Sandra mulai sibuk membantu Tyo dalam acara pameraan pemotretannya, ia dan Tyo memutuskan untuk memamerkannya di cafe samping kampus, karena cafe disana lahannya memang cukup luas diarea tengah, pemilik cafe sengaja memberikan lahan yang dialasi rumput hijau itu untuk disewakan dalam acara apapun.
Kondisi Tyo semakin hari semakin memburuk, Tante Lily dokter ahli kanker yang merawat Tyo, sekaligus mamah dari Alan, kewalahan menanganin Tyo, yang tidak mau beristirahat, bahkan Tyo seolah sudah tidak mempedulikan penyakitnya, yang dia pedulikan hanya tetap berusaha menyelesaikan pamerannya.
"Taruh dimana yo ?" Sandra memegang hasil foto karya Tyo yang terlihat begitu indah.
Tyo hanya menujukan tempat mana yang cocok untuk ditaruh foto itu."Tyo..kamu istirahat dulu ya sayang." kecupan sang mamah membuat Tyo menunduk dan tersenyum kecil memandang mamahnya yang selalu sabar mengurusnya.
Tuhan, kenapa kau memberikan aku cobaan ini, bahkan aku belum sempat membahagiakan kedua orang tuaku.
☀☀☀☀
Hari ini Helia berangkat begitu pagi, ia benar-benar ingin bertemu dengan Sandra ataupun Tyo untuk menjelaskan kertas yang ia temukan dibuku Sandra.
"Sandra mana ?" Tanya Helia ke Deny yang tidak biasanya datang pagi.
"Belum dateng ?" Ucap Deny.
Dikelas hanya ada dirinya, Deny dan ketiga temannya Deny yang entah dari jurusan apa, akhirnya Helia memutuskan untuk keperpustakaan, dari pada harus bergabung dengan Deny.
sudah hampis satu jam Helia membaca buku di perpustakaan, dilihatnya pukul 07.45 dikit lagi mata kuliah akan segera dimulai, Helia berjalan menuju koridor untuk sampai kekelasnya, dengan pikiran yang tidak karuan, begitu juga rasa kesal di hatinya.
Sesampainya dikelas, Helia melihat bangku Sandra masih kosong.
"Sandra mana ?" Tanya Helia, ke Sifa dan Novi yang sepertinya sudah menunggunya sejak tadi."Gue pikir lo sama Sandra." Ucap Sifa.
Helia melihat jam tangannya masih tersisa lima belas menit lagi, ia segera lari ke kelas Tyo."Hel lo mau kemana ?.. Hel ?" Teriak kedua sahabatnya itu. Tapi Helia tidak hiraukan.
Helia berlari, menurunin anak tangga tanpa takut jatuh sekali pun, sampai langkah kakinya terhenti, ia melihat Alan bersama sekumpulan teman-temannya. Hari ini Helia tidak membalas atau mengangkat telepon dari Alan, ia sengaja melalukan itu karena ia tidak ingin Alan tahu bahwa dirinya saat ini sedang mencari tahu soal Tyo, ia nggak mau Alan sakit hati atau ada kesalah pahaman.
Mata Helia terus memandangi Alan yang tidak pergi-pergi, sampai ke beruntungan datang padanya, ia melihat salah satu teman Tyo yang sering kumpul bersama Tyo.
Helia segera memberhentikan langkah kaki anak cowok itu, yang lebih tinggi darinya, "Tunggu..tunggu, lo anak Hukum ?" Tanya Helia.Cowok itu mengangguk, "kenapa ?"
"Temen Tyo ?" Tanya Helia kembali, lagi-lagi cowok itu hanya menganggukan kepalanya, "Tyo masuk kuliah nggak ?" Tanya Helia dengan memberikan senyuman manis, agar cowok itu tidak menatapnya takut.
"Tyo kan lagi minta cuti kuliah selama dua minggu ini." Ujar cowok itu.
Dua minggu ? Untuk apa selama itu ? Lagi-lagi Helia berpikir tidak karuan. "Thanks ya." Ucapnya kecowok itu. Ia berjalan kembali kekelasnya dengan bayangan yang aneh-aneh di pikirannya.
"Hel, lo kenapa ?" Tanya Novi, saat melihat muka Helia yang begitu murung.
Helia memberikan buku dan surat yamg terdapat dibuku itu ke Novi dan Sifa."Buku itu milik Sandra, dan surat itu ada didalam bukunya." Ucap Helia pelan.
Novi dan Sifa mengusap pundak Helia pelan, "mungkin ini bukan Tyo, mungkin saja hanya kebetulan nama yang sama, bisa jadi adik atau saudara Sandra." Ujar Sifa mencoba menenangkan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUN ☀
Teen FictionHelia, cewek kutu buku, yang super cuek dalam segala hal apapun, bahkan ia tidak tahu bahwa ada seorang cowok yang terkenal super tampan dikampusnya menyukainya. "kamu akan selalu jadi matahariku. Helia." ujar Tyo "lo cewek pertama yang buat gue str...