Riddle

284 15 0
                                    

Ini, hari pertama Helia menjalani hubungan bersama Alan, entah bagaimana pertanyaan Sifa, Novi dan Sandra jika mereka tahu Helia dan Alan sudah pacaran, entah bagaimana semua orang akan membicarakan dirinya jika ia sudah sampai kampus, jelas Alan adalah mahasiswa yang cukup terkenal, ketampanan dan prestasinya, rasanya cukup aneh jika Alan lebih memilih cewek seperti Helia. Helia hanya seorang kutu buku, penampilannya pun begitu sederhana tidak lupa kacamata yang selalu ia pakai, beda dengan cewek-cewek lain yang penampilannya begitu menawan.

Masih pagi buta, Helia sudah dibangunkan oleh deringan handphone nya.

Alan Calling...

Helia mengambil ponselnya, ditekan tombol hijau dengan keadaan setengah sadar, matanya pun masih meram, itu karena semalam ia tidak bisa tidur memikirkan bagaimana kedepannya ia bersama Alan.

"Bangun sayang, solat dulu sana !" Alan bersuara sangat lembut.

"Emm, iya." Helia menjawabnya pun masih dalam keadaan tidur.

"Helia ? Sunrise akan segera muncul, kamu nggak mau liat ?" Alan mencoba meledek Helia.

Helia langsung terbangun, ia melihat jam bekernya yang menujukan pukul lima pagi, tanpa berpikir panjang ia langsung kekamar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu, tanpa menjawab telepon dari Alan.
Alan yang tidak lagi mendengar suara Helia dari sebrang sana akhirnya memutuskan teleponnya.

Wanita ?? pasti lagi dateng bulan. Pikirnya, Alan memutuskan untuk mengirim pesan ke Helia.

From Alan

Selamat pagi pacarku, benerkan lo udah jadi pacar gue ?, semalam gue nggak tidur, gue takut kalo ini semua mimpi. Jangan lupa sarapan dan gue akan jemput lo nanti.

Setelah semuanya sudah selesai, Helia baru teringat bahwa yang tadi membangunkannya adalah kekasihnya. Alan. Raut wajah Helia berubah merona saat membaca pesan dari Alan, senyum kecil dan hati yang begitu senang pun muncul begitu saja.

Ya.. Helia baru merasakan apa itu cinta, pagi ini pertama kali ia diucapkan dan dibangunkan seseorang, selain alarm dan ketukan pintu atau teriakan dari bundanya.
Rasanya benar-benar beda, seakan cinta membuatnya semangat menjalani kesehariannya, ia tersadar bahwa semua ucapan adiknya. Rena, memang benar.

Helia menuruni anak tangga dengan raut wajah yang tidak biasanya. Ia begitu terlihat bahagia, dengan penampilan yang sedikit berbeda kali ini. Rambutnya terlihat keriting di bagian bahwanya, ia juga memakai lipstik tipis berwarna pink di bibirnya yang kecil, tak lupa kacamata hitamnya yang selalu ia pakai, Helia sangat terlihat manis, ia sudah siap untuk pergi kuliah dengan Alan, yang sudah menunggunya sejak tadi.

Helia tersenyum melihat Alan yang asik berbicara dengan bundanya, sambil menyiram tanaman kesayangannya yang selalu dirawat bundanya.

Helia berjalan menemui Alan dan bundanya, "Tante anaknya cantik banget." Ujar Alan, saat menatap Helia.

"Iya dong bundanya kan juga cantik." ledek bunda.

"Apaan sih !" Helia memukul lengan Alan. "Bun, Helia berangkat dulu." Helia menyalimi tangan Bundanya, diikuti Alan, tepat dibelakangnya.
"Jangan ngebut Al." Tegur Bunda.

"Iya Tante, assalammuallaikum"

☀☀☀☀

Helia menarik nafas panjang, apa jadinya jika semua orang tahu Alan pacaran dengannya, matanya mulai was-was, hatinya mulai nggak karuan, sepertinya Helia masih teroma jika ada yang membicarakan dirinya, dan soal Keyla waktu melabraknya berhasil membuatnya trouma.

"Hel.. jangan pernah mendengarkan kata orang lain, ini soal cinta, soal rasa, mereka pasti paham kok." Alan turun dari mobil, dan membukakan pintu mobil untuk Helia, dipeganglah jemari-jemari manis Helia, beberapa dari mahasiswa lain, melihat kearah mereka berdua, ini bagaikan adegan romantis Edward Cullen dan Bella Swan di film Twilight saat pertama kali mereka datang kekampus sebagai sepasang kekasih, semua mata benar-benar tertuju padanya, tapi Alan terlihat berjalan santai, beda dengan Helia yang merasa malu ketika semua mata tertuju padanya.

SUN ☀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang