kecewa

14.5K 536 6
                                    

Pagi ini tak seperti pagi biasanya, semua orang di kantor sibuk untuk menyiapkan acara penyambutan CEO baru. Kecuali aku

"Re gue udah tau nama CEO baru itu, namanya..."
"STOP! gue ngk peduli dengan CEO baru itu dan gue ngak mau berurusan dengan dia" ujarku marah memotong ucapan Mita

"elo kenapa sih lagi PMS ya?" aku hanya diam memendam amarah dan tak mengubris pertanyaan yang di lontarkan Mita.

"Re cerita sama gue kalau lo ada masalah" ucap Mita lagi yang masih penasaran dengan sikapku akhirnya aku menceritakan kejadian seminggu yang lalu.

"jadi gini, seminggu yang lalu mama gue telfon.." Mita tau semua tentang kehidupan ku, hanya dia lah yang menjadi pendengarku

FLASH BACK

"Hallo ini siapa?" Siapa sih nelfon malam-malam gini ganggu orang aja tau ngak.

"Refanya" jawab penelfon di ujung sana yang kedengaran tak asing lagi.

"mama" mataku hampir keluar mendengarnya, ini benaran mama sungguh baru pertamakali ia menelfonku.

"iya ini mama. Mama ada di Jakarta dan ingin ketemu kamu, mama ingin ngomong sesuatu sama kamu nak" mama ingin ketemu sama aku, ada apa ini? Persaanku tidak enak.

"baiklah, dimana mama ingin kita ketemu?" aku harap bukan di rumah ini.

"di Restoran, nanti mama email kan alamat nya, selamat malam" wah makan enak nih.

"selamat malam" apa yang mereka rencanakan, ah mungkin persaanku saja lebih baik aku tidur.

~~~

Ini dia lestoran yang mama bilang. Aku mengedarkan pandangan keseluruh ruangan lalu seorang pelayan menghampiriku.

"permisi, anda yang bernama Refanya Calista? Anda di tunggu di ruangan VIP di lantai atas" hah kenapa pakai ruangan VIP segala, ya sudah lah.

"mari saya antar" ucap pelayan tersebut, aku hanya mengangguk mengikuti pelayan tersebut.

"Silahkan duduk" ucap mama setelah aku sampai di rungan yang terbilang cukup besar ini.

"papa dimana ma?" Ucapku pertama untuk memulai percakapan yang akan menjadi canggung ini.

"papa mu sebentar lagi akan datang" pintu pun terbuka menampakkan sesosok pria yang tegap meskipun sudah berumur dia lah papaku dengan senyum lebarnya ia langsung menghampiri kami dan duduk di sebelah mama. Aku heran meskipun aku jarang melihat mereka berdua tapi aku tau ada yang mereka sembunyikan dan juga kenapa di setiap sudut terdapat pengawal papa.

"langsung saja, apa yang kalian inginkan" ujarku sinis dengan menatap tajam keduanya.

"Ah kau selalu tau meskipun kami sudah bersikap biasa saja" ucap papaku.
kan benar apa yang ku bilang.

"Kami ada masalah besar dan harus melibatkan mu, kamu mau kan membantu kami fanya" kenapa disaat susah kalian mecariku hah menyebalkan

"masalah besar apa hingga kalian membutuhkan ku?" Masalah apa sih hingga mereka membutuhkanku, aku jadi was-was.

"perusahaan papa hampir bangkrut dan membutuhkan suntikan dana dari teman papa tetapi dia tidak ingin memberikannya secara cuma-cuma karena zaman sekarang tidak ada yang namanya gratisan"

APA!!!

"jadi apa maksud kalian? kalian ingin menjualku? Kalian pikir aku ini boneka setelah kalian beli dan menyimpanku di dalam kotak setelah itu kalian jual kembali saat kalian tak punya apa-apa. orang tua macam apa kalian" aku tak menyangka akan seperti ini.

"Tenang Refanya bukan seperti itu, kami tidak berniat menjualmu kami hanya ingin menjodohkan mu" menjodohkan apa kalau seperti ini.

"itu sama saja, lebih baik aku tak di anggap dari pada aku harus menikah dengan om-om gila itu" orang tua macam apa mereka demi uang mereka menjualku hah lebih baik aku pergi dari sini.

"Pengawal tahan dia" apa-apaan papa ini dia ingin menahanku, demi perusahaan nya ia mengorbankan aku.

"lepaskan aku" dua pengawal tersebut behasil menahanku pegangannya cukup kuat wajar saja badan mereka besarnya dua kali lipat dari tubuh ku.

"kalian tak bisa menahanku begitu saja" bagaimana ini aku tidak ingin ikut bersamaa mereka.

"baik lah kami tidak akan menahan mu tapi kami akan selalu mengawasimu, sekali saja kamu mencoba kabur kami akan menahanmu dan pemimpin pratama group akan senang karena memiliki istri sepertimu" aku cukup terkejut mendengar kata terakhir yang ia ucapkan, bukan kah itu kantor tempatku bekerja aku cukup syok mendengarnya. Mereka akhirnya melepaskan cengkramannya dari tanganku yang sudah membiru.

Aku pun pulang di antar salah satu supir Rayhandoko, kalian tau kan aku tak ingin memanggilnya papa setelah kejadian tadi dan sebut saja aku anak durhaka dari pada aku di jual olehnya.

FLASH BACK OFF

"Jadi seperti itu Mit" ucapku sambil menangis.

"sudah lah jangan nangis lo kan belum tau sifat Damian kayak gimana" siapa lagi tu yang di sebut ama Mita aku mengernyit binggung menatap Mita.

"CEO baru di kantor ini ayo kita siap-siap bentar lagi mulai acaranya" ujar Mita lagi. Tunggu aku harus mencerna ini, siapa tadi namanya Damian ya!
CEO baru berarti pemilik perusahaan pratama group

JADI!!!

Astaga lebih baik aku pulang saja tiba-tiba perut ku mulas setelah mengetahui pemilik perusahaan ini.

"Mita gue pulang aja yah tiba-tiba perut ku sakit, aku akan izin dulu" kenapa jadi gini sih aku bekeringat di ruangan ber AC.

"gue antar lo pulang yah" tawar Mita, dia emang sahabat terbaikku.

"ah ngak usah lo kan harus hadir di acara pergantian CEO, nanti gue pulang naik taxi aja bye Mit" aku tak ingin merepot kan nya dia banyak membantuku selama ini.

***

Vote dan comment nya di tunggu loh biar semangat ngelanjutin ini cerita

Love Me BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang