Adityo Putra

369 21 1
                                    

Helia dan Sandra sedang duduk dibawah rumput, ini sebuah tempat kumpul favorit dari sekian anak mahasiswa selain di cafe samping kampus, semua menikmati duduk santai di bawah pohon yang bertempat di belakang kampus, ada yang ngerjakan tugas bersama, ada yang duduk hanya berkumpul-kumpul saja, dan ada juga yang berpacaran.

"Hel, lo udah punya pacar ?" Tanya sandra. Helia yang sedang membaca buku langsung menutup bukunya sambil tertawa kecil.

"Belum, kenapa tanya kaya gitu, lo udah ?" Tanya Helia balik.

"Lagi otw, tapi gak sampe-sampe." Ucap Sandra dengan santai, sambil membaringkan tubuhnya. Helia yang mendengar ucapan Sandra sontak membuatnya tertawa.

"gue nggak liat Sifa sama Novi, mereka kemana ?" Tanya Helia.

"Sifa pulang cepat, Novi kayanya tadi dijemput seorang cowok, pacarnya kali. Pulang yuk udah sore." Ajak Sandra, Helia pun menganggut setuju, tak lama handphone nya berdering.

Tyo Calling...

"Haloo"

"Lagi dimana, gue udah didepan kampus."

"Ngapain ?" Helia memasang wajah bingung, Sandra menatap Helia juga dengan ekspresi aneh, ia menunggu Helia, niatnya Hari ini mereka mau ketoko buku bersama.

"Gue kan niat mau jemput lo, cepet kesini, atau gue yang nyamperin lo, lo dimana ?"

"Lagi dibelakang kampus, yaudah gue__"

Tuttuutu....

Sebelum Helia melanjutkan pembicaraannya, telepon sudah terputus. Dasar Tyo.

"Kayanya kita nggak jadi ketoko buku hari ini deh San." Terselimut raut wajah menyesal saat membatalkan acara untuk pergi ke toko buku bersama Sandra.

"Kenapa ?"

"Gue dijemput."
Helia terkejut saat melihat sudah ada Tyo di hadapannya, secepat itu. Pikir Helia.

"Heh lo cepet banget, kaya super Dede." ujar Helia. Sandra yang mendengar ucapan Helia, membuatnya tertawa geli.

"Super Dede apaan tuh ? Lo m..mau ke toko b..buku biar gue anter." sahut Tyo, nafasnya tidak beraturan menyulitkan Tyo berbicara, sepertinya dia lari untuk menuju ke Helia, pantas saja dia cepat sampai.

"Acara sinetron di MNC, boleh."

"Nihh.." Sandra memberikan sebotol minuman ke Tyo.

Helia yang tersadar akan ke hadiran Sandra, langsung memperkenalkan Sandra ke Tyo, "Oh iya, kenalin ini Sandra"

Dengan sigap Tyo langsung meraih tangan Sandra, "Sandra dewi, Dewi Sandra atau Sandra bullock ?" Ledek Tyo.

"Natasya Sandra Ahmad." Helia mempertegas perkataanya.

"Pasti ayahnya namanya Ahmad ?" Tyo tersenyum jahil menatap Sandra. Sedangkan Sandra dia hanya tersenyum.

"Nggak ! Kakeknya !, banyak nanya lo yo, keburu sore, ayo jadi nganter nggak nih" Helia menarik tangan Sandra, diikuti Tyo tepat di belakang mereka berdua.

Setibanya ditoko buku, Sandra dan Helia berpencar mencari buku sesuai yang mereka inginkan, sedangkan Tyo, ia lebih memilih ketempat sekumpulan comik naruto.
Hampir setengah jam Tyo menunggu, akhirnya ia merasa jenuh lalu berpaling ke Helia yang masih memilih buku, padahal di tangannya sudah ada empat buku yang Helia pegang.

"Yo kebetulan, bantuin bawa." tanpa Tyo menjawab iya, Helia sudah menaruh dua buku ditangan Tyo. "Eh ini satu lagi." kali ini Helia menaruh kamus dari berbagai macam bahasa, tau sendiri kan seberapa tebalnya kamus.

"Heh kamus tebel ini emangnya bakal lo baca, maling dipukul pake kamus ini juga, gue rasa langsung pingsan." Sahut Tyo dengan sedikit merasa aneh dan heran dengan sesosok Helia yang senang sekali membaca.

Helia yang merasa kesal dengan keberadaan Tyo yang bukannya membuat dia konsen membaca, justru membuatnya risih dengan ucapanya, "Tyo berisik, gue mau cari buku satu lagi, tunggu kasir aja sana." Helia pergi meninggalkan Tyo, tidak peduli dengan Tyo yang merasa keberatan saat membawa buku-buku yang akan dibelinya.

"Tyo..Helia mana ?, sini gue bawain" Sandra datang dengan dua buku tentang photografinya.

"Masih cari buku lagi. Gue ngeliat ini buku aja udah mau gumoh, tebel banget, lo liat kan San." Tyo menunjuk buku yang paling tebal ke Sandra.

Helia tiba-tiba datang dengan dua tangan yang berada di pingganya, dan menatap Tyo tajam-tajam, "Apa lo mau ngomong apa ?" Ujar Helia menatang, tapi tidak ada perlawanan dari Tyo, dia justru sibuk melihat nominal harga di layar kasir.

Dua buku milik Sandra, satu comik milik Tyo dan lima buku milik Helia, semua sudah dibayarin sama Tyo.

"Sering-sering ya yo anter gue ketoko buku." dengan rasa tidak berdosa Helia berbicara seperti itu.

"Ogah, rugi gue beli satu comik doang diskonan lagi, eh ngebayarin setumpuk buku tebel lo itu, seharusnya gue udah dapet berpuluh-puluh comik." Tyo ngedumel di sepanjang jalan, walau Helia tahu perkataanya hanyalah candaan.

Hari semakin malam, setelah mengatar Sandra sampai rumahnya, lalu Tyo melanjutkan untuk mengantar Helia. Didalam perjalanan Helia fokus membaca buku menghilangkan jenuhnya karena terjebak macet, sesekali ia menengok kearah kaca mobil, melihat lampu yang mengkhiasi gedung-gedung di kota Jakarta.
"Hel, Sandra suka photografi ya ?" Tanya Tyo tiba-tiba.

Helia merasa sedikit curiga dengan pertanyaan Tyo kali ini, pikiran negatif kini menghantuinya, jangan-jangan Tyo suka sama Sandra.

"Kurang tau yo, dia nggak pernah cerita, kenapa lo suka sama dia ?" Helia menatap Tyo bertanya-tanya walau hatinya tiba-tiba merasa sesak saat Tyo bertanya seperti itu, entah kenapa.

"Nggak." Tyo menjawab dengan singkat, matanya tetap fokus menyetir. Mendengar jawaban Tyo, hatinya mulai merasa tenang.

"Yo makasih banyak ya, lo selalu ada buat gue, dan yang terpenting lo masih inget sama gue, terus kebiasaan gue juga." Ujar Helia sambil memberikan senyuman manis ke arah Tyo yang sedang menyetir.

Tyo tertawa, "iyalah jelas, gue kan sayang sama lo."

Keadaan langsung hening seketika, hanya terdengar suara AC mobil yang menyalah, bibir Helia terbujur kaku, ia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa, hatinya berdebar. seribu pertanyaan ada di fikirannya saat ini, apa benar Tyo sayang sama dirinya ? Kalau benar, Helia pun merasakan hal yang sama dengannya.

"Kok diem ? Emang lo nggak sayang sama gue..." Tyo memalingkan pandangannya ke arah Helia. Helia sendiri masih terdiam membisu, "... Heh..yang namanya sahabat itu, ya saling sayang satu sama lain, lo lupa, itu kan kata-kata lo saat kita masih kecil." Sambung Tyo.

Sahabat ? Jadi lo sayang sama gue hanya sekedar sahabat ? Helia mencoba tersenyum walau kenyataannya pahit, yo tapi kali ini gue ngerasa perasaan gue beda sama lo, gue juga nggak tahu sejak kapan gue bisa ngerasain hal yang berbeda ini. Tyo masih memandang Helia, Helia sendiri pun langsung tersadar dan segera memecahkan keheningan sesaat ini, "iya gue juga sayang sama lo, sahabatku." Ujar Helia sambil mencubit lengan Tyo.

"Makasih My Sun." Tyo memegang tangan Helia, walau hanya beberapa detik, lalu Tyo kembali fokus menyetir.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, walau sebenarnya Helia ingin bertanya, kenapa Tyo ingin menjemputnya, tetapi ia urungkan, Helia lebih memilih mendengarkan musik kesukaan mereka berdua sejak kecil westlife - season in the sun sampai tanpa sadar Helia tertidur dengan pulasnya.

"Lo kenapa gak nanya kenapa gue jemput lo ? Gue jemput lo karena gue kangen lo Hel. Sifat lo yang gak pernah berubah membuat gue semakin semangat, lo juga terlihat tambah cantik pakai kacamata, gue kangen ngelakuin hal-hal kecil kaya dulu, walau gue baru sadar hal kecil itu ternyata berarti buat gue sekarang." batin Tyo. Ia menyelimuti tubuh Helia dengan jaket yang ia kenakan, mengelus lembut rambut Helia dan sesampainya dirumah Helia, Tyo menggendong Helia sampai kekamar Helia, lalu pamit pulang ke bunda dan ayah Helia.

☀☀

Foto diatas itu Tyo, nggak kalah ganteng kan sama Alan. Vote dan comen kalian berarti banget buat penyemangat :)

SUN ☀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang