022: The New Trick

392 21 4
                                    

C H A P T E R 2 2

Corinaldo, Italia

Harry membuka kacamata hitam yang sedari tadi membingkai diwajahnya. Ia mengusap wajahnya yang tampak lelah menggunakan telapak tangannya. Perjalanan tadi sungguh melelahkan bagi dirinya, tapi ini sesuai dengan apa yang akan Winstead berikan.

Pemandangan disekitar sudah tak asing bagi Harry, ia sudah sering mengunjungi tempat ini-dulu. Namun tidak ada yang berubah. Harry memarkirkan kendaraanya tersembunyi , di sudut sebuah bangunan tak berpenghuni dan jauh dari keramaian. Ia berjalan santai menuju kastil, Winstead.

Ia berjalan di bawah bayang-bayang, sesekali ia melirik dan melintasi sebuah pasar kecil. Harry tersenyum saat mendengar interaksi antar pembeli dan penjual, yang tampak disalah satu ruko kecil penjual kain, sang pembeli yang tampak kesal karena sudah berkali-kali menawar harga menjadi sedikit murah tampak tidak di tanggapi oleh sang penjual, tidak sopan memang. Tapi, siapa mau, jika, dagangannya di beli dengan harga turun drastis, harganya turun 80% saat sang penjual membeli kain tersebut dari pabriknya, alhasil ibu-ibu pembeli tersebut pergi tanpa membawa apapun dan berlalu sambil menggerutu.

Harry tampa sadar tersenyum, karena ia sudah melakukan hal bodoh-membaca fikiran pedagang dan pembeli tersebut. ia kembali memfokuskan fikirannya, tiba-tiba ia mendengar Eleanor mengatakan bahwa Rose dan Alice sudah pergi. Harry hanya tertegun, ia sudah tau ini akan terjadi. Karena, Zack, tidak pernah membiarkan satu keluarga mengetahui identitas vampir, maka hanya satu anggota keluarga saja yang boleh mengetahui identitas vampir.

Saat sedang menuruni beberapa anak tangga, yang memang umum di gunakan di kota ini, Harry menabrak seseorang.

"Ah, maaf." Kata seseorang di balik tudung itu.

Keranjang yang didalamnya berisi berbagai macam barang tersebut bertebaran di tanah, wanita bertudung itu berjongkok untuk mengambil kainnya yang berserakan. Membuat Harry melakukan hal yang sama, demi menjaga kesopanannya. Lalu, tanpa disengaja tangan mereka bersentuhan, wanita yang berada di hadapan Harry tubuhnya menegang, Di wilayah terpencil di Italia ini, memang sudah sering terdengar rumor vampir. dan Mungkin wanita di hadapan Harry memikirkan hal yang sama.

"Kau sakit?" tanya wanita itu tanpa mengalihkan pandangannya, mereka kini tengah berdiri berhadapan.

Harry menggeleng cepat. Wanita itu menatap Harry dengan tanda tanya. Seolah menyadari tatapan itu, Harry memutuskan untuk menjauh, dan anehnya pikiran wanita itu terlindungi juga. Sial, kenapa beberapa hari ini aku menjadi aneh.

"Kalau begitu, aku permisi dulu." Ujar Harry singkat.

Harry yang baru menuruni empat buah anak tangga, merasa tubuhnya terdorong kebelakang dalam sekali sentuhan. Ia berusaha memberontak namun usahanya tak berhasil, tubuhnya berbenturan dengan bangunan yang tampaknya adalah sebuah toko dengan etalase kaca besar diluarnya, Harry terdorong dan membuat kaca tersebut pecah dalam sekejap.

Ia benar-benar kalap. Harry berusaha menggapai pegangan untuk bangkit, ia sendiri bingung kenapa tubunya menjadi lemah seperti ini. Saat Harry sudah dalam posisi duduk, terdengar derap langkah mendekat kearahnya.

Harry mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk untuk bertemu pandang dengan sosok dihadapannya. Seseorang tersebut berdiri sekitar tiga meter dari dirinya. Tubuhnya tampak menjulang tinggi di banding Harry yang sedang terduduk. Menstabilkan tubuhnya.

Pria dihadapannya menyeringai, matanya menyiratkan kemenangan. "Glad to see you again." Kata pria tersebut sambil melangkah mendekati Harry perlahan. Harry tertawa masam, "You don't have to win. For what all you did since this time."

About You Is Impossible// h.s & n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang