C H A P T E R 11
"Kita sampai. Ele,key, alice.. dimana danielle?" liam yang tadinya terfokus pada kendaraannya langsung menoleh mendengar suara louis,
"siapa?" ucap keanly dengan datar menatap bergantian antara louis dan liam,
"danielle. Pacar ku eh, ah aku tak tau." Suara liam yang pelan terdengar linglung dengan semua permainan danielle,
"oh." Seketika keadaan di dalam mobil menjadi awkward, "berapa lama lagi kita sampai?" suara niall memecahkan keheningan yang terjadi, sebenarnya ia masih beradu fikiran dengan argumennya dengan harry saat di perpustakaan rumahnya.
*
"harry. Aku menyutujui pendapat mu." Suara niall mengejutkan harry yang sedang membaca buku tentang obat penawar untuk Nabel,
"apa?" jawab harry singkat tanpa melirik sedikit pun, niall melangkahkan dirinya mendekat ke harry, "kita bersaing secara sehat dan nabel yang akan memilih." Niall kembali mundur beberapa langkah, harry yang sedari tadi tertunduk langsung menatap kearah niall.
"bagaimana jika dia lebih memilih ku ketimbang kau?" tanya harry percaya diri, niall yang mendengarnya tersenyum pahit, "itu belum seratus persen terbukti. Kita lihat nanti." Niall hendak keluar tapi tangan harry menahannya, "niall, berikan aku obat penawar itu, meskipun aku tau kau sangat sulit menemukannya tapi ini demi nabel. Kau bilang kau mencintainya?"
Apa kah cinta harus mengorbankan segalanya meskipun hal itu adalah hal yang sangat kita perlukan?
*
"niall!" mendengar teriakan jai membuat niall tersadar dari lamunanya, "what?" ia menjawab bingung karena semua mata tertuju padanya,
"uh nope." Jawab jai sambil mendengus kesal. Harry terduduk di kursi paling belakang, pandangannya tak lepas dari jendela ia menatap butiran air hujan yang mengenai jendela mobil, sesekali ia menuliskan nama nabel di embun.
"kau baik-baik saja harry?" suara eleanor membuat harry tersadar dari lamunan yang tak berguna ini, harry mengangguk dengan lemah.
"semua akan berjalan sesuai apa yang kita harap kan." Harry yang mendengar ucapan ele seakan merasakan semangatnya sedikit hidup kembali, "tapi-" ele menahan perkataanya, "tapi-satu nyawa harus menghilang nanti."
Glek. Semua yang tadi sedang bercanda gurau di dalam mobil langsung membisu mendengar ucapan eleanor,
"a-apa maksud mu?" alice merasa tak percaya atas apa yang ele ucapkan, "aku serius, aku-aku hanya merasa bahwa.. aku mengatakannya karena apa yang aku lihat!" tiba-tiba emosi ele memuncak, louis yang berada disampingnya langsung memeluk ele untuk membuatnya tenang sejenak.
"ele tell me please, i hear you." Harry yang sedari tadi menunggu kondisi ele menenang langsung menayakan lagi, "you sure?" tanya ele meyakinkan, mendengar pertanyaan ele harry hanya mengangguk pasti. Ia hanya berharap seseorang itu adalah dirinya.
Niall's POV
Satu yang harus pergi.
Perkataan eleanor seakan membuat kami semua terhipnotis. Tanda tanya terbentuk di otak kami. Siapa pun itu jangan orang yang aku sayangi ku mohon.
Perjalanan kami hampir sampai, sepanjang jalan aku dan harry masih tak saling menatap, berbicara atau selebihnya, aku menyayanginya tapi aku masih kesal padanya. Aku menatap kearah jendela terlihat dengan indah gunung-gunung yang berjajar, biasanya kami juga melihat ini.
"kita sampai." Liam menghentikan mobilnya, semua langsung menatap kearah liam.
"di sini tempatnya?" tanya keanly tak yakin, "terserah kau." Kali ini liam berkata dengan dingin dan angkuh, padahal sebelumnya ia sangat baik dan perhatian pada keanly,namun kenapa semua nya berubah seperti ini, Liam langsung turun dari mobil ia membanting pintu dengan keras hingga membuat kami mengernyit menatap tingkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You Is Impossible// h.s & n.h
VampireSemua berawal dari kedatangannya ke Philadelphia negara bagian Amerika Serikat, takdirlah yang membawanya ke tempat tersebut. Mempertemukan dengan sebuah kehidupan lain yang tak pernah gadis itu kira. Semua kejadian tak terduga menghampirinya satu p...