hope you like it, thanks for reading. but leave comment or anyting.
disamping itu lukisan punggung yang dimaksud, harusnya sih mawarnya dipegang bukan di vas.
C H A P T E R 2 0
Nabel berusaha menghubungi Rose, namun tak satupun panggilannya di jawab. Ia sudah berada disalah satu penginapan yang letaknya tak jauh dari rumahnya dulu, meskipun tidak terlihat seperti hotel lainnya, atau mungkin ini memang rumah yang dialihkan fungsinya menjadi penginapan. Sejak tadi Alice hanya berdiam diri, bahkan saat Nabel bertanya hanya dibalas dengan gumaman oleh Alice. Nabel mencoba sekali lagi menghubungi Rose, namun tetap saja hanya pesan suara
“maaf saat ini aku sedang tidak ada waktu, silahkan tinggalkan pesan.”
“Mum hubungi aku kembali, secepatnya.”
Nabel menhembuskan nafas, setiap tarikan nafasnya begitu terasa menyesakkan dada. Ditambah lagi udara yang sangat dingin, letak rumahnya memang bukan di pusat kota melainkan sedikit di pinggiran.
“Kau mau mengunjunginya?” suara itu tiba-tiba terdengar, Nabel memutar tubuhnya menghadap Alice, ia terus-terus menatap foto ayahnya. Mungkin Alice merasa sangat terpukul kehilangan ayahnya bahkan saat ini ia belum mengenal ayahnya.
“Apa kau tak keberatan?” tanya Nabel hati-hati, Alice mendengarnya sempat terdiam sebelum tertawa.
“Apa alasannya?” nabel hanya mengangkat bahu mendengarnya, kemudian merapikan barang-barangnya. Alice yang melihatnya nampak bingung, “Untuk apa?”
Nabel menghentikan gerakannya, ia mengangkat sebelah alisnya kemudian menatap Alice bingung. “Apanya yang untuk apa?” ia bertanya balik.
Alice menghembuskan nafas, “Kenapa kau merapikan barang-barang mu?”
“Apa ada alasan yang menahan kita untuk tetap disini?”
“Tidak ada.”
“Nanti setelah kita dari pemakaman kita harus kembali ke Philadephia. Tak ada alasan tetap disini bukan?” Nabel tersenyum miris, mengingat beberapa tahun yang lalu ia masih bisa menikmati pemandangan indah disini, pergi memancing bersama ayahnya, melakukan hal-hal konyol bersama ayahnya walaupun hanya sebentar karena tuntutan pekerjaan ayahnya. Nabel tak habis fikir kenapa ibunya tega membiarkan, Nabel dan Alice tidak mengetahui bahwa ayahnya telah pergi. Nabel tau kalau Rose mengetahui bahwa ayahnya telah pergi.
“Ayo!” suara Alice membuyarkan lamunannya, ia meraih kopernya dan berjalan keluar.
“Kenapa mum setega ini?” tanya Alice, nabel mengerjap merasa bingung tapi kemudian ia mengetahui maksud dari perkataan Alice. Nabel berhenti melangkah, membuat Alice melakukan hal yang sama. Nabel menduduki kopernya, pandangannya menerawang jauh. Tak ada kedaraan yang melintas dijalanan, mungkin juga orang-orang akan berfikir dua kali untuk mengunjungi kota tua ini.
“Apa mum melakukan kebohongan demi kita? Demi kebaikan kita?”
Nabel menggigit bibir bawahnya, bola matanya yang memiliki iris coklat menatap Alice lurus. “Tak ada kebohongan demi kebaikan, karena pada akhirnya kenyataan itu akan terbongkar dan akan terasa lebih menyakitkan.”
“Terkadang aku lebih memilih jujur, tak peduli seberapa menyakitkan kenyataan itu.” Sambung Alice, ia tersenyum menatap Nabel.
“Kita harus segara menuju pemakaman.”
***
“Apa yang kalian lakukan?”
“Aku hanya membantunya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
About You Is Impossible// h.s & n.h
VampireSemua berawal dari kedatangannya ke Philadelphia negara bagian Amerika Serikat, takdirlah yang membawanya ke tempat tersebut. Mempertemukan dengan sebuah kehidupan lain yang tak pernah gadis itu kira. Semua kejadian tak terduga menghampirinya satu p...