Kapal pesiar sudah ada didepan mata untuk kami naiki menuju karimun jawa. Aku tercengang melihat keindahan alam yang disuguhkan didepan mataku. Ini benar-benar mencuci mata dan pikiranku. Terimakasih untuk tante Shinta yang memberikan kesempatanku untuk melihat ini semua.
Dalam kapal pesiar ada dua orang yang aku pikir adalah pasangan muda yang tengah honeymoon. Terlihat dari aura bahagia meraka yang terpancar dari wajahnya. Mereka juga terlihat mengumbar kemesraan didepan semua orang. Aku jadi iri melihat dua orang yang sedang jatuh cinta terlihat begitu bahagia.
"Kenapa lo liat dua orang disana mulu?" tanya Revan yang ternyata memperhatikanku. Aku tersenyum dan menjelaskan semua pikiran yang ada dikepalaku.
"Kenapa harus cemburu sama mereka kan kita juga bentar lagi menikah" aku menaikan alis mendengar apa yang dilontarkan oleh Revan.
"Yah jika kita terus melakukan pertunangan pura-pura ini" ucapku sambil memutar bola mata.
"Dan kenapa kita terus melanjutkan pertunangan pura-pura ini" ia mengedipkan sebelah matanya menggodaku.
"Ayolah kita lihat air yang begitu indah didepan mata kita dan berhenti bicara mengenai masalah yang tak kunjung menemukan jalan keluarnya" ungkapku menunjuk hamparan air yang ada didepan mata.
Tak berapa lama pasangan yang sudah membuatku iri berjalan kearah kami. Perempuan yang mengenakan celana pendek dan kemeja putih kebesaran terlihat tersenyum pada kami. Sedangkan laki-laki disampingnya tampak menempel terus pada si perempuan seperti enggan berjauhan walau satu centi.
"Hai gue Nabila dan ini suami gue Raka kita lagi honeymoon, kalian juga?" ucap perempuan yang kini ada dihadapanku. Aku enggan menjawab pertanyaan dari perempuan ini jadi kubiarkan Revan yang mengambil alih semuanya.
"Ya kita juga lagi honeymoon, gue Revan ini istri gue Audry" aku melotot padanya dan ia hanya tersenyum jahil sambil merangkul pundakku mendekat kearahnya.
"Wah gak nyangka ada pasangan pengantin baru juga disini" ucap perempuan yang mengaku bernama Nabila girang. Aku hanya tersenyum canggung karena merasa bersalah baru saja membohongi pasangan ini.
"Lo nginep dimana?" kini laki-laki yang dikenalkan oleh istrinya angkat suara. Ia melirikkan tatapannya pada Revan jadi aku memutuskan untuk diam. Revan menyebutkan nama penginapan yang sudah dipesankan oleh tante Shinta. Laki-laki itu bilang itu juga tempat penginapannya. Nabila kini tampak lebih girang ia bahkan memegang tanganku dan bilang senang sekali punya teman selama honeymoonnya kini. Aku melongo karena tak percaya bahwa Nabila senang karena aku satu penginapan dengannya karena bukankah jika seseorang sedang honeymoon hanya ingin bersama pasangannya. Ah sudahlah lagipula aku tak peduli toh belum tentu kami bertemu lagi.
Kapal pesiar yang kami tumpangi tampak berjalan lambat. Dermaga sudah terlihat didepan mata. Aku memekik takjub melihat keindahan alam yang disuguhkan oleh karimun jawa. Ini tempat yang sangat indah.
Dengan bantuan Revan aku turun dari kapal pesiar. Pasangan suami istri baru tadi juga mengikuti kami dari belakang. Mereka bilang akan menuju penginapan dan ingin pergi bersama kami.
Setelah cek in kami berpisah dengan pasangan muda yang sangat membuatku iri dengan kemersraannya. Tunggu tadi aku melihat Revan hanya membawa satu kunci tak mungkin kan aku tidur bersamanya. Kami bukan suami istri dan kenapa hanya satu kamar yang dipesan tante Shinta.
"Hanya satu kamar?" tanyaku dengan kening berkerut. Revan dengan senyum jahatnya tersenyum padaku. Aku protes dan bilang aku tak mau satu kamar dengannya tapi ia hanya mengangkat bahu dan bilang itu kemauan mamahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You, My Partner
RomancePertemuan yang tak pernah di duga berakhir menjadi sebuah takdir dari dua hati yang awalnya saling tak suka.