAPAIN SIH LO PELUK PELUK, HA? EMANG KITA UDAH MUHRIM?!"

"Muhrimin lah kalau belum" Ucap Calum disela sela erangannya. Luna makin meperkencang jewerannya,

"Lo tuh ya.... Ish nyebelin abis" Luna melepaskan jewerannya melihat telinga Calum sudah berubah warna.

"Gapapa nyebelin, yang penting ganteng"

Luna langsung mengambil semprotan air yang tadi lepas dari genggamannya dan menyemprotkannya ke Calum.

"LUNNNNNN" Protes Calum sambil berusaha merebut semprotan air yang Luna pegang. Alhasil, air kemana mana dan membasahi mereka berdua.

"Ah elah! Niatnya gak mau mandi jadi harus mandikan!" Gerutu Luna ketika ia merasakan semua badannya basah.

"Sini gue mandiin" Celetuk Calum lalu berlari menuju rumahnya sebelum Luna berhasil menyemprotkan air ke wajahnya.

"Oh ya, Lun, Daleman lo nyeplak btw" Calum nyengir dan segera masuk ke dalam rumahnya diiringi suara teriakan Luna.

++

dedicated to MadeIn2001 belajar lo yang bener!!!!

ohya ini udh mulai masuk ke konflik jadi maaf ya rada aneh soalnya gue juga bingung mulai konfliknya gimana hehehehhehehehhehheehhehhehehehehhehehehhehehehehhehehhehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehehhehehehehhehehehehehehehehehrhrhehehehehehhehehhehehehhehehhehehhehehhehehhehehheehhehehhehehhehehehhehehhehehhehhehehehhehehehhehehhehehehhehehehhehehehehhehhehehhe

BeeTalk :: c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang