Hari sabtu, hari yang berbau mistis soal cinta bagi kaum anak muda, karena menjelang malam minggu.
Kalau orang seperti Helia paling hanya berdiam diri dikamar, dengerin musik, baca buku, sekalinya bosan pun ia keluar nemenin Rena beli baju."bun semalam..." Helia yang belum sempat berbicara sampai akhir, tiba-tiba Rena menyambung ucapan Helia.
"Ciecie..semalam yang abis digendong kaya putri salju." Rena yang baru turun dari kamar langsung memotong pembicaraan Helia. "Udah ka sikatttt." ujar Rena, dengan ciri khas ucapannya yang sok tahu.
"Sikat ? Sikat gigi maksud kamu. Udah ah gue mau berangkat" Helia langsung berpamitan ke Bunda tanpa, mendengarkan jawaban dari Rena.
"Ih dia mah gak ngerti-ngerti soal cinta, makanya belajar sama adiknya. Heh, mata kuliah cuma satu aja getol banget, pengen ketemu aa Tyo ya ?" Ledek Rena.
Helia langsung memberhentikan langkah kakinya sebelum ia masuk mabil, "Emangnya kamu tau apa tentang cinta, pacar aja gak punya !" Teriak Helia dan langsung masuk mobil bersama Pak Jiman, supir pribadinya yang sudah menunggunya dari tadi.
"Enak aja, aku punya, emangnya kakak." Rena berteriak sekencang mungkin agar Helia mendengar ucapannya.
"Pacar-pacar sekolah yang bener, nggak ada pacar-pacaran, kamu nggak boleh punya pacar sebelum kakak kamu punya pacar." Bunda memperingati keras ke Rena.
"Bundaa mas..saa.." Rena langsung terdiam, mengurungkan niatnya untuk berbicara lagi, karena Rena tau jika ia menjawab pembicaraan Bundanha, yang ada Rena semakin di ceramahin.
☀☀☀☀
Benar yang dibilang Rena hari sabtu mata kuliah hanya satu, mungkin banyak dari sekian mahasiswa yang tidak hadir, tapi orang seperti Helia mana bisa kaya gitu, Helia nggak akan pernah bolos soal pendidikan.
Sebenarnya mata kuliah hari ini berlangsung pukul sembilan, tapi Helia sudah tiba pukul delapan, ini karena insiden yang dibuat Rena yang semakin hari semakin jadi soal pakar cintanya, alhasil Helia melanjutkan sarapan di kantin, sambil menunggu Novi datang. Helia sudah menelepon Novi untuk dateng lebih awal, untuk menemeninya."Rajin banget udah dateng jam segini ?" Tegur seseorang cowok yang tiba-tiba muncul menaruh semangkuk mie rebus dan segelas teh hangat didepan Helia.
"Tyo.. lo kaya nggak tau gue aja." ucap Helia santai, tanpa melihat muka cowok itu, karena sibuk membalas pesan dari Novi.
"gue bukan Tyo, boleh duduk disini kan ?" cowok itu sekarang duduk berhadapan dengan Helia.
Sontak Helia cukup terkejut saat melihat sesosok cowok yang cukup keren dengan kaos bola, disertai topi dikepalanya, so cool, cowok itu adalah Alan.
"Oh maaf kak, silakan, aku kira... "
"Nggak apa-apa kok, yang lo maksud itu Adityo Putra ?" Tanya Alan sambil menyuap mie instan yang ia belinya.
Helia mengangguk,"iya kak, dia teman kecil aku, kakak kenal dia juga ?" Helia menyedot segelas teh hangat sisa ia sarapan tadi.
"Iya gue teman futsal dia, sekaligus kakak kelas dia saat SMP sampai SMA dan sampai sekarang juga kita sering main futsal bareng. Oh iya, Tyo kenapa nggak satu jurusan sama lo aja ?" Tanya Alan.
"Ohh gituu.. mungkin Tyo bosen soal yang bersangkutan dengan dokter, kan kedua orang tuanya dokter, makanya dia lebih memilih jurusan hukum." Ujar Helia.
Alan mengangguk mengerti. sebenarnya ini pertanyaan bodoh menurut Helia, jelas-jelas mereka sering main bareng, pasti Alan tahu dong kenapa Tyo ngambil jurusan lain, dibandingkan fakultas kedokteran.
![](https://img.wattpad.com/cover/43857314-288-k312745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN ☀
Fiksi RemajaHelia, cewek kutu buku, yang super cuek dalam segala hal apapun, bahkan ia tidak tahu bahwa ada seorang cowok yang terkenal super tampan dikampusnya menyukainya. "kamu akan selalu jadi matahariku. Helia." ujar Tyo "lo cewek pertama yang buat gue str...