005: The not understood

1.4K 53 0
                                    

C H A P T E R 5

"Kemana saja kau?" nabel berkacak pinggang, ia melihat Jai yang sedang berdiri di hadapannya, seperti biasa dengan jaket tebal menutupi tubuhnya.

"eh?" jai menggaruk tengkuknya.

"Aku tau kau tau jai. Berhentilah berkelit denganku." Nabel menaikan satu alisnya, mereka bersahabat jadi kenapa Jai tak mengatakan sebenarnya.

"Oh okay, aku membantu pamanku kemarin, ia membutuhkan bantuan ku untuk mengurus sesuatu." Jai menggigit bibir bawahnya takut mengetahui kalau dirinya berbohong,

"Apa?" nabel mendekat kearah jai, ia sudah tau bahwa Nabel tak akan menyerah pada satu pertanyaan saja.

"Masalah, sudahlah lupakan itu." Jai mengembangkan sebuah senyuman.

"HAY! JAI!" tiba-tiba suara nyaring milik seseorang terdengar begitu keras, membuat Nabel dan Jai menunjukan ekspresi kesal.

"OH ALICE BISAKAH KAU MENGECILKAN SUARA MU YANG SEPERTI KALENG ITU?!" nabel berteriak tak kalah kencang, "What?" alice sudah berdiri disamping nabel, menatap Nabel dengan tajam. Ugh, aku benci ini.

"Habiskan waktu kalian berdua aku ingin pergi." Nabel bengkit dan berjalan menjauhi Alice dan Jai. Nabel tak memperdulikan ekspresi kesal dari Jai, ia masih berjalan, memasukan kedua tangannya kesaku celananya.

"Where are you doing?" Jai sempat berkata sekilas, Nabel tersenyum miring menatap Jai.

"bukan urusanmu." Nabel memutar matanya sebelum kembali berjalan, udara kota philadelphia berhembus sangat kuat, ingatan nabel berputar dimana saat harry menolongnya dari orang yang menghisap darahnya, rasanya ia bermimpi ketika melihat seorang pria yang meminum darahnya.

"Aku penasaran dengannya." Gumam nabel bukan pada siapa-siapa. Ia berjalan menuju kesebuah toko buku tua.

"Selamat siang." Ucap salah seorang pelayan toko, nabel menyunggingkan sebuah senyum untuk menjawabnya, ia berjalan menyusuri deretan buku yang terlihat terbungkus dengan rapih, ia menarik buku dengan sebuah cover yang terlihat sangat tua, ia membaca sinopsis dari buku tersebut, tanpa pikir panjang ia membayar buku tersebut, ia kembali berjalan menyusuri gemerlap perkotaan philadelphia, langkah kaki nabel semakin cepat ia merasak seseorang mengamati gerak geriknya.

Nabel terdiam saat merasakan sebuah tangan dingin menyentuh bahunya, ia mempersiapkan buku tebal yang baru saja ia beli.

Ia mengambil ancang-ancang sebelum memutar tubuh dan melayangkan buku tersebut tepat kewajahnya, "Gosh!" pekikan seseorang terdengar, Nabel mengenali suara pria dibelakangnya.

"omg! Harry." Nabel terkejut, ia tak menyangka bahwa Harry yang terkena pukulannya tadi.

"Aku tak menyangka kau lebih kuat dariku." Harry mengusapkan tangannya kearah kepala yang dipukul oleh Nabel.

"Untuk apa kau disini?" tanya Nabel, Harry memposisikan dirinya sejajar dengan Harry.

"Kau sendiri?" Harry malah berbalik tanya, tidak mungkin Harry mengatakan bahwa ia menguntit Nabel. Pasti kedengaran sangat menggelikan.

"aku membeli buku ini. Kau?" mengulang kembali pertanyaan yang sama, Harry terlihat gelagapan.

"Aku hanya ingin berjalan-jalan. Ya menghirup udara segar." Harry menjawab dengan santai, ia memasukan kedua tangannya kedalam saku, tentu saja hanya sebagai alasan.

"Oh."nabel menjawab dengan sebuah anggukan kecil. "Kau pulang dengan siapa?" tanya harry basa-basi, Nabel menoleh. Harry sedang menatapnya dengan mata oren keemasan itu lagi. Nabel kemudian tersadar,

About You Is Impossible// h.s & n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang