Eighteen

531 20 0
                                    

Helia Nickolas, kata bundanya ,arti dari nama Helia itu berasal dari bahasa latin yang artinya sinar matahari dan Nickolas itu nama belakang ayah, Adrian Nickolas.

Ya..entah kebetulan atau namanya yang meresap di jiwanya, Helia memang menyukai sinar matahari, cukup aneh sih sinar matahari kan panas ? Iyalah panas kalo kita berdirinya di siang hari bolong, tapi coba lihat dari sisi dimana sinar matahari baru terbit dan terbenam sebuah pemandangan indah yang tak ternilai harganya yang tuhan berikan, hal itu patut untuk kita syukuri.

Di saat matahari terbit sinar yang dipantulkan merubah awan menjadi berwarna merah ke orange hingga matahari terbit sepenuhnya lalu menerangin awal hari, sedangkan saat matahari terbenam pun tak kalah indahnya, justru Helia lebih senang menatap Sunset dibandingkan Sunrise, karena warna awan yang tadinya biru seketika berubah menjadi jingga ke orange sampai awan kembali berubah menjadi gelap, lalu munculah bulan disertai bintang-bintang yang bersinar indah.

☀☀☀☀

Happy birthday too you
Happy birthday too you
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday Helia

Setelah Helia pulang dari kuliah perasaannya yang tadinya kesal berubah menjadi bahagia, Helia bahagia saat dikamarnya penuh orang yang ia sayangi, ada ayah, bunda, Rena, dan Tyo dan kedua orang tua Tyo, Tyo adalah teman sejak ia kecil di Jakarta.
kamar Helia pun penuh dengan balon warna warni.

"Make a wish dong ka ?" Saran Rena.

"Untuk kue kedua, aku berharap tahun esok semua tetap sama seperti sekarang, kebahagian ini, kasih sayang ini, keluarga yang utuh, mungkin kesuksesan dikampus ini." batin Helia.

Mereka satu persatu memberi kado dan sebuah kecupan manis yang tak asing dari kedua orang tuanya.

"Happy birthday ya Hel ?" Sapa Tyo, tangannya menjulur memberikan kado yang ia bawa untuk Helia.

Helia mengerutkan dahinya lalu memukul Tyo dengan kado yang diberikannya, "Tiga belas tahun gak ketemu, sekalinya ketemu lo cuma ngucapin happy birthday yo ? Keterlaluan." Helia tersenyum tipis sambil memutarkan kado yang cukup kecil yang diberikan Tyo.

"Miss you my sun." Bisik Tyo, sambil memeluk Helia dengan erat. Helia pun membalas pelukan Tyo dengan erat, karena Helia juga merasa kangen dengan sahabat kecilnya itu.

mereka sudah sahabatan sejak lahir, orang tua Tyo dan Helia adalah rekan kerja bundanya Helia, kedua orang tua Tyo adalah seorang Dokter begitu juga Bundanya Helia, Helia lahir selisih dua minggu dengan Tyo, rumah mereka bersampingan, mereka selalu berangkat sekolah bareng saat SD dan juga bermain bersama, sampai tiba saatnya Helia pindah ke Bandung di kelas tiga SD karena tugas ayahnya yang berprofesi mengkontrol sebuah perusahaan dari satu, ke perusahaan lainnya di setiap daerah, terutama di Bandung, dan sampai saat itulah mereka jarang bertemu.

"hah ? Dasar gak pernah berubah selalu manggil gue Sun." ledek Helia.

"Karena lo akan selalu jadi matahari gue, Helia." sejak kecil Helia bak seperti matahari, bersinar terang dan hangat, dengan prestasi yang mengagumkan dan selalu mendapatkan ranking satu, Helia pintar dalam semua mata pelajaran, bahkan saat nilai Tyo yang jelek pun, bisa berubah menjadi bagus, gara-gara Helia yang selalu memaksa Tyo untuk belajar, dan akhirnya Tyo menuruti semua kemauan Helia, sampai akhirnya Tyo menjadi pintar juga, sama halnya seperti Helia, bahkan kadang mereka mengadu ranking agar menjadi juara kelas, walau tetap saja Helia yang mendapatkan ranking satu, dan Tyo selalu diposisi dua.

Helia tersenyum, "memangnya sampai detik ini, belum ada Sun yang lain di hidup lo, selain gue ?" Tanya Helia untuk memastikan, apakah Tyo sudah memiliki kekasih saat ini.

Tyo tertawa sambil mengacak-ngacak lembut rambut Helia, "emm, belum." Ucap Tyo, pandangan sekarang kearah segelas air sirup di hadapannya, lalu dia meminumnya, "...sekali pun ada, lo akan selalu jadi matahari buat gue Hel." Sambungnya lagi.

Helia tersipu malu, bagaimana bisa setelah tiga belas tahun tidak bertemu, tapi Tyo selalu menganggapnya sebagai matahari buatnya.

"makin cantik deh lo, kalo pakai kacamata gitu." gombal Tyo, karena sejak terakhir Tyo bertemu Helia, Helia tidak pernah memakai kacamata.

"Jelas." ledek Helia, sambil tersenyum ke arah Tyo.

Kamu berubah yo, tapi tidak dengan hati kamu.

☀☀☀☀

Hari ini cukup melelahkan dan juga begitu bahagia bagi Helia, Hampir seharian Helia mengenang masa kecilnya bersama Tyo.

Helia membaringkan tubuhnya sejenak, sambil memandangi foto Helia dan Tyo saat masih kecil, foto itu diambil saat Helia ingin pergi ke Bandung. Helia cukup asing melihat Tyo yang sudah berajak dewasa seperti dirinya, wajahnya kini terlihat lebih tampan, manis, ditambah lagi badannya yang sekarang lebih tinggi darinya, badan nya yang terlihat berisi pun Tyo semakin terlihat lebih cool.

Dulu Helia sempat suka dengan Tyo gara-gara temen sekelasnya sering mengejek Helia dan Tyo pacaran, karena mereka berdua sangat dekat, padahal mereka dekat pun karena, mereka sering belajar bersama, tapi itu hanyalah cinta monyet, walau kenyataannya setiap ada Tyo jatung Helia berdebar dengan kencang.

"Hayo ngelamunin ka Tyo ya ?" Rena tiba-tiba muncul seperti hantu.

"Punya sopan santun gak sih kamu ?" Helia memukul tangan Rena, merasa sedikit kesal dengan sikap adiknya yang selalu masuk kamarnya tanpa mengetuk pintu.

"Aduh sakit kakak, iya maaf. Kak yang namanya Tyo ganteng juga ya ?"
Helia hanya terdiam, walau kenyataanya itu memang benar.

"Kenapa kakak gak pacaran aja sama ka Tyo ?" ujar Rena dengan santai.

"Heh, kakak beda sama kamu, yang gampang nerima orang begitu saja."

"Udah gak usah kebanyakan mikir kak, aku lihat kayanya ka Tyo juga suka sama kakak, dari tatapannya." Ledek Rena sambil menunjukan tatapan Tyo ke Helia.

"Ihhh anak kecil sok tahu banget, pergi-pergi sana" Helia menarik tangan Rena agar pergi dari kamarnya.

"Liat aja pasti kakak bakal suka sama ka Tyo, jangan nyesel ya kak kalo kak Tyo keburu diambil orang." teriak Rena dari balik kamar Helia.

 Heran tuh anak semakin hari kenapa makin nyeselin ya. Batin Helia.

Helia membuka kado yang diberi Tyo, sebuah kado yang tidak terlalu besar, dengan rasa penasaran Helia segera membukanya. Terlihat sebuah Dream catcher berwarna hitam dibolanya dan warna biru, kuning dan pink di bagian bulunya, sebuah kado istimewa yang Tyo berikan, Helia tersenyum melihat dream catcher itu sambil memutar-mutarkan yang tergantung di tangannya, tanpa Helia sadari di kotak kadonya masih terdapat surat,

 Niatnya gue mau kasih kado yang berhubungan dengan matahari atau sejenis warna yang terang seperti matahari, tapi yang gue dapet malah dream catcher ini, tapi gue beli kado ini ada artinya loh, gue pengen lo seperti bulu-bulu yang mengelilingi bola hitam itu artinya gue pengen lo selalu ceria walau hati lo lagi mumet atau apalah, dan semoga ini bisa buat lo selalu mimpi indah ya Sun, kalo bisa sering-sering mimpiin gue.

lagi-lagi Helia tersenyum saat membaca surat dari Tyo, "Dasar dari dulu lo bisa aja buat gue senyum-senyum sendiri, dan kenapa lo sekarang lebih tampan yo ? buat gue semakin.... ah sadar Hel sadar." Helia berbicara sendiri sambil menepuk-nepuk kedua pipinya, agar tidak menghayal yang tidak-tidak.


A/N : MOHON MAAF UNTUK CHAPTER SELANJUTNYA SUDAH AKU PRIVATE, SILAKAN FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU UNTUK KEMBALI MEMBACA CERITA MELANJUTNYA. terimakasih :)

SUN ☀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang