Awal

438 19 1
                                    

"Helia ?" Teriak Novi dari kejauhan sambil melambaikan tanganya ke arah Helia.

Helia tersenyum, "Hey Nov, kenapa ?"

"Happy birthday ya." ujarnya sambil memeluk Helia dan memberikan sebuah kotak kecil untuknya.

"Thanks." Helia tersenyum manis, lalu membuka kado yang di berikan Novi.
Ternyata isinya sebuah gelang, kata Novi gelang itu tanda persahabatannya, dan dia bilang Sifa juga sudah memakai gelang itu. Helia benar-benar merasa senang, di awal masa kuliahnya di Jakarta justru dia mendapatkan sahabat baru.

Hari ini masih hari ospek yang terakhir, sungguh Helia ingin buru-buru hari ini cepat berlalu. Seperti biasa semua mahasiswa baru berkumpul sesuai bidangnya, karena hari terakhir ospek, jadi semua senior juga ikut berkumpul bersama.

"Oh jadi ka Alan senior kita ? Tampan ya Hel." Sifa mencolek lengan Helia yang tepat berada di sampingnya. Helia hanya menjawab dengan mengangkat sebelah bahu, entahlah walau ia sendiri juga tahu Alan tampan, tapi Helia tidak ada rasa suka sedikit pun ke Alan, tidak seperti orang-orang yang selalu memuji ketampanan Alan.

Helia menatap mata semua anak baru, dan benar saja matanya semua tertujuh pada Alan yang sedang berbicara singkat mengenai materi kedokteran, dan Helia rasa semua mahasiswa tidak mendengarkan apa yang diucapkan Alan, paling mereka hanya menatap Alan seolah mengerti padahal sebenarnya mereka hanya menatap ketampanan Alan tanpa pedulikan apa yang dibicarakan Alan.

"coba kamu kesini, gue liat lo merhatiin gue, tapi bibir lo nggak bisa diem, coba ulangi apa yang gue ucapkan tadi." tegur Alan saat melihat cewek itu sedang menatapnya sambil berbisik-bisik ke teman sebelahnya.
Cewek itu hanya diam menunduk. Alan menujuk kearah semua mahasiswa baru dan benar saja apa yang dikata Helia, masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Semua tidak bisa menjawab dengan tepat.

"Coba lo yang di belakang, jelasin apa yang gue omongin !" kali ini Alan menunjuk kearah Helia untuk menjelasin apa yang Alan bicarakan.

"Aku ka ?" Ujar Helia.

"iya lo, Helia." Alan mempertegas kata Helia nya, semua mata saat itu tertuju pada Helia, sontak mereka semua bertanya-tanya dengan cara berbisik antar satu sama lain, entah itu di depan Helia atau dibelakang Helia,

"ka Alan tau nama dia ?"

"gak mungkin banget ka Alan tau nama tuh cewek, paling dari daftar nama absen."

Dan blablabla~~

Helia yang mendengar percakapan mereka antar satu sama lain, hanya bisa menanggapin cuek, Helia benar-benar tidak peduli dengan apa yang meraka bicarakan soal dirinya.

Helia yang mengetahui dirinya yang di tunjuk segera membicarakan ulang apa yang di katakan Alan, dengan santai, tidak peduli disekelilingnya masih pada membicarakan dirinya.

"Apa cuma Helia yang dengerin pembicaraan gue ? Dari sekian banyak orang disini, apa yang lagi kalian pikirkan ?, ini baru awal, apa lagi jika dosen yang berbicara, apa yang kalian dapat, hanya buang-buang waktu dan uang saja." Tegas Alan.

"Lo tampan sih kak, jadi bikin nggak fokus semua orang." Seseorang berteriak keras dari kejauahan.

Alan melirik heran, "Tyo ?" Tersimpul senyum di ujung bibirnya.

Helia juga sedikit terkejut dengan ke hadiran Tyo, sahabat kecilnya itu, bahkan Helia juga baru mengetahui ternyata Tyo pun kuliah disini, bersama dengannya, tapi kenapa Tyo tidak pernah bercerita ?

Keadaanya yang baru saja hening menjadi ribut kembali saat kehadiran Tyo mendekati Alan, sebuah pemandangan indah mungkin dari sebagian kaum hawa. jelas gimana nggak indah, dua cowok ganteng tepat dihadapan mahasiswa yang rata-rata kebanyakan cewek. Bagaikan lolipop besar yang digerubungi anak-anak kecil tetapi tidak bisa dimakan karena ukurannya yang terlalu besar dan tinggi, tahu sendiri kan gimana kalau anak kecil sudah melihat lolipop.

SUN ☀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang