010: The First way - II

1K 35 0
                                    

C H A P T E R 1 0

Nabel's POV

"jai kurasa kita lebih baik menepi dulu, kau terlihat lelah. Nanti aku yang akan bergantian menyetir." Aku menatap khawatir kearah jai, perjalanan ini sudah memakan waktu dua hari tanpa istirahat. Aku hanya takut bahwa jai akan sakit atau apapun, kita hanya berdua selama perjalanan ini, tentu saja harus menjaga satu sama lain.

"kita menepi dulu tapi habis itu biarkan aku tetap menyentir. Fine?"

"FINE" ucap ku dengan kasar, aku benci ketika seseorang menganggap ku lemah, memang seorang wanita selalu terlihat lemah dimata pria? Sorry that not me.

"aku hanya menginginkan kau tak lelah. Bagaimana sih" jai menggaruk kepalanya ia mengerutkan kening dengan frustasi melihat aku masih mengabaikannya,

"kau mendengar ku?"

"ANABELL GERGOES!" suara teriakan jai membuat ku terlonjak, dia memang gila. Dimobil sekecil ini dengan suara sekencang itu? Untung aku tidak mati tuli.

"kau bisa diam aku ingin tidur. Aku lelah jai." Aku berkata tanpa melihat kearahnya,

"Baiklah." Terdengar suaranya yang melemah, aku tertawa kemenangan dalam tidur ku.

Harry's POV

"lebih baik kau pergi kerumah ku dulu." Ucapku menatap keanly yang mengaduk-aduk coffe yang baru saja dipesan,

"aku khawatir padanya." Ucap keanly dengan hembusan nafas berat,

"aku tau, aku sama dengan mu." Melemparkan sebuah senyuman palsu. Ku akui aku sangat merindukan nabel, aku bahkan baru dua hari tak melihatnya sudah seperti ini. Bagaimana selamanya jika aku hidup tanpanya? She's will be mine. Tekad ku pada diri sendiri.

"harry semuanya sudah aku bayar. Ayo." Aku terkejut menatap keanly yang sudah berdiri dan membayar semuanya,

"kau cepat sekali?" tanyaku pada nya curiga,

"huh. Tadi kau melamun lama sekali. Ya dari pada aku menunggu mu tersadar ya aku membayar semuanya." Ucapnya menuju kebangku disebelahku,

"kau mengajak ku kerumah mu?" ia menatap ku sarkastik,

"yep." Jawabku dengan anggukan,

"apa hanya aku yang tau rumah mu sekaran harry?" senyuman lebar terlihat diwajah milik keanly,

"nope. Abel lebih mendahului mu. Jadi kau orang keberapa yang kuajak kerumah?" aku terkekeh melihatnya mendengus dengan kesal dan mengalihkan pandangannya pada pohon yang berdiri menghiasi jalan. Sebelum kehadiran abel, dulu aku dan keanly berada di satu jhs yang sama, bahkan ia pernah berkata jujur jika dia menyukai ku, tapi aku menolaknya karena memang aku tak memiliki perasaan padanya, dan aku mengajaknya menjadi sahabat. Sahabat yang saling berjauhan maksud ku. Entahlah apa saat ini ia masih menyimpan perasaan yang sama terhadapku.

"finally." Melepas sabuk pengaman yang menjaga tubuhku, aku membuka pintu menuju rumah, udara yang segar dapat kuhirup,

"ayah dan ibu mu sangat pintar memilih rumah." Pengakuan dari mulut keanly terlontar ketika ia melihat rumahku,

"hey mate dari mana-wow siapa ini?" tanya liam dengan terkejut,

"i'm keanly Gowan." Ia memperkenalkan diri didepan liam dengan semangat, jika dani melihat ia sudah marah melihat semangat yang terlihat diwajah nya saat menatap liam,

"liam hutingson." Balas liam dengan senyuman yang tak kalah menakjubkan,

"i know it." Aku keanly dengan malu-malu, liam meninggalkannya dan berjalan kearah niall yang menonton tv.

About You Is Impossible// h.s & n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang