Memulai

578 19 1
                                    

Hari pertama masuk kuliah, Helia tampak senang, karena ini masa-masa yang ia tunggu, selangkah lebih dekat dengan cita-cita yang ia tekuni sejak dulu, menjadi Dokter.
sudah banyak mahasiswa baru berkeliaran disekeliling kampus, masa ospek segera dimulai, Helia sejak dulu sangat membenci masa-masa ospek.

"Hey lo yang disana !" seorang mahasiswa senior berteriak kearah dimana Helia berada. Helia bingung ia melihat kearah belakang tetapi tak ada satu pun orang selain dirinya.

"Aku ka ?" Helia menunjuk dirinya.

"Ia lo, siapa lagi !"

Helia segera berjalan menuju kearah cewek yang meneriakinya.

"Ambil bidang apa lo ?" Tanya cewek senior itu, dengan memasang wajah belagunya, membuat Helia malas menatap wajahnya.

"fakultas kedokteran." dengan santai Helia berbicara ke cewek itu, yang entah namanya siapa, karena cewek itu membelakangi Id card nya.

"Helia Nickolas, itu nama lo ?"

"Iya ka, kok tahu ?" Helia bingung bagaimana dia bisa tahu namanya.

"Jelas gue tau, jelas-jelas nama lo doang yang belum terabsen." cewek itu segera menarik Helia kearah mahasiswi baru yang sudah berkumpul sesuai bidangnya.
Seperti ospek masanya, yang gak jauh-jauh dari kejahilan senior yang sok berkuasa, hal itu yang selalu di benci Helia, baginya ospek seharusnya menjadi pintu gerbang mahasiswa atau anak sekolah baru dalam menapaki dunia sekolah atau perkuliahan, tapi karena adanya senioritas ospek justru berubah menjadi ajang pamer kuasa dari segelintir pihak. Padahal sebenarnya ospek bisa menjadi acara yang sangat menyenangkan bagi anak baru. Tak ada senioritas, tak ada yang namanya mempermalukan diri, atau hal jahil lainnya.

Setiap kali Helia Ospek, hatinya selalu berkata "Senioritas hanyalah omong kosong, yang ada seharusnya yang lebih tua mengayomi yang lebih muda dan yang lebih muda menghormati yang lebih tua."

Helia terbangun dari lamunan, saat seorang cewek menepuk pundaknya.

"Hey, kenalin gue Novi, yang ini temen gue Sifa" dua cewek itu mengulurkan tangannya dengan senyuman manis diikut temannya.

"aku Helia." Helia berbalik senyum kepada mereka.

"Helia, sini lo !" cewek senior itu memanggil Helia, sambil tertawa kecil bersama ke tiga temannya yang berada tepat di sampingnya.

Firasat buruk menghantui Helia, saat melihat ke tiga temannya memegang sebuah kue di tangannya, "A..pa ka ?"

"Karena lo tadi telat dateng, lo bakal gue kasih hukuman." Benar firasat Helia, cewek itu memberi sebuah kue dan juga kado ke padanya.

Helia mengerutkan dahinya, firasat buruk terasa lekat dipikirannya, tapi ia mencoba tenang, "buat aku ka ? kok kakak tau hari ini aku ulang tahun ?"

"OMG.. ini bukan buat lo, ini buat pacar gue, sekarang lo cari senior cowok yang namanya Alan Saputra dia sekarang lagi ulang tahun plus dia lagi anniversary sama gue, and ini, lo jangan lupa tunjukin surat ini ke Alan" ujar cewek itu, dengan nada suara yang bercampuran inggris, membuat Helia sedikit tertawa walau di dalam hati.

"Ta..tapi ka, yang namanya Alan kan pasti gak cuma satu di kampus ini"

"Ya resiko lo, tapi asal lo tau, Alan yang ini beda, dia tampan. satu lagi karena lo juga ulang tahun hari ini jadi gue kasih kado juga deh."

"Kado ?? Kado apa ka ?" Helia tersenyum lebar.

"Gue beri lo kesempatan buat ngerayain ulang tahun bareng Alan" cewek itu, sedikit acuh tak acuh berbicaranya, entah kenapa, tapi yang jelas sebenarnya cewek itu tidak mau Helia merayakan bareng ulang tahunnya bersama Alan. Kekasihnya.

SUN ☀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang