025: The Plan

312 21 1
                                    

BRAK!

Dengan kekuatan penuh, Eleanor mendorong pintu yang menjadi penghalang masuknya kedalam hotel yang di sewa Zayn. Louis yang berada dibalik punggung Eleanor hanya menggeleng tak percaya, ia berfikir bagaimana jika pihak hotel memintanya bertanggung jawab atas kerusakan pintu yang baru saja menjadi korban Eleanor. Seketika pintu terbuka lebar, menampilkan seluruh kegiatan yang sedang dilakukan di dalam.

Louis mendapati punggung yang begitu tegar walaupun ia sendiri tidak tau apakah gadisnya Harry benar-benar kuat atau hanya berusaha menutupi segala kesedihannya. Niall dan Zayn tidak terlihat batang hidungnya, hanya sosok Liam yang sedang terfokus pada televisi, seakan tidak menyadari kedatangan dirinya.

"Louis?" tiba-tiba Nabel memutar tubuhnya yang sedang berdiri menatap Kota Carinaldo dari ketinggian. Louis melangkah mendekati Nabel, lalu berpelukan singkat.

"Kau baik-baik saja?" tau-tau Eleanor menginterupsi pembicaraan mereka, Eleanor memang sudah menganggap Nabel sebagai adiknya. Nabel mengangguk lalu memeluknya erat.

"Apa kita bisa melewati semua ini?" ujar Nabel lirih, Eleanor menuntunnya menuju ranjang, lalu duduk di tepian. Ia menggenggam tangan Nabel, seolah memberikan keyakinan bahwa semua ini berhasil mereka lewati bersama.

"Kapan kita akan menuju tempat Dean?" tanya Nabel, "Nanti, setelah Winstead memberi perintah untuk kita." Lalu Nabel merebahkan kepalanya kepundak Eleanor.

"Di mana Zayn Niall?" Tanya Louis setelah duduk disebelah Liam, Liam menoleh sejenak sebelum kembali menatap tv.

"Mereka bilang ingin bertemu dengan seseorang. Tapi aku tidak tau siapa."

***

Ting!

Denting lift pun, membuyarkan seluruh lamunan gadis berambut coklat. Ditangannya terdapat beberapa botol yang ingin ia berikan kepada seseorang, ia sudah membuat janji dengan seseorang untuk menemuinya.

"Ny. Vanessa." Ujarnya setelah sampai di meja resepsionis, layaknya seorang manusia yang sedang berjanjian dengan kekasihnya, Vanessa memilih untuk bertemu dengan seseorang itu di restaurant, bagi Vanessa bahwa 'dia' yang mencarinya tidak akan berfikir untuk mencarinya di Restaurant.

Seorang Waitress mengantarkannya menuju meja yang telah dipesan sebelumnya, belum terlihat seseorang yang sedang ditunggunya. Lalu setelah beberapa menit berlalu ia melihat seorang pria tinggi datang menghampirinya, lalu ia pun berdiri untuk menyambut.

***

Zayn dan Niall melangkah tergesa, berfikir bahwa ia akan terlambat menemui seseorang itu. Ketika sampai didepan pintu, mereka melambaikan tangan kepada sosok yang telah menunggunya di meja.

***

"Hay Vannie!" suara sapaan yang terdengar jelas, Vannesa tersenyum, kemudian kembali duduk. Pria dihadapannya menatapnya tajam, sekali lagi Vanessa tersenyum tidak merasa terusik dengan tatapan yang membakarnya.

"Well, katakan alasan apa yang membuatmu mengajakku kemari?"

"Ck! Dean, Dean" Vanessa berdecak kesal, kemudian tertawa sumbang.

"Aku punya penawaran baik"

***

"Hay mate!" jai langsung mengangkat wajahnya ketika mendengar sapaan untuk dirinya. Ia langsung mendapat kedua sosok tegap yang sudah duduk di hadapannya.

"Bagaimana?" Jai yang mendengarnya pertanyaan Zayn langsung tertawa. Zayn mengangkat sebelah alis, meminta penjelasan dari Jai.

Jai berdeham, "Kau terlalu serius. Apa kau tidak bisa sedikit relaks?"

About You Is Impossible// h.s & n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang