xviii

3.6K 661 211
                                    

Luna menghela nafasnya. Ia berjalan mendekati Luke yang daritadi terus memandangi dua model sepatu basket yang berbeda.

"Gimana? Udah nentuin?" Tanya Luna.

Luke menggeleng kepalanya kecewa. Ia masih bingung model sepatu basket mana yang harus ia beli.

lucu banget sih lo kalo lagi bingung, jadi pengen nyium

"Lun, yang mana?" Tanya Luke tiba tiba membuyarkan lamunan Luna, "Yang merah atau biru?"

"Merah." Jawab Luna yakin.

"Tapi kalo merah gue udah punya model yang mirip-mirip
kaya gini." Sangkal Luke.

"Yaudah, biru."

"Udah punya 3 sepatu basket yang warna biru."

Luna menghela nafasnya, "Lo emangnya punya berapa sepatu basket di rumah?"

"Mmm..." Luke berpikir, "15 kali atau 16 ya? Gak tau lupa."

Luna membuka mulutnya lebar, "Hah?! Sebanyak itu dan lo masih mau beli yang baru?" Pekik Luna.

Luke mengangguk.

Mending duit buat beli sepatu basket lo disimpen aja buat biaya kita nikah nanti

"Lun!! Kok bengong sih?" Sentak Luke.

"Eh, iya sorry, sorry." Ucap Luna sambil nyengir.

"Jadi yang mana nih?" Tanya Luke lagi.

"Menurut gue sih ya, mending duit buat beli sepatu basket lo tabung aja deh. Lagian lo juga masih punya banyak sepatu basket kan?" Ucap Luna bijak, "Tapi gapapa juga sih kalo lo mau beli yang baru."

"Iya juga ya, mending duitnya gue tabung buat gue kuliah nanti sama buat-"

biaya kita nikah

"-traktir lo."

Luna membulatkan matanya kaget, apa ia tadi gak salah denger tuh Luke mau traktir dia?

"Hah apa?" Tanya Luna.

Luke hanya tersenyum. Ia meletakan kembali sepatu basket yang hampir ia beli dan menarik lengan Luna pergi ke luar.

"Suka pasta kan?"

Luna mengangguk. Siapa coba yang ga suka pasta?

"Bagus. Kalo gitu kita pergi sekarang. Gue tau restoran yang pastanya enak."

Kita.

***

Luna terus menerus bergumam betapa lezatnya fettucini carbonara yang ia makan. Benar benar lezat.

"Enak banget ya?" Tanya Luke sambil diiringi tawanya. Luna mengangguk sambil menyedot fettucini masuk ke dalam mulutnya sehingga saus carbonara yang ada di fettucininya tersebut kemana-mana.

"Enak. Banget." Jawab Luna sambil menekan setiap kata yang ia ucap.

Kalo ga ada Luke, gue udah mesen dua porsi kali

"Mau pesen lagi ga?" Tanya Luke tiba-tiba, seolah membaca pikiran Luna.

Luna menggeleng, "Gak, Luke, gak usah, segini kenyang kok." Dusta Luna.

Gengsi kali kalo gue mesen lagi

"Lo berantakan tuh makannya. Lap dulu nih." Ucap Luke sambil memberikan Luna tisu.

lah gak dilapin?

Luna segera membuang pikirannya jauh jauh. Sedikit kecewa dengan tanggapan Luke, namun ia tetap senang karena Luke menyadari betapa berantakannya Luna makan.

Suara ringtone handphone Luke terdengar, membuat pria itu berhenti makan.

"Mama?" Ucap Luke bingung. Luna pun kini ikut berhenti makan. Ia berencana untuk mendengar apa yang akan calon-ibu-mertuanya katakan.

"Iya ma?"
"Lagi sama temen ma. Kenapa?"
"Serius? Mama dimana?"
"Terus temen mama gimana?"
"Berapa orang?"
"Iya nanti Luke bilang ke temen Luke. Mama kirim alamatnya ya. Luke kesana sekarang."

Dengan itu Luke mematikan sambungan telfon dari mamanya.

Luke kesana sekarang? Maksudnya apa ya? Jangan jangan Luke mau jemput mamanya lagi terus gue diajak?! Anjir, guekan masih dekil abis pulang sekolah. Kalo nanti nyokapnya langsung ilfeel liat gue gimana?!

"Lun, maaf banget ya. Lo bisa pulang sendiri ga?" Tanya Luke tiba tiba, "Atau ada yang bisa jemput lo gitu?"

"Hah apa?!" Pekik Luna kaget.

Jadi maksudnya Luke kesana sekarang cuman dia doang? Gue gak diajak?

"Duh, sorry banget ya. Temen nyokap gue kecelakaaan. Sekarang nyokap lagi di rumah temennya satu lagi mau ke rumah sakit. Dia minta gue buat anterin dia, terus temen-temennya banyak yang mau nebeng. Pasti mobilnya gak muat." Jelas Luke.

Luna tertegun, sialan.

Luna berusaha tersenyum setulus mungkin, "Gapapa kok Luke. Gue bisa minta jemput nyokap atau bokap."

Luke mengangguk mengerti. Setelah berpamitan dan membayar makanan yang tadi mereka pesan, Luke segera pergi meninggalkan Luna.

Luna mengambil handphonenya yang berada di dalam tas dan memberi pesan ke ibunya.

Luna: mama
Luna: dimana?

Mama: di salon
Mama: kenapa?

Luna: ohh, masih lama gak?

Mama: masih
Mama: kenapa emangnya?

Luna: nggak

Mama: kamu dimana sekarang?
Mama: jangan pulang malem-malem
Mama: entar mama kunci loh

Luna: iya nggak. Ini lagi makan dulu bentar
Luna: papa masih di kantor?

Mama: iya

Luna: pulang kapan?

Mama: jam 8 baru balik. Ada rapat katanya
Mama: kenapa sih nanya nanya mulu? Kaya wartawan aja deh kamu

Luna: ngga, gapapa

Luna menghela nafasnya. Ia pun langsung menghubungi satu satunya orang yang bisa ia andalkan sekarang.

Akhirnya lo berguna juga buat gue

Luna: Lum, bisa jemput gue ga?

++

guys kalo lo lagi pergi dan tibatiba ga tau mau pulang naik apa, gue saranin pulang naik gojek ya pake kode gue ;-)

6 Oktober 2015

BeeTalk :: c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang