2 tahun kemudian....
Aku terdiam menatap pantulan diriku didepan cermin, seorang gadis yang biasa-biasa saja berubah menjadi seorang gadis yang begitu bersinar. Pipiku yang pucat sudah tampak memerah seperti biasanya karena sapuan blush on. Aku merindukan rona merah yang selalu menjalar dikedua pipiku. Tak berapa lama kudengar suara pintu dibuka, Eleanor dengan putri kecilnya masuk kedalam ruangan, aku dapat melihatnya tersenyum dari cermin.
“Astaga! Aku yakin Harry akan menerkam mu dialtar.”ujar Eleanor saat melihat hasil make up ku.
“Apa yang dilakukan Demi?”tanyaku tidak melihat gadis kecil dengan rambut pirang sebahu. Eleanor tertawa mendengar pertanyaanku, tatapanya teralih kearah kasur, Demi—anak Louis dan Eleanor tengah bermain dengan boneka kesayangannya. Oh setahun sebelum pernikahanku, Louis dan Eleanor melangsungkan pernikahan. Enam bulan sesudahnya, Keanly dan Liam yang menyusul dan untuk informasi, hingga sekarang Keanly adalah masih seorang manusia sejati. Aku dan Harry bertunangan disaat upacara pengangkatannya menjadi ketua Winstead, ia memang bukan pria romantis tapi aku selalu mengerti betapa besar cintanya padaku.
“Apa Niall akan datang?”sudah satu tahun aku tak melihat sosoknya lagi.Aku melihatnya terakhir kali saat kelahiran Demitri. Karena Niall sudah tidak menetap di philadelphia, ia mutuskan untuk tinggak di forks, ia mengajar menjadi salah satu dosen di universitas terkenal di sana. Aku yakin Niall harus pintar-pintar menyembunyikan jati diri.
“Saat aku memberitahunya, ia akan datang.”aku menghembuskan nafas lega.
“Kau lupa menanyakan Zayn?”aku tergelak mendengarnya, untuk apa aku menanyakan soal Zayn? Karena setiap hari aku melihatnya berlalu lalang di hadapanku. Zayn menjadi anggota Winstead bersama dengan Harry, Louis dan Liam. Aku selalu mengejek Zayn habis-habisan kenapa ia sangat menyukai status lajangnya. Jika ditanya seperti itu ia akan mengubah topik atau kabur. Hingga membuat kami tertawa terpingkal-pingkal.
Kau membicarakanku ya? Ujar sebuah suara didalam fikiranku. Aku tertawa dalam hati mendengarnya. Kau jangan terlalu percaya diri. Suara disebelah sana membalas dengan mengejek, kau serius? Aku mendengarmu mengeja nama z-a-y-n. Aku memutuskan interaksi ketika mendengar tawanya.
“Dia menyerangmu ya?”tanya Eleanor, aku mengangguk tak semangat. Jemarinya yang lentik mengepang rambutku yang panjang, kemudian ia membawa kepangan tersebut keatas kepala, hingga membentuk sanggul yang cantik. Ia memasangkan sebuah jepitan berwarna biru safir dengan ukiran bunga yang sangat rumit.
“Para pengantin wanita keluarga Hutingson selalu memakainya.”aku mengangguk mengingat benda ini terpasang di kepala Eleanor dan Keanly.
“Mom!”aku mendengar suara rengekan anak kecil dibelakangku, dan tubuh Eleanor yang bergerak, Demi yang terlihat mengantuk menarik unjung gaun Eleanor. Memintanya untuk membawanya pergi. Ele menyelesaikan sapuan terakhir sebelum mengendong Demi.
“Kau menganggu saja, gadis kecil.”ujar Eleanor sambil mencium pipi Demi. Membuat Demi mengikik geli. aku berfikir bagaimana anakku dan Harry?
“Aku keluar dulu. Keanly akan membantumu menghias pakaian.”selang beberapa menit setelah Eleanor aku melihat keanly datang. Memakai gaun biru laut yang membalut tubuh langsingnya, tampil mempesona seperti biasa.
“Nabel! Aku tak menyangka punya sahabat secantik dirimu.”aku mencibir,
“Selalu saja mengejek.”ujarku dengan kesal, Keanly tertawa mendengarnya.
“Ayo aku memasang kalung dan anting.”ujar Keanly menarik diriku mendekat denganya. Tak butuh waktu lama, Keanly sudah selesai dengan tugasnya. Ia memang mahir dengan urusan gaun.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You Is Impossible// h.s & n.h
VampirSemua berawal dari kedatangannya ke Philadelphia negara bagian Amerika Serikat, takdirlah yang membawanya ke tempat tersebut. Mempertemukan dengan sebuah kehidupan lain yang tak pernah gadis itu kira. Semua kejadian tak terduga menghampirinya satu p...